Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadhan 2024

Sudah Sholat Witir Bolehkah Sholat Tahajud? Ustadz Abdul Somad Jelaskan Hukumnya

UAS menjelaskan hukum sholat Tahajud setelah melakukan sholat Witir yang mana jadi penutup sholat Tarawih di bulan Ramadhan.

Editor: Hasriyani Latif
Youtube/Ustadz Abdul Somad Official
Penceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) - Ustadz Abdul Somad jelaskan hukum sholat tahajud sesudah sholat witir, bolehkah? 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sholat witir adalah ibadah sunnah yang sering dilakukan umat Islam selama bulan Ramadhan.

Sholat witir dianjurkan dikerjakan sebagai penutup sholat pada malam hari.

Umumnya, setelah melaksanakan sholat tarawih dilanjutkan dengan witir.

Yang menjadi pertanyaan banyak orang, ketika ingin melaksanakan sholat tahajud apakah boleh sesudah sholat witir?

Seperti diketahui, sholat tahajud hukumnya sunnah muakkad yang dilaksanakan pada malam hari atau sepertiga malam terakhir setelah terjaga dari tidur.

Sholat ini dapat dikerjakan minimal dua rakaat dan bukan merupakan bagian dari salat wajib lima waktu.

Penceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan hukum sholat Tahajud setelah melakukan sholat Witir yang mana jadi penutup sholat Tarawih di bulan Ramadhan.

Diterangkan Ustadz Abdul Somad, sholat Tahajud hukumnya boleh dilaksanakan usai sholat Witir meski Witir adalah penutup sholat di malam hari.

Menurut Ustadz Abdul Somad, hal tersebut pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Dikatakan, seseorang yang telah sholat Tarawih dan ditutup Witir, kemudian pulang lalu tidur dan ingin mengerjakan sholat Tahajud, hukumnya mubah atau boleh.

"Apa dalilnya? Karena Nabi SAW pernah sholat Tahajud setelah Witir, apakah nanti setelah Tahajud ditutup lagi dengan Witir? Tidak," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir dari kanal youtube Takzim Ulama.

Baca juga: Zikir dan Doa Setelah Sholat Tahajud, Amalkan Selama Ramadhan Agar Dapat Pahala Berlipat Ganda

Hal ini sebagaimana hadits shahih berikut:

عَنْ طَلْقِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ.

Dari Talq Ibn ‘Ali (diriwayatkan) ia berkata: Saya mendengar Nabi saw bersabda: Tidak ada dua witir dalam satu malam [H.R. Ahmad nomor 15696, Abu Dawud nomor 1227, at-Tirmidzi nomor 432, dan an-Nasai nomor 1661].

Niat Sholat Tahajud

Bagi yang melafadzkan niat, niat shalat tahajud adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatat tahajudi rok’ataini lillahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala”

Tata Cara Sholat Tahajud

Sholat Tahajud dapat dilaksanakan sebagaimana shalat-shalat sunnah lainnya, yaitu dua rakaat salam.

Baca juga: Tata Cara Salat Tarawih 8 Rakaat dan Witir 3 Rakaat, Legkap Bacaan Niat dan Terjemahan

Nah, berikut ini tata cara sholat tahajud dilansir Tribun-Timur.com dari laman kemenag.go.id:

1. Baca niat Sholat Tahajud

2. Lanjutkan dengan melakukan Takbiratul Ihram (membaca Allahuakbar sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga).

3. Membaca doa iftitah.

4. Membaca surah Al-Fatihah.

5. Membaca surat-surat pendek Al-Quran seperti An-Nas, Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau surat pendek apa saja dalam Al Quran.

6. Lakukan langkah-langkah sholat pada umumnya seperti rukuk dan sujud yang lalu rakaat kemudian disamakan dengan rakaat pertama (kecuali doa iftitah).

7. Lakukan tahiyat akhir dan salam.

8. Selanjutnya, Anda disunahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, sholawat, istigfar, lalu membaca doa sholat tahajud.

Berikut ini doa yang dipanjatkan Rasulullah ﷺ berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim sebagaimana berikut:

اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

(Tribun-Timur.com/Hasriyani Latif)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved