Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Pengamat: Debat Capres Jilid 2 Pengaruhi Dukungan Publik

Debat Calon Presiden (Capres) jilid II pada 7 Januari 2024, dapat membawa potensi pengaruh besar terhadap dukungan publik.

|
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
tribun timur
Pengamat politik UINAM Firdaus Muhammad 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Debat Calon Presiden (Capres) jilid II pada 7 Januari 2024, dapat membawa pengaruh besar terhadap dukungan publik.

Hal itu diungkapkan Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Firdaus Muhammad, Jumat (5/1/2024).

Firdaus Muhammad menilai, panggung debat tentunya akan menggambarkan ketegangan dan persaingan yang semakin intens. 

Terlebih masing-masing capres akan menyampaikan gagasan dan visi mereka terkait isu-isu krusial yang dihadapi negara.

Apalagi tema debat yang akan mempertemukan tiga kandidat capres ini mengangkat isu 'Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Geopolitik'.

Olehnya, gagasan-gagasan yang diperjuangkan oleh masing-masing capres dalam debat tersebut dianggap memiliki potensi besar untuk mempengaruhi arah dukungan publik.

"Kan sudah melewati debat pertama, pasti publik akan melihat lagi keseruan di debat capres berikutnya. Yang ditunggu oleh publik adalah keseruan adu gagasan," kata Firdaus Muhammad.

Baca juga: Pengamat: Gerindra Sulsel Potensi Salip Golkar di Pemilu 2024

Dengan argumen kuat, Firdaus berpendapat bahwa para capres akan berusaha meyakinkan pemilih tentang kemampuan dan keseriusan mereka dalam menangani berbagai tantangan nasional.

Menurutnya, gaya berbicara, ketegasan, dan kemampuan merangkai argumentasi menjadi faktor penentu yang mungkin memengaruhi persepsi dan pilihan pemilih.

Isu utama yang ditekankan dalam debat tersebut yakni kemampuan para kandidat membuat program yang berkaitan dengan kedudukan Indonesia di mata dunia.

"Jadi langkah apa yang harus dilakukan Indonesia? Bagaimana strategi atau program mereka meningkatkan nilai jual bergening Indonesia di mata dunia," ujarnya.

Termasuk di dalam politik luar negeri antara negara-negara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).

"Misalnya, bagaimana Indonesia mengambil jalan tengah. Apakah pro dengan Amerika atau Cina. Nah ini sangat penting," katanya.

Di samping itu, konflik Papua dianggap menjadi sub-strategis.

Meskipun di debat pertama sudah dibahas, tetapi masing-masing capres hanya mengarah kepada kasus Hak Asasi Manusia (HAM).

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved