Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadhan 2024

Sejarah Masjid Tua Al’ Mujahidin, Peninggalan Raja Bone ke-13 Berdiri Tahun 1639 M

Mesjid Laung’e didirikan pada tahun 1639 M, dimasa pemerintahan Raja ke 13 “ La Maddaremmeng Mattiroe Ri Bukaka (1931-1644). 

|
Penulis: Wahdaniar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Mesjid Tua Al Mujahidin Bone 

TRIBUNBONE.COM, BONE- Mesjid Laung’e atau dikenal dengan “Masjid Tua Al’ Mujahidin merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Kabupaten Bone

Masjid tersebut dapat dikategorikan sebagai Cagar Budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga keaslianya sebagai salah satu sejarah Kabupaten Bone.

Mesjid Laung’e didirikan pada tahun 1639 M, dimasa pemerintahan Raja ke 13 “ La Maddaremmeng Mattiroe Ri Bukaka (1931-1644). 

Dalam masa pemerintahan raja Madderemmeng, beliau menjalankan syariat Islam dan menginplementasikan dalam pemerintahannya.

Masjid Laung’e merupakan saksi perkembangan sejarah agama Islam di Kabupaten Bone masa dimana sejarah awal mula masuknya Islam di Kabupaten Bone.

Masjid tersebut pada masa itu digunakan sebagai pusat pembelajaran tentang Islam bagi keluarga kerajaan dan rakyat Kabupaten Bone.

Bahkan demi memperdalam pengetahuan tentang Islam Raja La maderemeng mendatangkan ulama atau Kadi dari kerajaan Gowa-Tallo yang pada masa itu lebih dulu memeluk agama Islam.

Pada bagian belakang kawasan Masjid Laung’e digunakan sebagai area makam Para Raja dan Kerabatnya serta para keluarga ulama/Kadi, dimana pada masa itu Raja dan kadi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan pemerintahanpemerintahan.

Sebab pada masa itu kadi adalah pendamping raja dalam mengurus syariat islam.

Pada masa pemerintahan Raja XXXII “ La Mappanyukki Sultan Ibrahim Matinroe ri gowa “ ( 1931-1946), masjid Laung’e mengalami perombakan dan perbaikan secara besar-besaran.

Tentang Mesjid Laung'e atau Mesjid Tua Al'Mujahidin

Masjid Laung’e atau Masjid Tua Al’Mujahidin terletak di jl.Sungai Citarum Kelurahan Bukaka Kecamatan Tanete Riattang dengan Luas area 744 M⊃2; dan luas Banguana 552 M⊃2;.

Pada bagian utara berbatasan dengan jl. Sungai Cendrana dan rumah warga, bagian Selatan berbatasan dengan jl. Sungai Saddang dan rumah warga dan jl. Sungai Saddang, bagian Timur berbatasan dengan jl. Sungai citarum dan rumah warga dan pada bagian barat berbatasan dengan Kompleks Makam Laleng Bata dan RA/TPA Al Mujahidin. 

Secara Astronomis Masjid Laung’e berada pada Koordinat 120°19’47 ” BT, 04°32’09,7” LS dan 38 Mdpl.

Pintu masuk Area Masjid Laung’e terdapat pintu Gerbang dan papan yang bertuliskan ‘ Masjid Tua Al’Mujahiddin). 

Bangunan masjid tersebut terbuat dari semen, Batu dan lataran masjid, Menara, bak air tempat berwuduh dan Toilet terbuat dari tegel/keramik, selain itu masjid dilengkapi dengan Mimbar berbahan keramik, Kaligrafi Besar , Kubah masjid, garasi, Tempat Hijab wanita, Mobil Jenasah (Ambulance) dan Tempat Memandikan Jenasah.

Pintu masuk masjid terbuat dari kayu dan berjumlah 9, yang terdiri dari 3 pintu bagian depan, 3 pintu bagian samping kanan dan 3 pintu bagian samping Kiri. 

Pada ujung Kubah mimbar terdapat guci yang disebut mustika berasal dari Negara Cina diperkirakan pada masa Dinasti Ming, Kubah/Puncak Mimbar berwarna kuning keemasan yang bergambar naga. 

Namun waktu dan siapa yang menyimpan guci ini belum diketahui karena kurangnya informasi dari narasumber serta tidak ada lagi narasumber lain yang mengetahuinya. 

Masjid Laung’e saat ini digunakan sebagai tempat melaksanakan Ibadah secara berjamaah seperti , Shalat 5 Waktu, Shalat Jumat dan Kegiatan bulan suci Ramadhan (Shalat Taraweh, I’tikaf dan Shalat Tasbih).

Masjid Laung’e juga digunakan sebagai tempat kegiatan sosial seperti, Peringatan Hari Besar Islam (Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi Saw, dan Isra Miraj), Pengajian setiap minggu dan ceramah, Kegiatan Pendidikan taman Kanak-kanak dan Madrasah Ibtidayah, pelatihan Barsanji bagi anak-anak dan Shalat Jenasah.

Sementara iman mesjid Tua Al Mujahidin, Taufik mengatakan menjadi iman mesjid yang merupakan mesjid bersejarah di Kabupaten Bone

"Sudah lama saya menjadi iman disini, sekitar 18 tahun. Saya sangat bangga bisa dipercayakan menjadi imam di mesjid bersejarah di Kabupaten Bone" ujarnya saat dikonformasi wartawan Tribun Timur, Jumat (15/03/2024).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved