Longsor Tana Toraja Jadi Alert! Pj Gubernur Bahtiar Minta Masyarakat Tanam Pohon Secara Massif

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKALE - Tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi alert bagi Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin.

Terutama akan pentingnya kesadaran akan lingkungan hijau.

Pj Gubernur Bahtiar merefleksi perjalanannya keliling Sulsel sejak menjabat.

Fenomena kurangnya pohon di lahan hijau disebutnya melanda Sulsel.
Hal ini berdampak di musim kemarau bahkan musim hujan.

"Pada musim kemarau November lalu, saya keliling Sulsel melihat dari udara, darat. Di musim kemarau, kita sulit air bersih. Lahan kering dimana-mana, karena pohon penahan air tidak ada," jelas Pj Gubernur Bahtiar saat di Tana Toraja pada Minggu (14/4/2024) malam.

"Pada musim hujan karena pohon tidak ada, sebaliknya. Air melimpah, tidak ada penahan, menyebabkan longsor dan banjir," lanjutnya.

Akibatnya, saat musim kemarau warga kesulitan air bersih.

Sementara di musim hujan, longsor dan banjir mengintai.

Kondisi ini pula terjadi di Tana Toraja beberapa waktu lalu.

Hingga kini, setidaknya 18 warga meninggal dunia.

Baca juga: Turis Mancanegara Turuti Ritual Mabadong Adat Toraja untuk Almarhum Ne Linggi

"Kalau lihat sebabnya apa, satu saja jawabannya. Sudah  tidak ada pohon besar di gunung, lembah, pesisir danau, sungai yang mengikat tanah. Semua kita harus punya kesadaran sama menjaga lingkungan.
Nanti kami akan lakukan upaya edukasi untuk masyarakat," jelasnya.

Gerakan menanam pohon menurutnya harus kembali digalakkan secara massif.

Dataran tinggi, pesisir danau hingga sungai jadi sasaran.

Lahan terbuka juga harus di hijaukan kembali.

Momentum hari bumi pada 22 April 2024 mendatang menurutnya harus jadi titik balik kesadaran warga Sulsel.