Dinsos Makassar Dirikan Dapur Umum untuk 300 Pengungsi Banjir Blok 10 Perumnas Antang
Korban banjir Blok 10 Perumnas Antang, Kelurahan Manggala mengungsi di Masjid Jabal Nur pada, Rabu (17/1/2024).
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ratusan warga Blok 10 Perumnas Antang, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Makassar, mengungsi akibat.
Mereka mengungsi di Masjid Jabal Nur, yang posisinya berada di perbukitan Blok 10 Perumnas Antang.
Di pengungsian itu, telah berdiri posko dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
"Jadi hari ini kita dari Pemerintah Kota Makassar membuka dapur umum untuk menghandle makanan dan minuman pengungsi," kata Plt Kadinsos Makassar, Andi Pangerang Nur Akbar saat ditemui, Rabu (17/1/2024) sore.
Andi Pangerang mengatakan, ada ratusan jiwa yang mengungsi akibat banjir tahunan ini.
"Dari data, laporan dari pemerintah setempat, bahwa di Blok 10 ini ada tiga titik sekarang pengungsian yang jumlahnya 300 jiwa," jelasnya.
Pihaknya pun mengaku akan menjamin semua kebutuhan pokok para pengungsi.
"Maka kami Dinsos menyiapkan segala kebutuhan makanan, termasuk juga untuk bayi dan balita, ada juga susu untuk bayi, perlengkapan juga popok, selimut dan minyak angin," terang Andi Pangerang.
Selain petugas untuk kebutuhan makan, di posko itu juga lanjut Pangeran, juga disiagakan petugas kesehatan.
Petugas kesehatan itu, tidak hanya bertugas mengontrol kesehatan pengungsi tapi juga memilah makanan cocok bagi pengungsi yang mengalami sakit tertentu.
"Kita juga tidak sembarang kasi makan karena kalau warga lansia, balita, dan lainnya itu beda-beda perlakuannya," ungkap Andi Pangerang.
"Teman teman lakukan asesmen kalau ada alergi bahan makanan kemudian hipertensi dan lain lain pasti kita buatkan tersendiri," tuturnya.
Kondisi Pengungsi
Mereka memadati separuh bagian dalam dan pelataran masjid dengan melantai beralaskan tikar.
Beberapa warga mengisi waktu luang dengan memasak mie instan.
Ada juga warga yang bercengkrama dengan anaknya sambil belajar.
Ada pula yang sibuk mencuci sambil mengeringkan cucian di pagar teralis masjid.
Seperti yang dilakukan Andini (23) pengungsi asal Jl Terompet, Blok 10 Perumnas Antang.
Dirinya tampak asik bermain dengan buah hatinya yang masih batita.
Andini mengaku mengungsi sejak Selasa kemarin, bersamaan keluarganya.
"Dua hari ma ini di sini (masjid Jabal Nur), sejak kemarin sore mengungsi. Saya sama keluarga, anak, kakak dan anaknya juga," kata Andini saat dihampiri.
Dijelaskan Andini, kondisi rumahnya saat ini sudah tergenang hingga mengharuskan mengungsi.
Di dalam rumahnya ketinggian air sudah mencapai lutut orang dewasa.
Sementara dipekarangan rumahnya, air sudah setinggi pinggang orang dewasa.
"Kalau di dalam rumah air di lutut karena sudah dikasi tinggi sedikit. Kalau di teras sudah sampai di pinggang," ungkapnya.
Banjir yang merendam rumahnya di setiap musim penghujan, membuat Andini pasrah.
Dia hanya berharap pemerintah memperhatikan anaknya saat di tempat pengungsian mengingat rentan terkena penyakit.
"Apa di, tidak tau juga mau bilang apa karena setiap tahun ji begini, mengungsi," ucapnya dengan nada pasrah.
"Anak-anak ji ini kasian semoga diperhatikan obat-obatan dan kebutuhan lainnya karena ini anak-anak gampang kena penyakit," harap ibu muda satu anak ini.
Hal senada diungkapkan Dewi yang juga merupakan warga Jl Terompet.
Dirinya berharap saat di tempat pengungsian kebutuhan anaknya diperhatikan.
"Kalau yang dibutuhkan khususnya untuk anak-anak, popok sama obat-obatan paling penting," ucap Dewi.
Dewi mengatakan, rumahnya tiap tahun selalu tergenang banjir dan hingga saat ini belum ada solusi yang didapatkan dari pemerintah.
Setiap kali banjir datang, Dewi mengaku ada-ada saja perabot rumahnya yang rusak akibat terendam air.
"Tiap tahun mi begini, tidak ada perubahan dan pasti ada alat rumah yang rusak. Tahun lalu kulkas ku rusak, nda bisami dipake," sebutnya.
Dewi pun berharap agar pemerintah serius memberikan solusi atas permasalahan banjir tersebut.
Data dari papan informasi yang tertempel di pintu masjid menulis, total ada 35 kepala keluarga yang mengungsi di Masjid Jabal Nur.
Total jiwa 35 Kepala Keluarga itu, sebanyak 114 jiwa.
Terdiri dari 81 dewasa, 19 anak, 11 balita dan tiga bayi.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.