Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Longsor Enrekang

Longsor di Ranga dan Lembang, Akses Jalan ke Kota Enrekang Terputus Total

Dua desa di Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Ranga dan Lembang, dilongsor.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
dok pribadi
Penampakan satu titik longsoran di Jl penghubung Desa Ranga dan Lembang di Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel).   

TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Dua desa di Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Ranga dan Lembang, dilongsor.

Kepala Desa (Kades) Ranga, Saim, mengungkapkan bahwa satu titik longsor terjadi di desanya.

Sementara di Desa Lembang, tercatat dua titik longsor

Kejadian ini menyebabkan akses jalan utama terputus di tiga lokasi yang berbeda.

"Kalau di desa kami ada satu titik. Kejadiannya tadi malam (Senin, 22/4/2024). Kalau di Desa Lembang, ada dua titik longsoran," kata Saim kepada Tribun-Timur, Selasa (23/4/2024) sore.

Tidak ada korban jiwa akibat longsor yang terjadi di Desa Ranga dan Lembang. 

Namun, akibat kejadian tersebut, akses jalan utama terputus total. 

Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah meninjau lokasi bencana sejak pagi tadi untuk melakukan upaya pemulihan.

Masyarakat setempat terpaksa membuka jalan alternatif sementara yang hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua. 

Baca juga: BREAKING NEWS: 3 Rumah di Bonto Katute Sinjai Rusak Tertimpa Longsor

"Kalau kendaraan roda empat harus memutar untuk mencari rute lain yang dapat dilalui," tambahnya.

Terpisah, Camat Enrekang, Syafaruddin Rasyid mengatakan curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan tanah menjadi jenuh dan tidak stabil, yang akhirnya memicu longsoran. 

Selain itu, aktivitas pembukaan lahan oleh petani di sekitar area tersebut juga turut memperburuk kondisi tanah, meningkatkan risiko terjadinya bencana alam.

"Di sekitar longsoran itu adalah kebun jagung milik warga sekitar," kata Syafaruddin Rasyid.

Syafaruddin Rasyid mengungkap keprihatinannya terhadap situasi longsor yang telah berlangsung sejak beberapa waktu lalu di Kecamatan Enrekang

Hingga malam kemarin, kejadian tersebut kembali memburuk di lokasi yang sama.

Peristiwa ini menambah kerumitan penanganan bencana bagi pihak berwenang dan tim bencana setempat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Enrekang, Arsil Bagenda mengungkapkan, beberapa hari ini sejumlah desa diterjang bencana longsor.

Seperti di Desa Nating, Kecamatan Bungin, Enrekang, terjadi longsor yang menyebabkan akses jalan terputus total.

Peristiwa longsor itu berlantas pada Rabu (10/4/2024) malam.

Meskipun tidak ada korban jiwa, namun longsor setinggi 90 meter menutup akses jalan.

"Perkiraan panjang badan jalan yang terhempas sekitar 50 meter. Sedangkan kemiringan lahan longsor sekitar 115 derajat. Ketinggian longsor sekitar 90 meter," kata Arsil Bagenda.

Asril Bagenda menyatakan kesulitan yang dihadapi oleh tim dalam membuka akses yang terkena longsor di Desa Nating. 

Desa tersebut merupakan daerah terpencil di Kabupaten Enrekang, yang membuat upaya pemulihan menjadi lebih rumit.

Selain keadaan geografis yang sulit, sulitnya akses membawa alat berat ke lokasi juga menjadi faktor utama. 

Jarak yang jauh dan kondisi jalan yang sulit ditempuh menyulitkan proses pemulihan.

Pihaknya terus berupaya untuk mengatasi kendala tersebut dan membuka akses secepat mungkin. 

Namun, tantangan yang dihadapi tetap besar, mengingat kondisi geografis dan infrastruktur yang terbatas di daerah tersebut. 

Tim dari BPBD dan pihak berwenang setempat terus bekerja keras untuk mengatasi masalah ini demi keselamatan warga setempat.

"Kami juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada mengingat curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu, kami meminta agar memperhatikan tanah yang rawan, jangan membuka lahan sembarangan," tandasnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved