Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Konflik Palestina Israel

Lesti Kejora dan Rizky Billar Jual Mobil Mewah, Lalu Didonasikan untuk Dapur Umum di Gaza Palestina

Uang hasil penjualannya semuanya untuk donasi rakyat Palestina yang kini dijajah Israel.

|
Editor: Alfian
Ist
Penampakan dapur umum di Gaza Palestina yang dibangun berkat donasi Rizky Billar dan Lesti Kejora. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Keputusan Lesti Kejora dan Rizky Billar menjual mobil mewah demi donasi ke masyarakat Gaza Palestina sedikit banyak sudah membantu.

Hasil donasi Rizky Billar dan Lesti Kejora ini rupanya telah dipergunakan untuk membangun dapur umum di Gaza Palestina.

Dan inilah penampakan dapur umum Rizky Billar dan Lesti Kejora di Gaza Palestina, hasil donasi jual mobil mewah.

Sebelumnya, Lesti Kejora dan Rizky Billar telah menjual satu mobil mewahnya untuk donasi bagi rakyat Palestina.

Uang hasil penjualannya semuanya untuk donasi rakyat Palestina yang kini dijajah Israel.

Baru-baru ini, Rizky Billar memposting foto dapur umum yang menggunakan dana donasinya.

Penampakan Dapur Umum Rizky Billar dan Lesti Kejora di Gaza Palestina.

Postingan itu diambil dari unggahan @bangonim, 8 April 2024.

Dalam postingan itu, terekam panci dan wajan besar.

Terekam aksi memasak di dapur itu. Pada kolom caption tertulis jika itu hasil donasi Lesti dan Billar.

"DAPUR UMUM DI GAZA DONASI RIZKY BILLAR DAN LESTI KEJORA. MASYA ALLAH

Memasuki bulan April 2024, NPC mendapatkan amanah dari Rizky Billar dan Lesti Kejora berupa donasi senilai 350 Juta Rupiah hasil lelang mobil pertama Rizky Billar.

Hasil lelang langsung diterima oleh @bangonim selaku dewan pembina @npc.or.id di kediaman beliau pada 27/10. Donasi ini dialokasikan untuk program Sembako dan Dapur Umum di Gaza.

Program dapur ini alhamdulillah memberikan manfaat kepada sekitar 2600 pengungsi di Gaza.

Jazakallah Mas @rizkybillar Mba @lestikejora Kang @febrianagungofficial kang @rumah_ub," tulis akun itu.

Sebelumnya, Rizky Billar memberikan donasi bagi warga Palestina sebesar Rp 350 juta dengan menjual salah satu barang berharga miliknya.

Suami Lesti Kejora itu mengaku memberikan donasi bagi warga Palestina dengan menyerahkan seluruh uang hasil lelang mobil pribadinya.

Rizky Billar mengatakan sudah melelang mobilnya itu sejak lama, namun baru ia umumkan dan cairkan beberapa hari belakangan ini.

"Alhamdulillah lelang mobil udah terealisasikan, dananya sudah dicairkan Rp 350 juta dan alhamdulillah sudah aku donasikan buat warga Palestina," kata Rizky Billar ketika ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa malam, 26 Maret 2024.

Baca juga: PBB Umumkan Israel Kalah Perang! Warga Palestina Gembira, Diperintahkan Gencatan Senjata di Gaza

Baca juga: Tragis! Tentara Israel Bunuh 14.500 Anak Palestina di Gaza Hanya Dalam Waktu 6 Bulan, 7.000 Hilang

Rizky Billar mengakui mobil tersebut adalah kendaraan roda empat pertamanya yang ia punya.

Ia membelinya dengan cara kredit saat masih merintis menjadi seorang artis.

"Aku udah ikhlas lah buat melepas mobil itu disaat aku sudah berniat buat memberikan donasi bagi warga Palestina, jadi gak ada penyesalan," ucap pria berusia 28 tahun itu.

Billar menyebut mobil itu sangat berharga baginya, karena kendaraan tersebut menjadi saksi perjuangan hidupnya, dari merintis sebagai artis hingga menikahi Lesti Kejora.

"Sedikit cerita mobil pertama saya kredit dan cuma satu, setelahnya banyak yang bisa saya beli. Lalu, Lesti adalah wanita terakhir yang menumpangi mobil itu," jelasnya.

"Karena saat saya pendekatan sama Lesti, ya pakai mobil itu. Berkat mobil itu saya bisa dapat wanita yang sekarang menjadi istri saya," sambungnya.

Rizky Billar mengatakan saat uang lelang mobil dicairkan, dananya tidak masuk ke rekeningnya. Ia langsung menyalurkan ke rekening sebuah yayasan yang rutin mengirimkan bantuan ke Palestina.

"Nanti ada dua program disana, untuk sandang pangan dan kebutuhan lain nantinya akan didistribusikan langsung ke masyarakat Palestina dalam waktu dekat," ujar Rizky Billar.

Tentara Israel Bunuh 14.500 Anak Palestina di Gaza
Informasi mengejutkan datang dari peristiwa konflik Palestina dan Israel di Gaza.

Berdasarkan laporan terbaru Tentara Israel telah membunuh lebih banyak anak di Gaza selama kurun waktu 6 bulan daripada konflik mana pun di seluruh dunia selama periode 2019 hingga 2022.

Pejabat Gaza melaporkan bahwa sekitar 14.500 anak telah tewas dalam hampir 3.000 insiden pembantaian yang dilakukan oleh Israel.

Dengan mendekati angka enam bulan dalam apa yang disebut sebagai perang genosida terhadap Gaza, angka yang dirilis oleh Kantor Media Pemerintah di wilayah Gaza pada tanggal 3 April menunjukkan bahwa tentara Israel telah terlibat dalam 2.922 pembantaian yang mengakibatkan kematian 14.500 anak-anak dan 9.560 wanita.

Jumlah korban tewas yang tercatat resmi mencapai 32.975 pada hari Rabu. Namun, angka ini hanya mencakup warga Palestina yang jenazahnya tiba di rumah sakit, sementara sekitar 7.000 orang masih dilaporkan hilang.

Dari jumlah korban tewas tersebut, 30 anak dikabarkan meninggal akibat kelaparan yang diakibatkan oleh tindakan Israel di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, 484 pekerja medis dan 140 jurnalis juga dilaporkan menjadi korban, sementara pejabat Gaza juga mencatat bahwa tentara penyerang telah menangkap 310 staf medis dan 12 jurnalis lainnya.

Dalam beberapa minggu terakhir, pejabat Israel mengklaim bahwa 13.000 'teroris' telah dibunuh oleh tentara Israel di Gaza, yang menggambarkan setiap pria dewasa yang tewas di Gaza sebagai 'teroris'.

“Dalam praktiknya, teroris adalah siapa pun yang dibunuh oleh [Tentara Israel] di wilayah di mana pasukannya beroperasi,” kata seorang perwira cadangan kepada outlet berita Israel Haaretz awal pekan ini, dalam sebuah laporan yang menyoroti pembentukan daerah pemusnahan di seluruh wilayah Israel. Gaza.

Adapun terkait dengan kehancuran infrastruktur, Tel Aviv telah melaporkan telah merobohkan 100 sekolah dan universitas, 229 masjid, serta 70.000 rumah di wilayah tersebut.

Sebanyak 32 rumah sakit juga dilaporkan telah berhenti berfungsi, termasuk Rumah Sakit Al-Shifa yang hancur setelah mengalami serangan dua minggu lalu, yang menyebabkan kematian sedikitnya 400 warga Palestina.

Angka-angka yang mencengangkan ini muncul di tengah meningkatnya kemarahan global terhadap Israel, karena dianggap mengabaikan keselamatan warga sipil.

Termasuk pekerja bantuan asing, dan karena semakin banyaknya negara yang bergabung dalam upaya untuk menuntut Tel Aviv atas tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).

Pada pekan sebelumnya, Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina, merilis laporan yang berjudul "Anatomi Genosida", yang menyimpulkan bahwa terdapat "alasan yang masuk akal untuk percaya" bahwa ambang batas kejahatan genosida telah terpenuhi di Gaza.
 
“Ciri utama dari tindakan Israel sejak 7 Oktober adalah intensifikasi de-civilianisasi terhadap warga Palestina, kelompok yang dilindungi di bawah Konvensi [Genosida].

"Israel telah menggunakan terminologi [Hukum Humaniter Internasional] untuk membenarkan penggunaan kekerasan mematikan yang sistematis terhadap warga sipil Palestina sebagai sebuah kelompok dan penghancuran besar-besaran terhadap infrastruktur pendukung kehidupan,” jelas Albanese.

“Penduduk sipil dan infrastruktur Gaza ditampilkan sebagai penghalang yang ditempatkan di antara, di depan, dan di atas sasaran… Israel telah mengkarakterisasi seluruh wilayah tersebut sebagai sasaran militer… Israel menganggap objek apa pun yang diduga telah atau mungkin digunakan secara militer sebagai sasaran yang sah sehingga bahwa seluruh lingkungan dapat dihancurkan atau dihancurkan berdasarkan fiksi legalitas,” tambah pejabat PBB tersebut.

Namun demikian, pemerintah AS terus memicu perang genosida Israel dengan mengirimkan lebih dari 100 pengiriman senjata sejak tanggal 7 Oktober dan memberi lampu hijau pada kesepakatan senjata baru untuk sekutu dekat mereka, meskipun ada tuduhan ketidakpuasan.


(Tribun-Timur.com/Tribunnews/Banjarmasinpost.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved