Daftar Nama Calon Pasangan Dilirik Munafri Arifuddin Maju Pilwali Makassar 2024

MAKASSAR, TRIBUN - Ketua DPD II Golkar Makassar Munafri Arifuddin mulai menjajaki calon pasangan maju pilkada serentak 2024.

Sejumlah nama dilirik Appi dari sejumlah partai politik.

Juru bicara calon wali (Pilwali) Kota Makassar Munafri Arifuddin (Appi) yakni Andi Taufiq Aris beberkan beberapa nama calon pendamping.

Appi pemegang surat perintah penugasan tunggal bakal calon Wali Kota Makassar dari DPP Golkar.

Apalagi, Appi terbilang sukses memimpin Golkar dengan tambahan satu kursi di DPRD Makassar.

Di Pemilu 2024, Golkar mendapatkan enam kursi di DPRD Makassar, naik satu kursi dari sebelumnya lima.

Andi Taufiq mengatakan, sejumlah nama berpotensi mendampingi Appi di Pilwalkot mendatang, mulai dari tokoh partai maupun nonpartai.

"Appi sekarang ini membuka komunikasi politik kepada semua bursa calon dan semua partai, karena Makassar, milik kita semua," kata Taufiq Rabu (3/4/2024).

Beberapa nama seperti dr Udin (PDIP), Fauzi Andi Wawo (PKB), Fahrizal (PKB), Azhar Arsyad (PKB), Edward Horas (Gerindra) dan dr Fadli Ananda, (PDIP).

Tak hanya itu, pendatang baru Fadel Tauphan Ansar dari Gerindra, juga masuk dalam bursa pendamping Appi.

Lalu ada Seto (Bupati Sinjai) dan Najmuddin dari Gerindra, Fatmawati Rusdi, Andi Rachmatika Dewi dan juga Rudianto Lallo (Nasdem).

Dari partai Demokrat ada nama Aliyah Mustika Ilham dan Rusdin Abdullah atau Rudal dari Golkar, sementara dari nonpartai, tambah Andi Taufiq Aris.

Appi juga membuka komunikasi politik seperti Irwan Adnan dan Andi Bukti Jufri yang berlatar belakang birokrat.

"Menariknya, istri Danny Pomanto, Ibu Indira Jusuf Ismail (Ketua TP PKK Kota Makassar) potensi juga sebagai wakilnya Pak Appi," ungkapnya.

Keseluruhan nama-nama tersebut memiliki potensi besar untuk mendampingi Appi dalam kontestasi Pilwali Makassar.

"Semua berpotensi, tergantung dinamika politik ke depan dan keseriusan juga kesiapan para calon-calon tersebut," ujarnya.

Calon pendamping Appi yang benar-benar ingin maju nanti nantinya, kata Andi Taufiq, harus mengikuti aturan dari Mahkamah Konstitusi (MK).

Dimana calon yang ingin bertarung di pilkada nanti, bagi caleg terpilih ini apakah siap mundur.

"Hal itu tentunya, kata Andi Taufiq, membutuhkan pertimbangan matang dari calon yang ingin maju bertarung di pilkada nanti," kata Taufiq.(renaldi)

Sukses Buktikan Elektoral di Pileg

Munafri Arifuddin dipastikan lolos ke DPRD Sulsel.

Appi, sapaan, membantu beringin rindang mempertahankan kursi di Dapil Sulsel I.

Alumni Fakultas Hukum Unhas itu mengumpulkan 29.802 suara pribadi.

Golkar menempati kursi ketiga dari tota sembilan kursi yang diperebutkan.

Selain itu, Appi juga berhasil menaikkan kursi Golkar di DPRD Makassar.

Dari 5 kursi di Pemilu 2019 lalu, naik menjadi 6 kursi di Pemilu 2024.

Appi berhasil membuktikan amanah Musda Golkar Makassar 2021. Saat itu Musda Golkar Makassar 2021 menetapkan Appi memimpin beringin.

Appi menggantikan kepemimpinan Farouk M Betta. Pengamat politik Universitas Bosowa Makassar, Arief Wicaksono mengatakan, Appi sukses membuktikan elektoralnya jelangnya Pilwali Makassar 2024.

Dengan hasil itu, nama Appi makin berkibar sebagai calon Wali Kota Makassar terkuat.

"Sampai hari ini, satu-satunya calon walikota Makassar yang telah mempersiapkan dengan matang rencana-rencananya kedepan, saya cermati ya hanya Pak Appi," kata Arief Wicaksono Rabu (3/4).

Arief mengatakan, Appi sejak awal memang dikenal masyarakat sebagai calon Wali Kota Makassar 2024.

"Beliau maju DPRD ini tujuannya memang untuk memanaskan mesin politik dalam rangka bersiap untuk next event, Pilwali," kata Arief.

Arief mengatakan, saat ini Appi satu-satunya calon Wali Kota Makassar punya rencana matang sejak awal.

"Coba kita cermati figur-figur yang katanya berhasrat untuk jadi Calon Walikota, persiapannya tidak sesiap Pak Appi, dalam artian semua aspek, finansial, partai politik, relawan, dan yang lain," kata Arief.

Meski demikian Arief Wicaksono mengingatkan, kesuksesan Api di Pileg perlu didasari oleh kesadaran bahwa, arena pileg (legislatif) sangat berbeda dengan arena pilwali (eksekutif).

"Sehingga strategi bermainnya juga harus berbeda," kata Arief Wicaksono.(erlan)