Pemilu 2024
Gerindra Klaim Sengaja Membiarkan Suaranya Disalip Golkar di Pileg Meski Prabowo Unggul di Pilpres
Berdasarkan hasil real count sementara, PDIP berada di peringkat pertama dengan 16,89 persen suara selanjutnya, ada Golkar dengan perolehan 15,08.
TRIBUN-TIMUR.COM - Perolehan suara Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 yang sementara unggul tak sejalan dengan raihan suara Partai Gerindra di Pileg berdasarkan real count KPU RI, Rabu (21/2/2024).
Berdasarkan hasil real count sementara, PDIP berada di peringkat pertama dengan 16,89 persen suara.
Selanjutnya, ada Golkar dengan perolehan 15,08 persen suara berada di urutan kedua.
Sementara itu, Partai Gerindra dengan perolehan suara 13,42 persen dengan menempati posisi ketiga.
Berikutnya, PKB menempati posisi keempat dengan sebesar 11,81 persen.
Sedangkan, urutan kelima ada partai NasDem dengan perolehan 9,38 persen, PKS 7,47 persen dan Partai Demokrat 7,42 persen dan PAN 6,92 persen.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sengaja berbagi suara pemilihan legislatif (pileg) ke parpol koalisi Indonesia maju.
Baca juga: Langkah Jokowi Angkat AHY Menteri Benarkan Konflik SBY dan Megawati Belum Padam?
Hal ini dinilai bentuk kebesaran hati dari capres nomor urut 02 tersebut.
Pernyataan Habiburokhman sekaligus menanggapi perolehan suara Gerindra yang tidak besar meskipun Prabowo mendapatkan suara besar di Pilpres 2024.
Banyak pihak yang menilai efek ekor jas dari Prabowo tak berdampak kepada Gerindra.
Habiburokhman pun membantah Gerindra tidak mendapatkan efek ekor jas.
Sebaliknya, perolehan suara Gerindra yang tidak signifikan sebagai bentuk kebesaran hati dari Prabowo.
"Jadi gini, itulah bentuk konkret kebesaran hati Pak Prabowo dan partai Gerindra. Ya karena, kenapa partai Gerindra nggak dapet coattail effect yang maksimal? Karena berbagi dengan partai-partai pengusung yang lain. Ada Golkar, PAN, Demokrat, ya kita berbagi. Terdistribusi secara merata," kata Habiburokhman kepada wartawan di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Ia pun mengungkit Prabowo yang jarang menghadiri kampanye dari partai Gerindra.
Bahkan selama ini, Prabowo lebih banyak menghadiri kampanye dari parpol koalisinya.
"Kenapa pak Prabowo menghadiri, jarang sekali menghadiri kampanye nya Gerindra? Coba Anda cek. Yang di Bandung, ya kan, itu pan. Yang di Surabaya kalau nggak salah Demokrat. Yang di Medan, Golkar," katanya.
Berkah Jokowi?
Partai Golkar tidak mengusung kader sebagai capres dan cawapres pada Pemilu 2024. Tetapi dari hasil quick count dari berbagai lembaga, suara Golkar berada di posisi kedua dan unggul dari Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai, ada beberapa alasan yang menyebabkan Golkar mampu memperoleh suara maksimal di Pileg 2024. Meskipun, tidak ada kader yang diusung sebagai capres dan cawapres.
”Pertama, Golkar memperoleh berkah langsung dari Jokowi yang dinilai publik tidak lagi dekat dengan PDIP. Sebagai salah satu partai yang menyokong kepemimpinan Jokowi, naiknya suara Golkar di Pileg 2024 dinilai karena efek kedekatan Jokowi dengan Partai Golkar,” papar Arifki Chaniago.
Menurut dia, ada yang menduga di pileg berkah Jokowi bakal dipanen utuh Partai Gerindra dan PSI. Namun kenyataannya, Golkar menerima efek Jokowi secara maksimal dengan naiknya suara partai beringin itu di Pemilu 2024.
”Ketika Jokowi berjarak dengan PDIP, pemilih yang loyal dengan Jokowi memilih migrasi ke berbagai partai. Dari hasil Pileg 2024, Golkar terkonfirmasi memperoleh berkah luar biasa dari para pendukung Jokowi dibandingkan partai lain,” ujar Arifki.
Kedua, menurut dia, Golkar memiliki komposisi caleg yang berkualitas di Pileg 2024. Kemampuan politikus Golkar bertarung dan memperebutkan hati pemilih tidak lagi berita baru.
Caleg-caleg Golkar sejak dulu, lanjut Arifki Chaniago, dinilai petarung. Mesin politik Partai Golkar lebih mudah aktif, meskipun pada satu sisi tidak memiliki kader yang maju sebagai capres dan cawapres.
”Partai-partai lain mungkin diuntungkan karena ada kadernya yang maju sebagai capres dan cawapres. Namun, Partai Golkar bekerja maksimal untuk bisa terpilih,” terang Arifki Chaniago.
”Kompetisi kader-kader terbaik di satu daerah pemilihan memberikan keuntungan ke kelembagaan Golkar, karena semua kader merasa punya kesempatan yang sama untuk terpilih,” sambung Arifki.(*)
Ingat Yusran Tajuddin Ketua KPU Bone Terseret Kasus Markup Suara Caleg Sulsel? Segera Disidang DKPP |
![]() |
---|
Daftar 9 Caleg Terpilih Mundur Jadi Anggota DPRD Sulsel Demi Maju Pilkada, Siapa Calon Penggantinya? |
![]() |
---|
Ketua Bawaslu Mardiana Rusli: Tidak Ada Larangan Penyelenggara Pemilu Bicara ke Media |
![]() |
---|
Sosok Legislator PKS Nur Huda Waskitha Naik Motor Butut saat Pelantikan tapi Ternyata Jutawan |
![]() |
---|
8 Caleg Terpilih DPRD Sinjai Terancam Tak Dilantik, Dominasi Jagoan Nasdem-Golkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.