Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penanganan Stunting di Sulsel Rendah, Bahtiar Baharuddin: Harusnya Tahun Ini Sudah 14 Persen

Hal ini menyita perhatian Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Musrenbang tingkat provinsi, Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Selasa (30/4).

tribun.timur.com
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat menghadiri Musrenbang tingkat provinsi di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (30/4/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Persoalan stunting masih jadi tantangan Pemprov Sulsel.

Prevalensi stunting Sulsel berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencapai angka 27,4 persen.

Padahal target angka stunting berada di kisaran 14 persen pada tahun ini.

Bahkan angka stunting ditargetkan hilang jadi 0 persen pada tahun depan.

Hal ini menyita perhatian Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin dalam Musrenbang tingkat provinsi di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Selasa (30/4/2024).

"Atensi presiden seperti stunting, kita masih tinggi 27 persen, padahal harusnya tahun ini 14 persen," jelas Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin.

Pj Gubernur Sulsel Bahtiar meminta stakholder terkait mampu merencanakan langkah strategis.

Baca juga: Kampanye Atasi Stunting, 10 Ribu Anak se-Sulsel Makan Telur Serentak

Apalagi target Presiden Joko Widodo mampu mengentaskan masalah stunting di 2025.

Langkah turun langsung memastikan kebutuhan gizi anak dan ibu hamil jadi salah satu opsi.

"Silakan sesuaikan perencanaanya karena perintah presiden di tahun depan sudah harus 0 persen," ujar Bahtiar.

"Ini harus diselesaikan bersama-sama dengan kebersamaan kabupaten/kota. Karena yang memiliki alam dan manusia adalah kabupaten/kota," lanjutnya.

Saat ini, Pemprov Sulsel memang masih aktif dalam kampanye menakan angka stunting.

Terbaru, Pj Ketua PKK Sulsel Sofha Marwah kampanye makan telur setiap hari bagi anak balita dan ibu hamil.

Baca juga: Tangis Haru Erna dan Nurlinda Ibu Hamil 6 Bulan di Sinjai Dapat Hadiah Umrah Kapolda Sulsel

Dari Kabupaten Wajo, Sofha Marwah melaunching kampanye dengan makan telur serentak bersama 10 ribu balita dan 10 ribu ibu hamil beberapa waktu lalu.

"Mungkin akan ada intervensi karena kita tahu stunting yang ada di Sulsel sudah sangat tinggi, 27,4 persen. Sedangkan Nasional kita ditargetkan 14 persen."

"Memang agak berat, tapi kita yakin stunting di Sulsel bisa turun. Salah satunya dengan program ini, dulu ada gemar makan ikan, sekarang gemar makan telur," jelasnya.

Sofha pun berharap agar anak-anak maupun ibu hamil untuk bisa makan telur dua kali sehari.

Termasuk bagi ibu hamil, sehingga gizi terpenuhi dan mencegah stunting bagi anaknya kelak.

Dinas Sosial mengikuti pencanangan gerakan peduli stunting (Gadis) 2024 dan Kampanye Makan Telur oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan secara daring di aula rumah jabatan Bupati Luwu, Kelurahan Pammanu, Kecamatan Belopa Utara, Selasa (23/4/2024).
Dinas Sosial mengikuti pencanangan gerakan peduli stunting (Gadis) 2024 dan Kampanye Makan Telur oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan secara daring di aula rumah jabatan Bupati Luwu, Kelurahan Pammanu, Kecamatan Belopa Utara, Selasa (23/4/2024). (dok pribadi)

Kasus Stunting Maros

Sabanyak 500 orang warga PKH Maros mengikuti gerakan makan telur di Lapangan Pallantikang, Senin (22/4/2024).

Bupati Maros Chaidir Syam mengatakan makan telur ini merupakan upaya mensosialisasikan gerakan peduli stunting.

"Ini salah satu intruksi dari Pj gubernur untuk memberingati hari bumi," katanya.

Mantan ketua DPRD ini menyebut peserta yang ikut makan telur merupakan penerima PKH.

"Pesertanya seluruh penerima dari PKH kita, mulai dari anak hingga ibunya," sebutnya.

Telur yang disiapkan sebanyak 700 butir.

Chaidir menyebut ada berbagai upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Maros.

Salah satunya program orang tua asuh atau gempur stunting.

Bupati, Wakil Bupati hingga Sekda menjadi orang tua asuh bagi anak penderita stunting.

Mereka harus memenuhi kecukupan gizi anak selama tiga bulan penuh. Baik itu susu, telur, dan nutrisi lainnya.

Sementara itu Kepala Dinas Maros Muhammad Yunus mengatakan angka stunting di Maros mengalami peningkatan.

Tahun ini mencapai 3.000, tahun 2022 ada 3.700 dan 2023 ada 2.700.

Penyebabnya kata dia, Maros masih perlu meningkatkan pentingnya pencegahan stunting.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi dan istrinya Dewi Andi Rian saat membagikan paket bantuan untuk stunting di Alun-alun Kota Sinjai, Kamis (25/1/2024) siang.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi dan istrinya Dewi Andi Rian saat membagikan paket bantuan untuk stunting di Alun-alun Kota Sinjai, Kamis (25/1/2024) siang. (Tribun-Timur.com)

“Kita sukses dipenanganannya, karna tidak ada kematiaan karna stunting, tapi yang perlu kita tingkatkan adalah pencegahannya agar tidak ada kasus stunting baru,” ucapnya.

Ia mengatakan paling banyak yang menderita stunting adalah mereka yang melakukan pernikahan dini.

“Organ rerproduksinya belum siap untuk melahirkan,” imbuhnya.

Kasus Stunting Jeneponto

Sebagai upaya penurunan angka stunting di tingkat kabupaten, Pemda Jeneponto menggelar kegiatan "Aksi 3 Rembuk Stunting," pada Senin (25/03/2024).

Percepatan penurunan angka stunting merupakan program nasional yang membutuhkan dukungan luas dari berbagai pihak dan unsur terkait.

Oleh karena itu, kegiatan rembuk stunting terus digalakkan di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto.

Kegiatan ini berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati Jeneponto dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait.

Dalam sambutannya, Bupati Jeneponto menekankan pentingnya kolaborasi serius dan komitmen lebih besar dari semua pihak dalam menangani masalah stunting.

Beliau mengajak untuk membangun sinergi dan kerja sama yang efektif antara Pemerintah, Swasta, dan seluruh elemen masyarakat.

Pemda Jeneponto berkomitmen untuk meningkatkan upaya penurunan angka stunting melalui program-program yang terukur dan terarah.

Selain diskusi, kegiatan ini juga melibatkan penandatanganan komitmen bersama untuk mendukung upaya penanggulangan stunting.

Partisipasi aktif dari berbagai pihak diharapkan dapat memberikan dampak positif yang besar dalam menangani permasalahan stunting di Kabupaten Jeneponto.

Dengan adanya "Aksi 3 Rembuk Stunting" ini, diharapkan dapat memberikan dorongan baru dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Jeneponto serta mendorong terciptanya generasi muda yang sehat dan berkualitas.

Pj Bupati Jeneponto menegaskan bahwa pihak yang tidak mendukung program ini akan dievaluasi.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved