Mahfud MD Enggan Jawab Peluang Gabung Kabinet Prabowo-Gibran : Nanti Kontroversial!
Jika pun ia akan memberikan jawaban, Mahfud MD menyatakan bahwa pertanyaan tersebut harus diajukan oleh orang yang tepat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Profesor Mahfud MD, menolak untuk memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dari media mengenai kemungkinan masuknya dirinya ke dalam kabinet menteri Prabowo-Gibran yang akan datang.
Mahfud MD memilih untuk tetap bungkam dan menyatakan bahwa ia tidak ingin menjadi pusat kontroversi di mata publik.
Jika pun ia akan memberikan jawaban, Mahfud MD menyatakan bahwa pertanyaan tersebut harus diajukan oleh orang yang tepat.
Namun, ia menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai siapa orang yang dimaksud.
"Wah itu (soal gabung menteri kabinet) nanti yang tanya harus orang tertentu, biar nggak kontroversial," kata Mahfud saat ditemui awak media usai acara Halal Bihalal IKA UII di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Minggu (28/4/2024).
Lebih lanjut, Mahfud juga menyatakan sejauh ini belum ada rencana pertemuan dengan presiden maupun wakil presiden terpilih, Prabowo-Gibran.
Baca juga: Pemkot Makassar Mulai Gaungkan Program Prabowo-Gibran, Danny Siapkan Makan Gratis saat Nobar di CPI
Kata dia, seluruh proses dan dinamika politik setelah Pilpres 2024 dan ketetapan KPU RI sudah mengalir seperti biasanya.
"Enggak ada (rencana pertemuan dengan Prabowo), ngalir-ngalir aja," tukas dia.
Nasib Anies Baswedan
Anies Baswedan kini menjadi calon terkuat Partai Nasdem di Pilkada Jakarta 2024.
Pasalnya, kader lain yang mendapat rekomendasi Partai Nasdem untuk maju di Pemilihan Gubernur Jakarta dinilai belum mampu menandingi kekuatan usungan partai lain.
Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh pun disebut mulai menawarkan ke Anies Baswedan untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai, Anies Baswedan bakal menerima tawaran Partai Nasdem itu.
Menurut Adi Prayitno, pilihan ini mungkin akan diambil Anies jika tidak mendapatkan tawaran jadi Menteri dalam Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Saya kira Anies akan terima tawaran itu kalau sudah tidak ada panggung politik lain. Misalnya tidak ada peluang jadi Menteri," kata Adi Prayitno kepada Kompas.com, Minggu (28/4/2024).
Adi Prayitno berpandangan, butuh pertimbangan yang mendalam bagi bekas Calon Presiden (Capres) RI itu untuk menerima tawaran dari Partai Nasdem.
Pasalnya, kandidat Cagub Jakarta yang diisukan maju pada Pilkada serentak 2024 ini diisi nama besar dan didukung oleh Partai besar.
Misalnya, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang tengah dipertimbangkan maju di Jakarta oleh Partai Golkar.
Selain itu, ada juga nama Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dan eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkara yang disebut akan didukung oleh Partai Demokrasi Indonesi Perjuangan (PDI-P).
"Tentu butuh pertimbangan matang bagi Anies untuk terima tawaran itu, karena lawan politiknya relatif kuat.
Misalnya RK (Ridwan Kamil) yang punya nama besar atau Risma dan Andika Perkasa yang katanya akan diusung PDI-P," kata Adi Prayitno
Diberitakan, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengungkapkan, Anies Baswedan merupakan tokoh yang menjadi prioritas utama bagi Nasdem untuk dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024.
Selain Anies, ada juga Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni dan Ketua DPW Partai Nasdem DKI Jakarta Wibi Andrino yang berpeluang diusung sebagai cagub DKI Jakarta.
"Ya prioritas Mas Anies, top priority. Yang kedua ada Ahmad Sahroni, ada Wibi Andrino, habis itu yang lain-lain, kita lihat nanti," kata Willy di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (27/4/2024).
Willy mengatakan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sudah menawarkan Anies untuk kembali maju sebagai cagub DKI melalui partai tersebut.
Namun, hingga kini Nasdem masih menunggu jawaban Anies yang menurutnya masih butuh waktu untuk mempertimbangkan tawaran tersebut.
Willy mengatakan, Nasdem pun tidak masalah apabila Anies menolak tawaran untuk menjadi cagub DKI Jakarta.
"Jadi apa pun keputusan Mas Anies kita support karena beliau adalah aset politik di dalam baik Jakarta maupun nasional. Kita tunggulah bagaimana sikap Mas Anies sendiri," kata Willy.
Nasdem juga sudah menjalin komunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mencalonkan Anies.
Menurut Willy, kerja sama politik di antara Nasdem, PKS, dan PKB dapat menjadi modal kuat untuk memenangkan Anies pada Pilkada 2024.
"Sebagai sebuah hal yang sifatnya brainstorming sudah (dibahas pencalonan Anies). Tapi di level teknis belum karena memang sikap Nasdem sendiri menunggu apa yang menjadi keputusan politik dari Mas Anies," ujar Willy.
Ketika dikonfirmasi soal tawaran tersebut, Anies mengaku ingin rehat setelah menyelesaikan rangkaian Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Sekarang kita rehat dulu," kata dia singkat.
Nasib Ganjar beda
Adi Prayitno mengatakan, nasib Ganjar Pranowo usai pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan bergantung pada PDI-P.
Diketahui, Ganjar merupakan capres Pilpres 2024 yang diusung kubu PDI-P.
Namun, ia dan pasangannya, Mahfud MD, kalah dengan menduduki perolehan suara ketiga.
“Nasib Ganjar tentu sangat tergantung partai, PDI-P. Apakah ada penugasan lain setelah kalah pilpres,” ujar Adi kepada Kompas.com, Sabtu (27/4/2024).
Adi menyebutkan bahwa PDI-P merupakan partai politik yang paling sentral menentukan langkah politik dan karier politik kadernya, termasuk Ganjar.
“Secara personal, Ganjar harus mampu merawat stamina politiknya agar terus berada di orbit politik. Minimal terus jadi perbincangan di pentas politik nasional,” tutur Adi.
Adi menambahkan bahwa Ganjar akan menjadi oposisi bagi presiden dan wakil terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, apabila PDI-P juga oposisi.
“Ganjar jelas tergantung PDI-P. Kalau PDI-P oposisi, Ganjar pasti oposisi juga,” kata Adi.
Sementara itu, lanjut Adi, Anies Baswedan memiliki daya tawar yang berbeda daripada Ganjar.
Anies merupakan capres Pilpres 2024 yang diusung Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Anies agak berbeda. Sekalipun tak berpartai, Anies masih punya pesona elektoral, setidaknya bagi Nasdem yang mempertimbangkan Anies maju pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta.
Itu artinya, Anies masih potensial dicarikan panggung politik oleh Nasdem,” kata Adi.
Selain itu, menurut Adi, Anies memiliki pemilih tersendiri, terutama dari pemilih Islam kota dan kelompok kritis anti-pemerintah.
“Tinggal Anies berpikir agar pesona politiknya terus terawat. Tanpa itu sulit bagi Anies dilirik partai,” ucap Adi.
Pilpres 2024 dimenangkan oleh pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan 96.214.691 suara.
Prabowo-Gibran juga telah ditetapkan sebagai presiden-wapres terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Sementara itu, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengantongi 40.971.906 suara.
Selanjutnya, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghimpun 27.040.878 suara.(*)
Sosok Irfan Yusuf Politisi Gerindra Calon Kuat Menteri Haji dan Umrah, Kader NU Cucu Hasyim Asyari |
![]() |
---|
Prabowo Malu Usai Noel Kader Gerindra Ditangkap KPK Kasus Korupsi |
![]() |
---|
Profil Gus Irfan Kader NU Pernah Bantu Prabowo di Pilpres 2019 Tunggu Restu Jadi Menteri Haji |
![]() |
---|
Calon Kuat Menteri Haji dan Umrah, Kepercayaan Prabowo Dampingi Sebelum Jadi Presiden |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Immanuel Ebenezer Eks Tukang Ojol Melonjak Rp12,8 M dalam 3 Tahun, Mahfud MD Heran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.