Pemilu 2024
Blak-blakan Politisi Sulsel Alasan PPP Bubarkan Bappilu Dipimpin Sandiaga Uno
Pihaknya akan mengevaluasi perolehan suara PPP setelah dinyatakan tak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen.
TRIBUN-TIMUR.COM - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi membubarkan Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dipimpin Sandiaga Uno.
Pembubaran Bappilu PPP disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Amir Uskara, Jumat (22/3/2024).
Amir Uskara merupakan politisi asal Sulsel.
Alasan membubarkan Bappilu PPP karena tugasnya telah selesai per 20 Maret 2024.
Pihaknya akan mengevaluasi perolehan suara PPP setelah dinyatakan tak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen.
Suara PPP hanya mencapai 3,87 persen, tidak mencapai ambang batas 4 persen.
Baca juga: Sikap Kaesang saat PSI Tak Lolos Parliamentary Threshold Pemilu 2024, Bertentangan Rencana PPP
"Saya kira itu (evaluasi) pasti bisa dilakukan," ungkap Amir Uskara.
Amir mengungkapkan pihaknya tidak menyalahkan siapapun mengenai perolehan suara PPP.
Menurutnya, perolehan suara PPP merupakan akumulasi dari kerja seluruh kader partai berlambang Ka'bah itu.
"Ya saya apapun itu akumulasi dari kerja-kerja seluruh kader. Kita juga tidak boleh menyalahkan satu, dua orang," imbuh Amir.
Hormati Putusan KPU
Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP, Amir Uskara, menghormati hasil rekapitulasi yang ditetapkan oleh KPU RI.
Meskipun demikian, dia tetap optimis bahwa partainya memiliki peluang untuk kembali ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Amir Uskara menyampaikan bahwa berdasarkan data internal partainya, PPP sebenarnya telah melampaui ambang batas parlemen.
Dia juga merasa bahwa Pemilu 2024 telah dipenuhi dengan upaya untuk menghalangi partainya agar tidak menduduki kursi di parlemen.
"Kalau soal PPP yang tidak lolos, kan belum resmi. Kemarin yang diumumkan oleh KPU RI itu hanya hasil rekapitulasi pemilu," kata Amir Uskara di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (21/3/2024) siang.
Mengenai kemungkinan mengajukan gugatan ke MK, Amir Uskara menyatakan bahwa pihaknya yakin tidak ada masalah.
Namun mereka akan mengikuti proses hukum sesuai dengan regulasi yang ada.
Baca juga: Kecurigaan Amir Uskara Saat PPP Dinyatakan Tak Lolos DPR RI, Siapkan Strategi Perlawanan
"Dalam cerita kita, PPP belum pernah gagal. Jadi bagi yang berpikir sebaliknya, biarkanlah," tandasnya.
Delapan Partai Politik Berhasil Melangkah ke Senayan, Namun Potensi Perubahan Masih Ada
Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024 telah menghasilkan delapan partai politik yang berhasil meraih kursi di DPR RI.
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, partai-partai tersebut adalah PDI-P, Golkar, Gerindra, PKB, Nasdem, PKS, Demokrat, dan PAN.
Meskipun telah memenuhi ambang batas parlemen yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Namun pihak yang berkeberatan dengan hasil Pemilu 2024 yang ditetapkan oleh KPU RI masih memiliki opsi untuk mengajukan gugatan atau sengketa ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Dengan membawa bukti-bukti yang dianggap cukup, perolehan suara bisa berpotensi berubah.
Menurut hasil rekapitulasi tingkat nasional, jumlah suara sah nasional Pileg DPR RI 2024 mencapai 151.796.630.
Baca juga: Terbaru! 24 Caleg Sulsel Lolos DPR RI Usai PPP Gagal Ambang Batas, Rudianto Lallo - Taufan Pawe Aman
Namun demikian, masih terdapat peluang bagi partai politik yang sempat terbelah dualisme kepengurusan untuk memperjuangkan keberadaannya di Senayan.
Dalam konteks dinamika politik pasca-pemilu, proses politik belum sepenuhnya selesai.
Meskipun kedelapan partai politik telah memastikan kursi mereka di Senayan, potensi perubahan masih menjadi faktor yang perlu diperhitungkan.
Berikut daftar delapan partai politik yang berhasil meraih kursi di DPR RI berdasarkan hasil perolehan suara di 38 provinsi pada (20/3/2024) malam.
1. PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan): 25.387.278 suara (16,72 persen)
2. Golkar (Partai Golongan Karya): 23.208.654 suara (15,29 persen)
3. Gerindra (Partai Gerakan Indonesia Raya): 20.071.708 suara (13,22 persen)
4. PKB (Partai Kebangkitan Bangsa): 16.115.655 suara (10,62 persen)
5. Nasdem (Partai Nasional Demokrat): 14.660.516 suara (9,66 persen)
6. PKS (Partai Keadilan Sejahtera): 12.781.353 suara (8,42 persen)
7. Demokrat (Partai Demokrat): 11.283.160 suara (7,43 persen)
8. PAN (Partai Amanat Nasional): 10.984.003 suara (7,24 persen).
Ingat Yusran Tajuddin Ketua KPU Bone Terseret Kasus Markup Suara Caleg Sulsel? Segera Disidang DKPP |
![]() |
---|
Daftar 9 Caleg Terpilih Mundur Jadi Anggota DPRD Sulsel Demi Maju Pilkada, Siapa Calon Penggantinya? |
![]() |
---|
Ketua Bawaslu Mardiana Rusli: Tidak Ada Larangan Penyelenggara Pemilu Bicara ke Media |
![]() |
---|
Sosok Legislator PKS Nur Huda Waskitha Naik Motor Butut saat Pelantikan tapi Ternyata Jutawan |
![]() |
---|
8 Caleg Terpilih DPRD Sinjai Terancam Tak Dilantik, Dominasi Jagoan Nasdem-Golkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.