Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Jakarta

'Aku Nggak Punya Uang' Tri Rismaharini Usungan PDIP Menyerah Sebelum Bertarung di Pilkada Jakarta

Belakangan, Tri Rismaharini malah memberi sinyal mengangkat bendera putih alias menyerah.

Editor: Ansar
warta kota
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memberikan sinyal tak maju di pertarungan Pilkada DKI Jakarta. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memberikan sinyal tak maju di pertarungan Pilkada DKI Jakarta.

Padahal sebelumnya, Mensos Risma ramai dikabarkan akan maju ke Pilkada Jakarta 2024.

Jika maju di Pilgub DKI Jakarta, Risma berpotensi berhadapan dengan kader Partai Golkar hingga Nasdem.

Nama Tri Rismaharini dimunculkan oleh PDIP untuk ikut meramaikan Pilkada Jakarta.

Belakangan, Tri Rismaharini malah memberi sinyal mengangkat bendera putih alias menyerah.

Padahal, banyak tokoh nasional memperebutkan kursi DKI 1.

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jakarta, Pantas Nainggolan menilai nama Risma layak diperhitungkan karena sudah teruji memimpin kota Surabaya.

Selain itu, Pantas juga menyebutkan nama lain yakni Mantan Panglima TNI Andika Perkasa dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Pantas mengungkapkan salah satu kata kunci PDIP mencari sosok pemimpin adalah berpengalaman dan teruji.

Selain itu, Pantas juga menyebut nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat

Ahok dan Djarot merupakan eks Wakil Gubernur dan Gubernur Jakarta, sedangkan Risma merupakan eks Wali Kota Surabaya.

"Salah satunya adalah Pak Ahok. Pak Ahok kan sudah pernah menjadi wakil gubernur dan Gubernur DKI jakarta, itu menjadi salah satu sumber penilaian. Termasuk juga di antaranya misalnya seperti Pak Djarot Saiful Hidayat," papar Pantas di program Kompas Petang, Sabtu (27/4/2024).

Risma Beri Sinyal Bendera Putih

Menteri Sosial Tri Rismaharini pun angkat bicara mengenai namanya pada Pilgub Jakarta 2024.

Risma memberi sinyal mengangkat bendera putih alias menyerah.

Risma mengaku tidak memiliki modal uang maupun keberanian.

Selain itu, Risma tidak berani maju dalam Pilkada Jakarta karena tanggung jawab yang besar sebagai kepala daerah.

"Yang pertama aku enggak punya uang, satu. Yang kedua itu tadi. Apa namanya? Aku enggak berani. Enggak berani aku ngomong. Bahkan, ngomong pengin kalau enggak berani, untuk menjadi pengin, itu aja enggak berani. Karena, ya itu tadi, risikonya berat. Berat sekali. Berat sekali. Teman-teman mungkin enggak percaya. Aku ngomong kok aneh ya?" ujar Risma di kantor Kemensos, Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Risma mengatakan dulu dirinya juga sempat enggan saat dicalonkan menjadi Wali Kota Surabaya.

Menurut Risma, menjadi pemimpin di sebuah daerah bukanlah pekerjaan mudah karena memiliki tanggung jawab yang berat.

"Enggak ada. Saya harus ngulang berapa kali ya? Coba lihat. Saat saya awal jadi wali kota, jadi orang nomor satu di suatu daerah itu tidak mudah. Begitu disumpah, itu tanggung jawabnya bukan hanya di dunia. Kenapa? Saya tidak mau, kenapa? Ya saya tetap manusia punya kekurangan ya," tutur Risma.

Risma mengaku takut memiliki kekurangan saat menjadi seorang kepala daerah.

"Saya tidak mau, ternyata saya punya kekurangan, saya tidak bisa menyelesaikan masalah mereka. Itu yang saya takut. Karena itu saya tidak berani ngomong ya atau tidak," pungkas Risma.

Analisa Pengamat

Pengamat politik Zaki Mubarak menilai Risma juga dianggap sosok populer dan memiliki elektabilitas cukup tinggi untuk bersaing dengan kandidat lainnya.

Apalagi, Eks Wali Kota Surabaya itu punya pengalaman panjang memimpin suatu wilayah.

“Tentu ini menjadi tantangan berat bagi PDIP, sehingga nama-nama figur yang populer dimunculkan untuk menandingi beberapa kandidat yang sudah beredar, yang elektabilitas dan popularitasnya tinggi,” ujarnya.

Meski demikian, pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini ragu Risma bisa menandingi nama-nama beken di atas.

Sebab, popularitas dan elektabilitas Risma saat ini sudah jauh menurun tak seperti saat politikus senior PDI Perjuangan ini masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

“Bu Risma di Surabaya memang mencetak beberapa sejarah penting dan dianggap sebagai tokoh paling berhasil. Namun, terus terang saya ragu karena bu Risma sekarang bukan yang dulu jadi Wali Kota Surabaya,” tuturnya.

“Performanya sudah mulai turun sejak menjabat menteri. Tidak ada terobosan penting, bahkan namanya tidak banyak muncul di media massa,” tambahnya menjelaskan.

7 Bakal calon gubernur Jakarta

Sejumlah nama turut memanaskan bursa bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Partai Golkar yang telah membeberkan tiga kandidat kuat maju di Pilkada DKI. Mereka adalah mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Mantan Bupati Tangerang Ahmad Zaki dan Wakil Ketua Umum Golkar Erwin Aksa.

Partai NasDem dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga telah mengajukan sosok yang bakal maju di Pilkada DKI.

Selengkapnya berikut deretan partai yang telah mengajukan nama untuk maju dalam Pilkada DKI 2024.

Golkar Ajukan Tiga Nama: RK hingga Erwin Aksa

Partai Golkar telah mengajukan tiga nama untuk maju dalam Pilkada DKI yaitu Ridwan Kamil, Ahmed Zaki, dan Erwin Aksa.

Ketiga nama itu pun ditegaskan sendiri oleh Ahmad Zaki setelah menghadiri pengarahan bagi bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Sabtu (6/4/2024).

"(Selain saya) ada Pak Ridwan Kamil, Pak Erwin Aksa. Hanya tiga," tuturnya.

Zaki mengungkapkan setelah diberi surat tugas oleh DPP Golkar, tiap individu wajib melakukan kegiatan untuk meningkatkan popularitasnya di masyarakat DKI Jakarta.

Kemudian, masih ada pula survei dari internal Golkar untuk mengevaluasi elektabilitas ketiga nama.

"Kader yang diberikan (surat) tugas itu wajib melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan popularitas baik itu individunya maupun partai Golkar," katanya.

Kendati sudah mengajukan nama, Zaki mengatakan dalam Pilkada DKI mendatang, Golkar wajib melakukan koalisi dengan partai lain lantaran hanya meraih 10 kursi di DPRD Jakarta.

Zaki menjelaskan penjajakan koalisi tersebut bakal dilakukan oleh Partai Golkar sendiri dan bukan oleh bakal calon.

"Kalau untuk Jakarta (penjajakan koalis) dilakukan DPP," pungkasnya.

NasDem Pertimbangkan Ahmad Sahroni
Partai lain yaitu NasDem pun telah membeberkan sosok yang masuk dalam bursa cagub DKI Jakarta.

Dia adalah Bendahara Umum (Bendum) NasDem, Ahmad Sahroni.

Bahkan, Ketua Umum NasDem, Surya Paloh sudah meyakini bahwa Ahmad Sahroni menjadi sosok calon terkuat untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta.

Keyakinan Paloh ini disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem DKI Jakarta, Wibi Andrino.

"Tentu Bang Sahroni salah satu calon kuat untuk Jakarta," kata Wibi, Selasa (2/4/2024) dikutip dari Kompas.com.

Kendati demikian, Wibi menegaskan NasDem belum memutuskan bahwa Ahmad Sahroni benar-benar akan dicalonkan dalam Pilgub DKI Jakarta.

Di samping itu, Nasdem juga masih harus membahas arah dukungan bersama PKS dan PKB sebagai mitra koalisi.

“Masih berproses insya Allah setelah lebaran kita jumpa lagi,” kata Wibi.

Di sisi lain, terkait pernyataan Paloh, Ahmad Sahroni tidak mau berandai-andai terlebih dahulu.

Dia menegaskan baru bakal maju menjadi cagub DKI Jakarta jika sudah ada perintah dari partai.

"Enggak, enggak maju. Kecuali ada kertas dari Ketua Umum, maju Pilgub DKI. Lha ini nggak ada," katanya saat berada di Gedung Merah Putih KPK, Jumat (22/3/2024).

PSI Jagokan Grace

Sementara, PSI juga telah menyiapkan nama untuk berkontestasi dalam Pilkada DKI Jakarta yaitu Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie.

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP PSI, William Aditya Sarana.

William mengungkapkan pertimbangan PSI memilih Grace lantaran memperoleh suara terbesar di Pileg DPR RI.

Kendati demikian, Grace sebenarnya sebagai nama alternatif lantaran Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep belum memenuhi syarat batas usia untuk maju sebagai cagub.

Baca juga: Disinggung Maju Cagub DKI Jakarta, Ahmad Sahroni Keceplosan Sebut Nama Anies Baswedan

"Selain mas Kaesang, kami juga ada sosok sis Grace. Sis Grace itu suaranya terbesar di Jakarta Barat dan Jakarta Utara," kata William pada 28 Maret 2024 lalu dikutip dari Tribun Jakarta.

Seperti diketahui, jika merujuk pada UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, syarat usia untuk maju menjadi cagub adalah 30 tahun.

Sedangkan, usia Kaesang baru menginjak usia tersebut pada 25 Desember 2024.

Padahal, Pilkada DKI Jakarta bakal digelar pada November 2024 mendatang.

PKB Usulkan Nama Menaker dan Ketua DPW DKI

Kemudian, PKB pun telah mengusulkan dua nama kadernya untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 yaitu Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dan

Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas.

Ida Fauziah dan Hasbiallah Ilyas ini merupakan caleg PKB dari dapil Jakarta yang berhasil lolos ke DPR RI di Pemilu 2024 ini.

"Kalau PKB untuk DKI banyak stok, ada anggota DPR RI terpilih Jaksel Bu Ida Fauziah, ada ketua DPW PKB yang juga terpilih jadi anggota DPR RI di Jaktim Pak Hasbiallah Ilyas, ada nama-nama besar lainnya."

"Setidaknya minimal dua itu lah yang akan mewarnai DKI Jakarta dari PKB," kata Hasanudin

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul "PSI Ngebet Dorong Kaesang Pangarep Jadi Cagub DKI Jakarta, Tapi Ada Ganjalan, Apa?

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved