Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Jatim 2024

Hasil Pertemuan PDIP- Khofifah Calon Kuat Gubernur Jatim Bocor, Said Bakal Temui Golkar dan 3 Parpol

Said mengatakan, dalam pertemuan tersebut dirinya membahas banyak hal dengan Khofifah.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Bocoran hasil pertemuan calon kuat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Timur, Said Abdullah. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bocoran hasil pertemuan calon kuat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Timur, Said Abdullah.

Bocoran hasil pertemuan PDIP dan Khofifah calon gubernur Jatim disampaikan Said Abdullah.

Said mengagumi sosok Khofifah saat menerima pertemuannya.

"Saya menemui dengan ihtiram, dengan hormat Ibu Khofifah karena kami respek kepada Ibu Khofifah dan pembicaraan kami sangat cair, sangat lancar dengan Ibu Khofifah," kata Said saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (9/4/2024).

Said mengatakan, dalam pertemuan tersebut dirinya membahas banyak hal dengan Khofifah.

Pembahasan itu mulai dari ekonomi nasional hingga kondisi geopolitik.

"Itu kami bahas dengan lancar dan nyaman dengan Mbak Khofifah," ujarnya.

Dalam pertemuan itu, dia juga bertanya apa kira-kira langkah yang akan diambil Khofifah dalam lima tahun ke depan.

"Begitupun sebaliknya, mbakyu memandang PDIP seperti apa. Karena kami pingin berpartner dengan Ibu Khofifah," ucap Said.

Namun, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini menjelaskan, belum ada ikatan apapun antara PDIP dengan Khofifah terkait pemilihan gubernur (Pilgub) 2024.

Sebab, Said menuturkan, PDIP menyadari Khofifah telah direkomendasikan Partai Demokrat, Gerindra, Golkar, dan PAN.

"Maka kami pun akan berbicara dengan Golkar, Gerindra, dengan PAN, dengan Demokrat. Itu akan kami ajak bicara termasuk dengan kawan seiring kami PPP," imbuhnya.

PKB siapkan lawan

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tengah menggodok sekaligus merahasiakan nama yang hendak dimajukan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Jawa Timur (Jatim). 

Proses ini diakui tidak mudah oleh Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid mengingat nama yang bakal jadi calon lawan. Meski begitu ia tak menyebut secara gamblang siapa nama lawan itu. 

"Ini sedang digodok. Sebab di Jatim memang tidak mudah untuk menyebut nama karena kita sudah tahu siapa lawannya, ya kan," ujar Jazilul saati ditemui di kawasan Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (9/4/2024). 

Ketika disinggung apakah lawan itu adalah mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Jazilul hanya tersenyum.

Namun ia tak menutupi ihwal Khofifah merupakan nama kuat di kawasan provinsi yang beribu kota di Surabaya itu. 

Diketahui, pada Pilpres 2024 saat ini, Khofifah yang merupakan Ketua Umum Muslimat NU sekaligus eks Menteri Sosial itu tak sejalan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan. 

Sementara, Khofifah memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dengan statusnya yang masih tercatat sebagai kader PKB.

Jazilul mengakui jika Khofifah kembali maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada Pilgub Jawa Timur 2024, maka PKB harus cari sosok cagub yang tepat untuk "melawannya".

Sebab, diakuinya tingkat elektabilitas Khofufah di Jawa Timur adalah sangat tinggi.

"Yang kuat (di Jawa Timur) kan itu (Khofifah). Makanya, kita sembunyikan dulu milik kita. Nanti kita lihat sambil jalan, siapa yang paling layak untuk kompetisi," tuturnya. 

PKB Konsisten

Sikap berbeda ditunjukkan dua partai ummat jelang Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jatim.

Yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

PKB dan PPP tak sejalan dengan Khofifah Indar Parawansa di Pilpres.

Khofifah Indar Parawan lebih memilih mendukung Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Sementara PKB mengusung pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar.

PPP lebih memilih mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Kini PPP mulai melupakan hasil Pilpres 2024.

Bahkan PPP mempertimbangkan mengusung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur, KH Mujahid Ansori.

KH Mujahid Ansori menegaskan, kontestasi pilpres tak bisa disamakan dengan situasi politik untuk pemilihan kepala daerah atau pilkada.

Menurutnya, PPP akan realistis memahami konteks politik di daerah.

Sehingga, PPP tak mempersoalkan perbedaan politik saat pilpres lalu. 

"Saya kira situasi politik antara pilpres dan pilkada kan berbeda, atmosfernya pun beda. Sehingga segala kemungkinan sangat terbuka. Nanti keputusan di DPP," kata KH Mujahid Ansori, Senin (8/4/2024). 

Menurut KH Mujahid Ansori, berbagai kemungkinan dalam kacamata politik selalu terbuka.

PPP mengaskan tidak akan kaku menyikapi berbagai konteks politik di daerah, termasuk di Jawa Timur.

Apalagi sejauh ini, hanya ada nama Khofifah di bursa Pilgub Jatim 2024. 

"Menurut saya, bisa jadi tidak linier antara pilpres dengan pilkada. Politik itu kan dinamis, apalagi situasi daerah kan berbeda. Sehingga jangan sampai disamakan antara pilpres dan pilkada," terang KH Mujahid Ansori. 

PPP menyadari jika mengusung Khofifah, maka akan bergabung dengan koalisi gemuk.

Sebab sejauh ini, sudah ada empat partai yang memberikan rekomendasi kepada Khofifah. Yakni PAN, Gerindra, Demokrat dan Golkar. 

Selain empat partai tersebut, juga ada PDI Perjuangan yang tengah melakukan penjajakan kerja sama dengan Khofifah.

Menanggapi hal itu, KH Mujahid Ansori menyebut, PPP belum secara khusus bicara soal koalisi. 

Namun sementara hanya mempertimbangkan nama Khofifah sebagai calon gubernur.

"Yang saya lihat memang sosok kuat saat ini adalah bu Khofifah. Apalagi kami sebagai pengusung di pilgub sebelumnya," ucap KH Mujahid Ansori. 

PKB Balas Dendam

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak akan mendukung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jawa Timur.

Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, PKB sementara menggodok nama yang akan diusung di Pilgub.

Nama ia masih merahasiakan siapa figur yang akan diusung.

Apalagi tidak mudah bagi PKB menentukan siapa calon yang akan diusung.

Apalagi calon yang akan dilawan ialah Khofifah Indar Parawansa.

"Ini sedang digodok. Sebab di Jatim memang tidak mudah untuk menyebut nama karena kita sudah tahu siapa lawannya, ya kan," ujar Jazilul, Sabtu (9/4/2024). 

Ketika disinggung apakah lawan itu adalah mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Jazilul hanya tersenyum.

Namun ia tak menutupi ihwal Khofifah merupakan nama kuat di kawasan provinsi yang beribu kota di Surabaya itu. 

Diketahui pada Pilpres 2024, Khofifah tak sejalan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan. 

Sementara, Khofifah memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dengan statusnya yang masih tercatat sebagai kader PKB.

Jazilul mengakui jika Khofifah kembali maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada Pilgub Jawa Timur 2024, maka PKB harus cari sosok cagub yang tepat untuk "melawannya".

Sebab, diakuinya tingkat elektabilitas Khofufah di Jawa Timur adalah sangat tinggi.

"Yang kuat (di Jawa Timur) kan itu (Khofifah). Makanya, kita sembunyikan dulu milik kita. Nanti kita lihat sambil jalan, siapa yang paling layak untuk kompetisi," tuturnya. 

Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam menganalisa, dengan perolehan kursi Pemilu 2024, PKB dipandang punya dukungan moril yang kuat untuk menatap Pilgub Jatim.

Apalagi dari kacamata politik, PKB dinilai akan sulit bergabung dengan Khofifah.

Terlebih pada Pilpres 2024, Khofifah berseberangan dengan PKB.

Dan dalam berbagai kesempatan Khofifah menyatakan akan menggandeng kembali Emil Dardak.

"Dengan demikian PKB menurut saya hampir bisa dipastikan akan berada dalam kubu penantang petahana," kata Surokim saat dihubungi dari Surabaya, Rabu (13/3/2024).

Menurut Surokim, PKB punya banyak opsi untuk menjadi penantang.

Misalnya dengan melanjutkan koalisi Pilpres bersama NasDem dan PKS di tingkat Pilgub Jatim. Opsi lain, memperluas koalisi dengan menggandeng PDI Perjuangan.

Sebab diketahui, PDIP hingga saat ini juga belum menentukan langkah politik terkait Pilgub Jatim 2024.

Opsi semacam ini dinilai terbuka untuk PKB yang kini menguasai mayoritas kursi DPRD Jatim hasil Pemilu 2024.

"Menurut saya begitu. Sulit rasanya PKB bergabung dengan kubu Khofifah jika melihat konstelasi yang ada," ungkap Surokim yang merupakan politisi senior Surabaya Survey Center (SSC) itu.

Sementara Direktur ARCI Baihaki Siradj mengatakan, kemungkinan Menteri Sosial Tri Rismaharini menantang petahana Khofifah.

Hal itu bisa terjadi jika partai PDIP berkolaborasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB.

“Tatkala nanti Risma berkoalisi dengan PKB, ini yang bisa memberi suatu pukulan terhadap calon incumben Khofifah-Emil Dardak,” kata Baihaki saat dihubungi, Ahad, 31 Maret 2024.

Menurut Baihaki, elektabilitas Khofifah memang lebih tinggi daripada pesaing terdekatnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Risma.

Tetapi, jika PDIP mau berkolaborasi dengan PKB, persaingan dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur masih bisa tetap sengit.

Meskipun petahana Khofifah Indar Parawansa masih unggul dalam hasil survei yang digelar Maret.

Namun elektabilitas para ketua parpol dinilai punya modal awal untuk running.

Muncul tiga nama ketua parpol di Jawa Timur baik di bursa cagub maupun cawagub untuk Pilgub Jatim 2024.

Tiga nama ketua parpol di Jatim yang masuk bursa yakni Ketua Demokrat Jatim Emil Dardak , Ketua Gerindra Jatim Anwar Sadad dan Ketua Golkar Jatim Sarmuji.

Survei ARCI ini, digelar pada periode 15-23 Maret 2024 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Adapun survei ini melibatkan 1.200 responden dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.

Survei ARCI ini, memiliki margin of error di angka 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Direktur ARCI Baihaki Sirajt menjelaskan, pada pertanyaan terbuka atau top of mind, Khofifah Indar Parawansa mendapat angka elektabilitas 39,2 persen.

Di bawah Khofifah, ada Emil Dardak dengan 16,7 persen dan Anwar Sadad 9,5 persen, Tri Rismaharini 9,4 persen dan Sarmuji 8,2 persen.

"Top of mind adalah pilihan kandidat Gubernur yang dipilih secara spontan oleh masyarakat Jawa Timur atau responden," kata Baihaki dalam paparan hasil surveinya, dikutip Kamis (28/3/2024).

Masuknya sejumlah ketua parpol pada bursa cagub ini, dinilai Baihaki lebih kepada pengenalan masyarakat terhadap figur.

Emil misalnya, merupakan Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024, sehingga memiliki popularitas di masyarakat dan turut masuk di bursa pilgub.

Begitu pula dengan Sadad. Politisi yang pada Pemilu 2024 terpilih sebagai anggota DPR RI itu populer, utamanya di kawasan tapal kuda. (*)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved