Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ganjar Kampanye di Makassar

Ganjar Pranowo Sebut Banyak Kepala Daerah di Sulsel Diminta Tak Berpihak ke Paslon No 3: Lawan!

Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengungkapkan terkait intimidasi dialami sejumlah kepala daerah menjelang Pilpres 2024

|
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
ERLAN SAPUTRA/TRIBUN TIMUR
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat kampanye di UpperHills Convention Hall, Makassar, Selasa (30/1/2024) sekitar pukul 13.00 Wita.   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengungkapkan terkait intimidasi dialami sejumlah kepala daerah menjelang Pilpres 2024. 

Dalam orasinya saat kampanye di UpperHills Convention Hall, Jl Metro Tj Bunga, Makassar, Selasa (30/1/2024) siang, Ganjar Pranowo menegaskan banyak kepala daerah telah melapor soal terkait tekanan untuk tidak bergerak. 

Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini mengaku, kepala daerah diwajibkan tidak berpihak ke paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Maka ingin saya sampaikan, sudah banyak yang melapor kepada saya, tidak boleh gerak, apalagi kepala daerah. Kamu tidak perlu gerak terlalu kuat untuk 03, maka apa saya sampaikan, apa katanya? Lawan," ujar Ganjar Pranowo di hadapan pendukungnya.

Ganjar menekankan bahwa cara terbaik untuk melawan intimidasi adalah dengan cara konstitusional.

Dia melanjutkan, intimidasi tersebut tidak akan membuatnya mundur, melainkan memperkuat tekadnya untuk melawan dengan cara yang konstitusional.

"Maka cara melawan kita adalah cara melawan secara konstitusional. Konstitusional adalah laporkan kalau ada penindasan, laporkan kalau ada menakut-nakuti," ungkap Ganjar Pranowo dengan tegas.

Dia juga menegaskan, tim Ganjar-Mahfud telah menyiapkan sejumlah pengacara andal untuk menghadapi intimidasi tersebut.

Baca juga: Ganjar Pranowo Bahas Kesetaraan Gender dan Penyandang Disabilitas saat Kampanye di Makassar

"Saya tidak akan takut untuk itu," tambahnya.

Ia menegaskan, dia tidak akan gentar menghadapi tekanan politik yang bertujuan untuk mengintimidasi timnya.

Lebih lanjut, Ganjar Pranowo menekankan pentingnya menjaga proses demokrasi sehat. 

"Biarkan demokrasi berjalan dengan baik, biarkan panggung politik ini diisi dengan kecerdasan-kecerdasan dan ide-idenya," ujarnya. 

Dia juga menyerukan agar masyarakat diberikan kesempatan menentukan pilihannya secara bebas dan adil.

"Dengan demikian, biarkan masyarakat menentukan pilihan, dan biarkan mereka melihat preferensinya dengan benar," tutup Ganjar Pranowo.

JK Ngaku Dapat Tekanan Usai Dukung Anies-Muhaimin 

Selain Ganjar Pranowo, Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) mengaku kerap mendapat intimidasi semenjak mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Dikutip dari Kompas.com, Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa meskipun intimidasi tidak secara langsung dialaminya, orang-orang di sekitarnya justru mendapat tekanan. 

Pejabat publik bertemu dengannya seringkali sulit mendapat waktu, karena khawatir akan dicopot dari jabatannya.

"Ada juga yang ketemu hanya bisik 'Pak, saya pokoknya ikut bapak, tetapi saya harus diam'. Banyak juga yang gitu," kata JK dalam program Gaspol. 

"Ya takut, takut ditegur dari atas. Takut dicopot jabatannya. Jadi masalah ketakutan jabatan ini, bukan ideologi," tambahnya.

Tak hanya itu, JK juga mencatat adanya sosok misterius yang kerap memotret para pejabat yang bertemu dengannya.

Meskipun dia tidak membocorkan siapa yang dimaksud. 

Ia menilai intimidasi yang membuat pejabat khawatir sangat tidak adil.

Lebih lanjut, JK juga mengungkapkan bahwa ada yang mendapat intimidasi lewat kasus hukum setelah mendukung Anies Baswedan. 

Menurutnya, Pemilu 2024 menjadi yang paling buruk karena tekanan tersebut.

Jusuf Kalla juga menyampaikan pandangannya terhadap Presiden Joko Widodo yang dinilainya telah berubah, khususnya dalam hal keinginan berkuasa. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved