Alhamdulillah, Setelah 80 Tahun, 3,5 Km Jalan Gelap Sumpang Labbu Terang Benderang di Akhir Ramadan
Setelah hampir 80 tahun, gelap gulita jalan warisan penjajah Belanda itu terang benderang.Sekitar 15 dari 52 tiang lampu panel tenaga surya dipasang
Penulis: Wahdaniar | Editor: thamsil_tualle
BONE, TRIBUN-TIMUR.COM -- Sejarah tercatat di jalan poros Sumpang Labbu, Kabupaten Bone, Sulsel, Sabtu (6/4/2024) pukul 21.30 WITA.
Untuk pertama kalinya, ruas jalan sekitar Batu GoroE, Desa Liliriawang, perbatasan Kecamatan Bengo dan Ulaweng, Bone, diterangi alat penerangan modern.
Setelah hampir 80 tahun gelap gulita, di akhir Ramadan 1445 H ini, jalan warisan penjajah Belanda itu, terang benderang.
Sekitar 15 dari 52 tiang lampu panel tenaga surya, mulai menerangi ruas jalan di km 88 Makassar -- Bone itu.
Proyek penerangan ruas jalan ini hanya berselang 4 bulan setelah pelebaran jalan.
Baca juga: Jalan Sumpang Labbu Bone Diaspal dan Diperlebar, Telan Anggaran Rp44 Miliar
Selain akses ke Soppeng, Wajo, Sinjai dan Watampone, jalan ini juga menghubungkan Makassar Sulsel, dengan Kendari, Sulawesi Tenggara melalui penyeberangan angkutan sungai danau dan pelabuhan (ASDP) di Pelabuhan Bajoe, Watampone
Sumpang Labbu dan poros Watampone-Makassar adalah cagar budaya alam bersejarah. Mulai dirintis akhir 1930-an jalan Belanda dan dilanjutkan di era Romusha, penjajahan Jepang.
Jaraknya dari Watampone, Ibu kota Bone, sekitar 32 km, atau 40 menit berkendara.
"Alhamdulillah, Ini seperti bukan di Sumpang Labbu, ini kita seperti jalan jam 6 pagi," kata Hasanuddin Suaib, warga Lappariaja, kepada Tribun, Sabtu malam.

Hasanuddin mengatakan, proyek penerangan jalan umum (PJU) di jalan poros nasional ini direncanakan sepanjang 3,5 km.
Sekitar 1,7 km dari Desa Liliriawang dan 1,8 km setelah Gua Batu GoroE, di perbatasan Bengo - Ulaweng.
Baca juga: Baterai Lampu Jalan di Sumpang Labbu Bisa Tahan 3 Hari Walau Tanpa Sinar Matahari
Menurutnya, Proyek penerangan jalan ini adalah inisiatif Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, bersama Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Sulsel.
Mereka berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah Sulsel, dan Pemprov Sulsel, Pemkab Bone dan Polres Bone.
"Kita pantas berterima kasih ke Puang Kapolda," ujar Hasanuddin.
Dijadwalkan instalasi 37 tiang listrik dan panel surya lampu tersisa akan selesai sebelum Lebaran Idul Fitri.
"Awalnya momennya bisa dipakai mudik. Tapi kendala pengangkutan truk barang harus lewat Sidrap-Wajo-ke Bone, makanya molor."
Truk pengangkut tiang dan panel surya ini dilarang melintas di jalur Maros-Camba-Lappariaja, selama 2 pekan puncak mudik.
Hingga pukul 24.00 WITA semalam, Tribun dan wartawan lain meninjau penerangan jalan bersejarah ini bersama Kapolres Bone AKBP Arief Doddy Suryawan.
"Kami langsung diminta Pak Kapolda untuk tinjau penerangan pertama lampu tenaga surya ini," kata Kapolres kepada wartawan.
Ikut bergabung juga kapolsek dari Ulaweng dan Bengo, Babimkantimbas dan belasan perwira dan binatara dari Polres Bone.
Hingga tadi malam sekitar 15 pekerja membaur cengan ratusan warga Bengo dan Ulaweng.
Sumpang Labbu adalah ikon infrastuktur jalan peninggalan kolonialisme Belanda, sebelum Kemerdekaan 1945.
Sumpang Labbu adalah bahasa Bugis berarti Gerbang Panjang.
Gua sepanjang 8,4 m dan lebar jalan 5 meter, dengan tinggi 4,5 m, jadi penanda sekaligus ikon utama.
Diatas gua ada bangunan peristirahatan dan beberapa pedagang jajanan dan asongan.
Warga Bone juga mengenal Sumpang Labbu dengan nama Batu GoroE.
"Kata kakek saya, Petta Sangka Pattiro, dinamai Batu GoroE, karena untuk membuat gua di jalan poros itu ada ratusan pria dari semua kampung di Bone, bekerja manggoro (melubangi) batu cadas itu sampai tembus pakai linggis sampai 2 bulan," ujar Nurlaeli Basir Matong (54), guru SMA kelahiran Watampone. (*)
sumpang labbu
Lampu Tenaga Surya Sumpang Labbu
Desa Liliriawang
kecamatan bengo
Kecamatan Ulaweng
Bone
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi
Hasanuddin Suaib
Ramadan
TribunBreakingNews
Bandar Narkoba Ditangkap di Mare Bone, 30 Sachet Sabu Disembunyikan Belakang Rumah |
![]() |
---|
Koperasi Merah Putih Bone Dinilai Belum Hadirkan Manfaat, Anggota Sebut Hanya Formalitas |
![]() |
---|
Tamsil Linrung: Selamat Jalan Pak Rektorku Prof Paturungi Parawansa |
![]() |
---|
Dirjen Cipta Karya Ungkap Klaim Asuransi Tak Mampu Tutupi Seluruh Biaya Perbaikan DPRD Sulsel |
![]() |
---|
Prof Paturungi Parawansa Wafat, Karta Jayadi: IKIP Ujung Pandang dan UNM Kehilangan Sosok Inspirasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.