Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jasad Wanita Disemen

Nestapa Kesetiaan Jumatia, Ibu 2 Anak di Jl Kandea Makassar Berakhir Tragis di Tangan Suami

Nelangsa kesetiaan dan ketabahan Jumiati alias Jumatia (35), ibu dua anak tewas di tangan suami H (42) lalu dikubur dalam rumah..

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
kolase Tribun Timur
Kolase semasa hidup Jumatia dan suasana penemuan mayatnya dalam rumah di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nestapa kesetiaan dan ketabahan Jumiati alias Jumatia (35), ibu dua anak tewas di tangan suami H (42) lalu dikubur dalam rumah.

Minggu (14/4/2024) siang, warga Jl Kandea 2, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Makassar, gempar.

Warga di pemukiman padat penduduk ini, dihebohkan dengan kehadiran sejumlah aparat kepolisian.

Mulai dari personel Polsek Bontoala, Tim Jatanras, Samapta Polrestabes Makassar hingga Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi.

Rasa penasaran warga kian memuncak saat Tim Inafis dan Dokpol Biddokkes Polda Sulsel melakukan olah TKP.

Pasalnya, mereka tidak menyangka rumah tua berlantai dua dengan luas 3x8 meter di tepi jalan setapak yang kerap dilalui, menyimpan mayat.

Mayat itu adalah Jumatia, sosok perempuan tabah dikabarkan hilang sejak 2017 lalu.

Tabir ini pun terungkap bahwa dirinya tidak hilang.

Terlebih suami (H) sang eksekutor pembunuhan membangun alibi bahwa, sang istri pergi dengan pria lain.

Baca juga: Polisi Ungkap Fakta Baru Kasus Suami Bunuh Istri Lalu Dikubur di Rumah: Kejadian 2017 Bukan 2018

"Saya terakhir komunikasi (dengan almarhum) pada tahun 2017," kata kakak Jumatia, Kasmi (42) ditemui di lokasi, Selasa (16/4/2024) sore.

Saat dikabarkan hilang oleh alibi yang dibangun H, Kasmi dan keluarganya mengaku sempat mencari keberadaan anak bungsu lima bersaudara itu.

"Kita mencari, kita sebarkan fotonya di mana-mana, baik keluarga yang jauh. Kita sebar fotonya untuk mencari ini," kenang Kasmi.

Bahkan, Kasmi mengaku sudah pernah menanyakan langsung keberadaan Jumatia ke suaminya H.

Karena Kasmi sempat berfirasat bahwa ada sesuatu disembunyikan si adik ipar (H).

Terlebih sosok H yang ringan tangan, juga membayangi benak Kasmi.

"Karena ada firasat, jadi saya panggil bilang tidak kau (H) bunuhji mamanya V?, tidak kau kuburji di dalam rumahmu?, karena kau ringan tangan. Saya tanyakan itu cuma satu kali," ungkap Kasmi.

"Dari ringan tangan itu kita curiga memang. Kalau ketemuka juga menghindar setelah itu, takut ditanya. Tidak mau lagi berbaur dengan kita," bebernya.

Meski demikian, Kasmi mengaku, tidak menanyakan keberadaan Jumatia ke anak-anaknya karena masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Anaknya tidak pernah ditanya memang, cuma kita bilang 'mudah-mudahan pulang-ji mamakta nak," ungkap Kasmi menirukan situasi kala itu.

Kasmi paham betul kondisi psikologis V, yang kehilangan di saat dirinya butuh belaian kasih sayang dari sang ibu.

"(Anaknya) tidak (pernah cerita). Kita cuma bilang sabar nak kita cari ibu ta, cuma dia langsung menangis," ungkap Kasmi.

Namun, Kasmi curiga, V tidak berani mengungkap keberadaan sang ibu karena takut kehilangan sang ayah.

"(Mungkin) dia (V) tidak berani bilang karena takut. Dia takut bilang tidak ada pelihara ki. (kasihan sama bapaknya) iya," ucapnya

Rasa takut yang dipendam V selama tujuh tahun lamanya, pun memuncak saat aksi ringan tangan sang ayah menyasar dirinya.

Tepatnya pada 7 April 2024, V mengaku dianiaya H, datang mengadu ke rumah keluarga ibunya di Jl Rappocini, Makassar.

Akhirnya, aksi ringan tangan H hingga menewaskan istrinya Jumatia pun terungkap.

Baca juga: Terungkap Fakta Baru Suami Bunuh Istri Lalu Kubur dalam Rumah,Aksi Beringas Sang Ayah Dibongkar Anak

"Akhirnya dia (V) mengaku itu setelah dipukul sama bapaknya (H). Dia datang ke rumah, saya tanya kenapa nak, dia bilang dipukul sama bapaknya, mukanya biru (lebam bekas pukulan)," ungkap Kasmi.

Kasmi tidak terima ponakannya diperlakukan kasar oleh sang ipar, pun membawa V melapor ke Polrestabes Makassar, hari itu juga.

"Saya bawa melapor ke Polrestabes tanggal 7 (Apri). Tanggal 13 (April) ditangkapmi pelaku (H)," ucapnya.

Di mata Kasmi, sosok Jumatia adalah istri setia dan tabah meski kerap diperlakukan kasar oleh suaminya H.

Meski kerap mengalami tindakan fisik oleh H, Jumatia kata Kasmi tidak pernah menceritakannya ke siapapun.

"Tidak pernah curhat. Dia (korban) sabar. Dia kalau sudah dipukul langsung datang ke rumahku, namun tidak pernah cerita. Datang saja bermalam, tinggal. Tidak pernah memperlihatkan luka-lukanya," ucap Kasmi dengan nada lirih.

Kasmi juga mengaku tahu betul, bahwa adiknya itu adalah sosok ibu yang begitu sayang terhadap keluarganya.

"Dia orang setia dan sayang sama anaknya. Itu dibilang ada pacarnya di Lorong satu, siapa?, kita punya orang tua di Lorong satu. Dia sabar dan setia," pungkasnya.

Kasmi dan keluarganya pun berharap H yang tega membunuh istrinya lalu mengubur dalam rumah agar dihukum seberat-beratnya.

"Kalau kita sekeluarga hukuman mati saja, karena. Kasihan juga anaknya. Kita takut nanti dia (pelaku) dendam sama anaknya. Itu pertimbangan untuk anak, untuk kita juga keluarga," harapnya.

Perkembangan Penyidikan Polisi 

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib, mengatakan, Jumiati bukan dibunuh pada 2018 lalu.

Melainkan, ia dibunuh Suami inisial H (42) pada 2017 lalu, atau tujuh tahun setelah mayatnya ditemukan terkubur dalam rumah, Minggu kemarin.

Hal itu dikemukakan Kombes Pol Mokhamad Ngajib saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (16/4/2024) siang.

Menurut Ngajib, sejauh ini ada sembilan orang saksi yang diperiksa terkait kasus itu.

"Jadi perkembangan penanganan perkara untuk terjadinya kasus pembunuhan, setelah kita lakukan pemeriksaan sampai saat ini ada 9 orang saksi dan satu tersangka," kata Ngajib.

"Kemudian dari hasil pemeriksaan tersebut termasuk juga hasil konfrontasi antara saksi-saksi dan pelaku. Kemudian kita juga ada digital forensik," sambungnya.

Dari serangkaian pendalaman itu, lanjut Ngajib, terungkaplah bahwa Jumiati sebenarnya dibunuh pada 2017 lalu.

"Kita dapatkan lah bahwa kejadian kasus pembunuhan itu terjadi sekitar bulan Agustus tahun 2017," beber Ngajib.

Adapun motif penganiayaan H yang menewaskan istrinya Jumiati itu, kata Ngajib, karena cemburu buta.

"Motif dari pada kejadian pembunuhan ini adalah didasari rasa cemburu pelaku atau suami terhadap istri atau korban," sebutnya.

Ngajib membeberkan, H emosi lantaran menduga sang istri bertemu dengan mantan pacarnya.

"Pada saat itu, ini sudah ada perjanjian atau sudah ada janji untuk ketemu mengadakan satu acara kemudian diinformasikan bahwa istrinya ini ketemu dan komunikasi dan bersama-sama dengan mantan pacarnya," ungkap Ngajib.

"Sehingga disitulah mulai terjadi emosional daripada pelaku terhadap korban. saat menanyakan. Ini tidak jawaban disitulah pelaku melakukan kekerasan" terang Ngajib.

Penganiayaan dilakukan H terhadap Jumiati kata dia, berlangsung sebanyak tiga kali.

"Penganiayaan sebanyak tiga kali, pertama menggunakan balok, kedua balok, ketiganya menggunakan balok dan melakukan pemukulan sehingga di hari ketiga didapatkan lah korban sudah meninggal dunia," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Sesosok mayat perempuan ditemukan disemen dalam rumah di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar, Minggu (14/4/2024) siang.

Pantauan di lokasi, temuan itu mengegerkan warga setempat.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, tampak meninjau langsung lokasi.

Informasinya ini mayat perempuan yang belum diketahui identitasnya itu, dikubur di dalam rumah.

"Infonya begitu, dikubur dalam rumah," kata salah satu warga Bahrun (57) yang dihampiri.

Saat ini, Tim Inafis Polrestabes Makassar sementara melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Ada juga tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel dan Tim Jatanras Polrestabes Makassar.(*)

 

 


 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved