Pilpres 2024
Reaksi Mengejutkan Zulkifli Hasan Sikapi Survei Terbaru PAN Jelang Pemilu 2024
Menurut hasil berbagai lembaga survei, Zulhas menyatakan bahwa elektabilitas partainya saat ini mencapai 5,6 persen.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan alias Zulhas, mengungkapkan rasa syukurnya terhadap masyarakat Indonesia yang terus meningkatkan kepercayaan pada PAN.
Menurut hasil berbagai lembaga survei, Zulhas menyatakan bahwa elektabilitas partainya saat ini mencapai 5,6 persen.
"Saya berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang memberikan kepercayaan luar biasa kepada PAN. Kami saat ini berada di angka 5,6 persen, dan saya optimis, mudah-mudahan nanti di akhir bulan bisa melampaui 6 persen," ujar Zulkifli Hasan di Makassar Rabu (24/1/2024).
Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pihaknya akan terus bekerja keras untuk meningkatkan dukungan masyarakat.
Dengan penuh semangat, ia menetapkan target elektabilitas PAN mencapai 7 persen sebelum berakhirnya masa kampanye.
"Kalau kita bisa mencapai 7 persen, insyaallah di atas 9. Kami akan terus bekerja keras, berkomunikasi dengan masyarakat, dan menyampaikan program-program PAN yang pro-rakyat," tambahnya.
Pernyataan Zulkifli Hasan mencerminkan keyakinannya terhadap pertumbuhan elektabilitas PAN dalam menghadapi perhelatan politik yang semakin dekat.
PDIP Puncaki Elektabilitas Menurut Survei Charta Politika untuk Pemilu 2024
Menjelang Pemilu 2024, hasil survei dari Charta Politika memperlihatkan dominasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.
Dalam survei nasional yang dilakukan pada 4–11 Januari 2024, PDIP menduduki peringkat pertama dengan elektabilitas mencapai 22,6 persen.
"PDI Perjuangan menempati peringkat pertama dengan angka 22,6 persen," ungkap Peneliti Utama Charta Politika, Nahrudin, pada Minggu (21/1/2023).
Disusul oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dikomandoi oleh Prabowo Subianto dengan elektabilitas sebesar 18,8 persen.
Sementara Partai Golongan Karya (Golkar) menempati peringkat ketiga dengan angka 9,3 persen, diikuti oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan 8,8 persen.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masing-masing mendapatkan elektabilitas sebesar 8 persen dan 6,8 persen.
Di posisi berikutnya, Partai Amanat Nasional (PAN) menempati angka 4 persen dalam hasil survei tersebut.
Menghadapi pemungutan suara yang semakin dekat, hasil survei ini memberikan gambaran awal mengenai potensi kekuatan partai politik dalam Pemilu 2024.
Survei Charta Politika, PDIP 22,6 persen, Partai Gerindra 18,8 % , Partai Golkar 9,3 % , Partai NasDem 8,8 % .
PKB 8,0 % , PKS 6,8 % , PAN 4,0, Partai Demokrat 3,9 % , PPP 3,6 % , Perindo 2,8 % , PSI 1,9 % , Hanura 0,6 % , Gelora 0,3 % , PBB 0,3 % , Buruh 0,2 % , PKN 0,1 % , dan Ummat 0,1 persen.
Indikator Politik
Tren Penurunan Elektabilitas PDIP, Gerindra Meningkat Menurut Survei Indikator Politik Indonesia
Hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih memimpin, meskipun mengalami tren penurunan.
Survei yang dilakukan pada periode 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024 menyatakan elektabilitas PDIP berada di angka 20 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengungkapkan bahwa meskipun elektabilitas PDIP turun.
Partai besutan Megawati Soekarnoputri masih unggul dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang menempati urutan kedua dengan elektabilitas 18,1 persen.
"Elektabilitas PDIP masih sedikit di atas Gerindra, nah itu datanya ya meskipun trennya turun," kata Burhanuddin Muhtadi pada Kamis (19/1/2024).
Survei Indikator Politik juga mencatat bahwa selisih elektabilitas antara PDIP dan Gerindra berada di dalam margin of error.
Menariknya, saat elektabilitas PDIP menurun, elektabilitas Partai Gerindra justru mengalami peningkatan.
Burhanuddin menginterpretasikan hasil survei sebagai alarm bagi PDIP, terutama karena tujuan untuk meraih kemenangan dalam pemilihan umum (pemilu) tiga kali berturut-turut dapat terancam dengan meningkatnya performa Gerindra beberapa bulan terakhir.
Selain itu, survei juga menyoroti bahwa hanya delapan partai memiliki elektabilitas di atas parliamentary threshold 4 persen.
Partai tersebut meliputi Golkar (11,1 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (9,2 persen), Nasdem (6,7 persen), Partai Keadilan Sejahtera (5,9 persen), Demokrat (5,6 persen), dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 4,4 persen.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencatatkan 1,4 persen, sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berada di angka 2,4 persen.
Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mencapai 0,9 persen, sementara Hanura dan Partai Ummat masing-masing 0,4 persen.
Partai Gelora, Partai Buruh, dan PBB memiliki elektabilitas rendah dengan masing-masing 0,3 persen, 0,1 persen, dan 0,1 persen.
Survei ini melibatkan 4.560 responden dengan metode wawancara tatap muka, dilakukan sebelum debat ketiga Pilpres 2024 pada 7 Januari 2024.
Dengan margin of error sekitar ±2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei Median
PDIP Pertahankan Posisi Teratas Menurut Survei Median, Gerindra Bersaing Ketat di Posisi Kedua
Menurut hasil survei terbaru dari Median, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berhasil mempertahankan posisi teratas dengan elektabilitas 20,8 persen.
Sementara Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersaing ketat di posisi kedua dengan 20,1 persen.
Temuan survei yang dilaksanakan pada 23 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024, menunjukkan persaingan yang ketat antara kedua partai tersebut.
Pada posisi ketiga, survei Median mencatat Partai Golkar, PKB, Partai Nasdem, dan PKS.
Namun, yang menarik adalah adanya potensi lolosnya dua partai politik non-parlemen ke Senayan.
Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Gelora.
Para pemilih Partai Gelora menyatakan alasan dukungan mereka karena partai ini dinilai memiliki program-program yang telah terasa di masyarakat.
Hasil survei ini memberikan gambaran dinamika persaingan di tingkat nasional menjelang Pemilu 2024.
Survei Median melibatkan 1.500 responden dari berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.
Dengan margin of error sekitar 2,53 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei ini memberikan gambaran yang cukup signifikan mengenai elektabilitas partai politik dan potensi kehadiran partai non-parlemen dalam perhelatan politik mendatang.
Survei JRC
Partai Gerindra Unggul Menurut Survei Jakarta Research Center, PSI Berpotensi Lolos ke Senayan
Menurut hasil survei Jakarta Research Center (JRC), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menunjukkan keunggulan dengan memperoleh 20,5 persen.
Gerindra mengungguli Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang berada di posisi kedua dengan 17,8 persen.
Survei ini memberikan gambaran dinamika elektabilitas partai politik menjelang Pemilu 2024.
Kenaikan mencolok juga tercatat pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
PSI yang diketuai Kaesang Pangarep, dianggap memiliki peluang signifikan untuk lolos ke Senayan dengan meraih 4,5 persen.
Hal ini menunjukkan pergeseran dalam preferensi pemilih terhadap partai-partai politik.
Survei JRC dilakukan pada 26-31 Desember 2023 dengan melibatkan 1.200 responden yang merupakan perwakilan dari seluruh Indonesia.
Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei ini memberikan kontribusi dalam memahami dinamika politik dan persaingan di tingkat nasional menjelang Pemilu 2024.
Sementara potensi kehadiran partai non-parlemen seperti PSI menjadi sorotan utama dalam pergeseran politik yang terjadi.
Survei Puspoll
Hasil Survei Puspoll: PSI, Gelora, Ummat, dan Perindo Masih di Bawah Ambang Batas 4 Persen
Menurut hasil survei terbaru dari Puspoll Indonesia, partai-partai baru seperti PSI, Gelora, dan Ummat, bersama dengan Partai Perindo, masih berada di bawah ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Sementara itu, Partai Demokrat diketahui berhasil lolos ke Senayan dengan elektabilitas sedikit di atas ambang batas tersebut.
Survei Puspoll Indonesia memprediksi sembilan partai politik parlemen petahana akan tetap melenggang untuk periode 2024-2029.
Partai-partai tersebut meliputi PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, PKS, Partai Nasdem, Partai Demokrat, PAN, dan PPP.
Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja, menjelaskan bahwa tiga besar perolehan suara masih diduduki oleh PDIP dengan 21,1 persen.
Kemudian diikuti oleh Gerindra dengan 17,3 persen, dan Golkar dengan 10,9 persen.
Di papan tengah, terdapat PKB dengan 7,6 persen, PKS dengan 7,2 persen, serta Nasdem dengan 6,6 persen.
Sementara itu, Demokrat dan PAN masing-masing mencatatkan 4,2 persen, dan PPP sebesar 4,1 persen.
Hasil survei Puspoll memberikan gambaran mengenai posisi elektoral partai-partai politik menjelang Pemilu 2024.
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming |
![]() |
---|
Cak Imin Nilai Wacana Pembentukan Presidential Club Positif |
![]() |
---|
Alasan Surya Paloh Tinggalkan Anies Baswedan Usai Kalah di Pilpres, Kini Dukung Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
PBB Takut Yusril Ihza Mahendra tak Jadi Menteri? NasDem-PKB Dukung Prabowo |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran tidak Mundur Hingga Dilantik Jadi Presiden-Wapres |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.