Dorong Peningkatan Produksi, Kementerian Tawarkan Program Pembiayaan
Kementan bersama Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) menggelar sosialisasi program pembiayaan pertanian.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Pertanian bekerjasama denganĀ Gerakan Pemuda Tani Indonesia GEMPITA menggelar sosialisasi program pembiayaan pertanian dengan skema offtaker dan klaster untuk peningkatan produksi.
Kegiatan diikuti kepala desa, penyuluh pertanian dan petani dari berbagai wilayah di Kabupaten Bulukumba pada Sabtu (6/1/2024) di Angaru.
Direktur Pembiayaan Pertanian Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Indah Megahwati, M.P menjelaskan, fokus utama Kementerian Pertanian saat ini pada peningkatan produksi jagung dan padi untuk menjaga swasembada pangan.
Peningkatan produksi digambarkan jika lahan 1 hektare sebelumnya hanya menghasilkan 3 hingga 4 ton saja itu bisa menjadi 12 ton.
Tentu berbagai hal perlu diperhatikan dalam melakukan budidaya yang benar, seperti memilih benih yang berkualitas, pemupukan yang tepat, perawatan yang baik, dan seterusnya hingga pada tahapan panen yang sesuai standar.
"Kita memang perlu berkomitmen bersama-sama dalam rangka meningkatkan produksi tentu selain budidaya yang baik juga diperlukan langkah strategis lainnya," jelasnya.
Hasil pertanian harus memiliki pasar yang jelas sehingga peningkatan produksi ini dapat terdistribusi atau mencapai konsumen dengan lebih mudah. Pasar efesien dapat membantu stabilitas harga sehingga petani bisa sejahtera dan masyarakat terpenuhi kebutuhan pangannya.
Sektor industri yang berhubungan dengan pengelolaan hasil-hasil pertanian juga perlu diperhatikan. Dengan volume yang banyak, hasil pertanian mentah diubah menjadi produk yang siap konsumsi atau digunakan untuk memberikan nilai tambah.
"Misalnya jagung untuk menjadi pakan ternak, artinya tidak dijual pipil jagung atau apa, tapi diolah menjadi pakan ternak yang tentu harganya bisa lebih meningkat," katanya.
Dalam langkah strategis lainnya, lanjut Indah Megahwati, petani harus memperhatikan kualitas dari produksi pertanian, misalnya kadar air yang harus sesuai keinginan pasar. Petani juga mesti mempertimbangkan kontinuitas yakni bagaimana melakukan strategis agar dapat panen secara terus menerus, bukan musiman.
"Misalnya permintaan sudah tinggi, tentu akan diekspor. Nah ini harus terus menerus produksinya kalau bisa panen setiap hari. Makanya kita perlu pemetaan, misalnya daerah satunya yang panen, yang satunya menanam, yang lainnya menuju panen dan seterusnya," tambahnya.
Untuk mencapai peningkatan produksi pangan, diperlukan pendukung seperti infrastruktur yang memadai. Sarana dan prasarana dengan mekanisasi dan modernisasi. Pemerintah menargetkan 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
Koordinator Nasional GEMPITA, Ibrahim Asnawi menjelaskan, dua hal yang menjadi prioritas pihaknya yakni pertama membantu pemerintah melakukan percepatan tanam sebagai langkah utama dalam swasembada pangan.
Kedua, optimalisasi lahan yakni tak ada lagi lahan yang tidur, tetapi semuanya harus dikerjakan dengan mekanisasi.
"Kalau kita berbicara swasembada pangan, yah semua lahan itu harus dikerjakan dengan baik," katanya.
| Sidrap Jadi Pelopor Pengembangan Peternakan Nasional di 2026 |
|
|---|
| Ayam di Sidrap Hasilkan 4,5 Juta Butir Telur Per Hari, Dipasok untuk Sulawesi hingga Papua |
|
|---|
| IFAD Puji Polbangtan Gowa atas Keberhasilan Program YESS dan Teaching Factory |
|
|---|
| Tamsil Linrung Dukung Target Swasembada Jagung Kementan: Strategi Komprehensif |
|
|---|
| Marak Beras Oplosan, Pedagang Beras Tradisional Dukung Pemerintah Tindak Tegas Pelaku |
|
|---|
