Puluhan Petani dan Nelayan Kumpul di Makassar Dukung Prabowo-Gibran

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR — Para pendukung calon presiden bersaing mendeklarasikan dukungan di Sulawesi Selatan.

Relawan pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkumpul di Kota Makassar. Sementara itu relawan pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berkumpul di Luwu.

Sulsel merupakan provinsi kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 lalu.

Saat itu pasangan pasangan Prabowo-Sandiaga meraih 2.809.393 suara, sedangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf memperoleh 2.117.591 suara.

Prabowo-Sandi unggul dengan selisih 691.802 suara dari Jokowi-Ma'ruf.

Terbaru, Selasa (9/12/2024), puluhan perwakilan petani dan nelayan se-Sulsel berkumpul di Kota Makassar.

Mereka menyatakan dukungan kepada Prabowo-Gibran.

Para nelayan itu membentuk Tim Relawan Gerakan Petani Nelayan Prabowo-Gibran di Makassar.

Alasan kelompok petani dan nelayan itu mendukung Prabowo-Gibran adalah karena sosok Prabowo yang peduli kesejahteraan petani dan nelayan.

"Jadi kami pilih Pak Prabowo karena sudah terbukti memiliki keberpihakan kepada petani dan nelayan. Prabowo juga menurut kami sudah selesai dengan hidupnya," kata Ketua Tim Relawan Gerakan Petani Nelayan Prabowo-Gibran, Muhammad Yunus.

Mereka berharap pada Prabowo-Gibran kelak memenangkan Pemilu 2024 dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan.

Para petani juga berharap agar nantinya Prabowo-Gibran dapat memberikan bantuan pupuk subsidi dan alat-alat pertanian modern langsung kepada para petani.

Sebab, selama ini pupuk subsidi dan alsintan itu banyak dimainkan oknum tidak bertanggung jawab hingga tak sampai ke tangan petani.

"Sudah saatnya petani dan nelayan maju sejahtera. Kami akan berjuang memenangkan Prabowo hanya dalam satu putaran Pilpres. Kami di Sulsel ada 3 juta petani dari 24 kabupaten kota. Kami juga butuh alsintan. Kami petani punya kelompok, setiap saat pembinaan, disitu sekaligus kami sosialisasi.

Tim Relawan Gerakan Petani Nelayan Prabowo-Gibran menegaskan menjatuhkan dukungan kepada pasangan dari Koalisi Indonesia Maju itu berdasarkan hati nurani, tidak ada paksaan dari pihak manapun.

"Dari hati, tidak bisa lagi goyah kalau sudah hati yang bicara," pungkasnya.