Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Catatan Perjalanan Denun dari Oman

Catatan Perjalanan Denun 1: Alumni Unhas ke Oman Bawa Misi Sulsel Jadi Penghasil Rumput Laut Nomor 1

Saya menyebut perjalanan sejak tanggal 24 Desember 2023 lalu sebagai misi alumni Unhas berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang budidaya komoditi

|
Editor: AS Kambie
dok.tribun
Kamaruddin Azis (pakai peci) bersama Imran Lapong, sarapan di salah satu hotel di Muscat, Oman, awal Januari 2024 

Kembali ke misi Oman. Pendek cerita, saat berkorespondensi dengan mereka – kita sebut saja perusahaan konsultan yang sedang memulai pengembangan program lingkungan dan ekonomi maritim mangajak untuk datang melihat kondisi pesisir, laut dan potensi perikanan mereka.  

“Kamu mau datang ke Oman? Bikin kajian dan bantu kami?” seperti itu kata founder perusahaan. Itu sekira sebulan lalu. 

Tidak butuh waktu lama dan saya harus putuskan. 

“OK, saya cari kawan dulu.”

Pendek cerita, karena bekerjasama dengan Kementerian mereka, perlu resume atau CV, beberapa dokumen saya kirim hingga Imran Lapong dan saya yang berangkat. 

Misi yang disebut sebagai misi penjajakan. Imran alumni Iilmu dan Teknologi Kelautan Unhas angkatan 1997 atau 8 tingkat di bawah saya. Masih cukup mudalah untuk diajak jalan bersama (tsah). 

Saat berangkat dua hari sebelumnya, kebetulan juga dua kali bersama Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin, bahwa kami akan membawa misi memperkenalkan bagaimana Sulsel bisa menjadi penghasil rumput laut nomor 1 di Indonesia.  Beliau memberi selamat. 

Laporan juga disampaiikan ke ketua IKA Unhas Sulsel, Moh Ramdhan Pomanto bahwa bagaimana pun ini membawa misi alumni Unhas dan kepentingan Sulawesi Selatan sebagai ‘provinsi maritim’ yang punya banyak pengalaman dan bisa menginspirasi Oman sebagai negara yang mulai intens untuk memanfaatkan sejengkal demi jengkal pesisir dan laut mereka untuk kepentingan ekonomi berbasis komoditi.

Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa juga memberi selamat dan apresiasi atas misi yang kami lakukan.  “Mantap bos,” jawabnya.  

Sosodara, tentu ini tantangan untuk kami setidaknya bisa membandingkan potensi, peluang dan strategi pengembangan ke depan.  

Empat Titik 2 Kali Penerbangan
Saat tulisan ini dibuat saya dan Imran Lapong sudah mengunjungi empat titik, dua kali penerbangan, di Salalah dan Al Duqm.  Salalah ditempuh selama 1 jam 10 menit perjalanan, dan Duqm selama 57 menit.  

Kondisi perairan mereka relatif terbuka dan banyak slope tetapi ada satu dua didik di Duqm yang oleh Imran disebut ‘promisable’. 

Mereka yang menjemput dan menerima kami sejauh ini sungguh baik.  

Kebaikan yang oleh sahabat saya di Abu Dhabi, Ruslailang sebagai ‘kebaikan khas Oman nan tulus.” 

Pada dua kunjungan ke dua pesisir itu, kesan kami, Oman memanjakan daerah-daerah provinsi mereka dengan penerbangan moderen, pesawat berbadan lebar, serasa naik Garuda dari Makassar ke Sorowako.

Sosodara, mohon doanya semoga misi dua Kkalers Unhas ini lancar dan bisa membangun kerjasama kemaritiman, minimal antara SDM Sulsel dan mereka. Tsah!

Denun
Muscat, 4 Januari 2024

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved