Pilpres 2024
Prabowo Subianto Presiden Terpilih, Titiek Soeharto atau Selvi Anada Jadi Ibu Negara?
Persoalan siapa yang akan menjadi Ibu Negara jika Prabowo Subianto jadi Presiden selalu dipertanyakan setiap kali Prabowo jadi Capres.
TRIBUN-TIMUR.COM - Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI menetapkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024 - 2029 melalui rapat pleno, di kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).
Penetapan pasangan nomor urut 2 pada Pilpres 2024 itu sebagai pasangan terpilih dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi atau MK menolak seluruh gugatan diajukan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Prabowo dan Gibran akan dilantik pada 20 Oktober 2024.
Prabowo menjadi presiden dengan status duda sebab dia cerai dengan Titiek Soeharto pada tahun 1998 setelah mereka membina rumah tangga selama 15 tahun, sejak tahun 1983.
Dari pernikahan itu, mereka dikarunai 1 anak bernama Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit Hediprasetyo (40).
Namun, menjadi pertanyaan sekarang, siapakah jadi ibu negara jika Prabowo menjabat presiden?
Persoalan siapa yang akan menjadi Ibu Negara jika Prabowo Subianto jadi Presiden selalu dipertanyakan setiap kali Prabowo jadi Capres.
Syarat untuk menjadi Ibu Negara haruslah istri kepala negara.
Tak bisa istri Wapres jika presidennya duda atau masih jomblo.
• Doa Partai Pengusung Anies - Muhaimin di Pilpres 2024 untuk Prabowo-Gibran, Jokowi Disinggung
Jika pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming terpilih, maka Selvi Ananda tak bisa jadi Ibu Negara, kecuali jika Gibran Rakabuming menjadi Presiden RI menggantikan Prabowo Subianto.
Pada tahun 2013, jelang Pilpres 2014, politisi Partai Gerindra Fadli Zon sempat bicara soal Ibu Negara jika Prabowo Subianto jadi Presiden RI.
"Kalau kita percaya jodoh ada di tangan Tuhan, jadi kalau ibu negara persoalan pribadi. Jadi, apakah nanti ada ibu negara atau tidak saya kira itu persoalan mudah," jelas Fadli Zon saat diskusi di Gedung DPR RI, di Jakarta, Senin (2/9/2023).
Dikutip dari Grid.id, Prabowo ternyata idamkan sosok ini untuk jadi ibu negara.
Sosok yang diidamkan Prabowo Subianto itu ternyata bukan Titiek Soeharto.
Baca juga: Tanda-tanda Prabowo dan Megawati Bakal Bersatu, Kini Gerindra dan PDIP Akur Bahas Pertemuan
Sebuah postingan dari akun TikTok @sospolku yang menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen menampilkan kakak Prabowo Subianto, Hasyim Djojohadikusumo, sedang berada dalam sebuah sesi wawancara.
Dia diajukan pertanyaan mengenai calon ibu negara jika Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden RI ke-8. Jawabannya ternyata mengejutkan.
Hasyim dengan tegas menyatakan bahwa ada orang lain yang akan menjadi ibu negara bersama Prabowo Subianto.
"Nggak! Ada nama lain," kata Hashim dengan tegas.
Baca juga: Prabowo Tolak Potongan Tumpeng Pertama Titiek Soeharto saat Ulang Tahun, Tunjuk Sosok Lain
Hasyim mengungkapkan bahwa nama calon ibu negara yang akan mendampingi Prabowo bukanlah Titiek Soeharto.
"Namanya pertiwi," lanjut Hashim.
"Ibu pertiwi."
"Bukan Titiek."
Hasyim bahkan mengulangi pernyataannya beberapa kali, menegaskan bahwa bukan Titiek yang akan menjadi ibu negara.
"Ibu pertiwi," katanya.
"Namanya ibu pertiwi."
"Jodohnya Pak Prabowo itu ibu pertiwi."
Setelah mendengar jawaban tersebut, pewawancara terlihat tersenyum dan mungkin merasa bahwa jawaban tersebut cukup menarik.
Melihat reaksi itu, Hasyim terlihat tidak senang dan segera menanggapi pewawancara yang masih terus tertawa.
"Kok ketawa?" kata Hashim.
"Saya tidak bercanda loh!"
Prabowo dilahirkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951, dari pasangan ekonom Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo dengan Dora Soemitro.
Masa pendidikan awalnya ditempuh di Malaysia, Swiss, dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1969, Prabowo bergabung dengan Akademi Militer (Akmil) Magelang untuk menyelesaikan pendidikan militer dan lulus pada tahun 1974.
Karir militer dimulainya dengan menjadi Komandan Pleton di Grup I Kopassus dan bertugas di Timor-Timor.
Pada tahun 1983, karir militernya semakin gemilang ketika dia dipromosikan menjadi Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus.
Beberapa tahun kemudian, Prabowo naik pangkat menjadi Komandan Jenderal Kopassus.
Sebagai Danjen Kopassus, kariernya semakin cemerlang setelah berhasil memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma, di mana 10 dari 12 peneliti yang disandera oleh organisasi Papua Merdeka (OPM) berhasil diselamatkan.
Pada tahun 1998, Prabowo mencapai puncak karirnya ketika dia ditunjuk sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), dengan memimpin sekitar 11.000 prajurit.
Prabowo memainkan peran penting dalam tubuh TNI AD ketika terjadi Reformasi 1998, di mana dia dipercaya untuk mengamankan Jakarta yang sedang dilanda kerusuhan politik karena aksi demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa.
Setelah periode Reformasi, Prabowo diberhentikan dari jabatannya sebagai Pangkostrad dan kemudian diangkat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.
Setelah menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus, Prabowo diberhentikan dari militer dengan pangkat Letnan Jenderal.
Setelah pensiun dari militer, Prabowo mulai terlibat dalam bisnis.
Dia memiliki berbagai perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri.
Pada tahun 2004, Prabowo memulai karir politiknya dengan bergabung dengan Partai Golkar.
Meskipun mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada tahun 2004, dia kalah suara dari Wiranto.
Pada tahun 2008, setelah keluar dari Golkar, Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Pada Pemilu 2009, Gerindra berhasil mendapatkan 26 kursi di DPR RI.
Pada Pilpres 2009, Prabowo menjadi calon wakil presiden dari Megawati.
Pasangan ini mendapatkan 26,79 persen suara, kalah dari pasangan SBY-Boediono.
Prabowo kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2014 sebagai cawapres bersama Hatta Rajasa.
Pasangan ini didukung oleh Koalisi Merah Putih yang terdiri dari tujuh partai, termasuk Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, dan Demokrat.
Mereka berhadapan dengan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang didukung oleh Koalisi Indonesia Hebat yang terdiri dari PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI.(*)
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming |
![]() |
---|
Cak Imin Nilai Wacana Pembentukan Presidential Club Positif |
![]() |
---|
Alasan Surya Paloh Tinggalkan Anies Baswedan Usai Kalah di Pilpres, Kini Dukung Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
PBB Takut Yusril Ihza Mahendra tak Jadi Menteri? NasDem-PKB Dukung Prabowo |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran tidak Mundur Hingga Dilantik Jadi Presiden-Wapres |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.