Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Kondisi Politik Sulsel Usai Tim Ganjar-Mahfud Dikeroyok Oknum TNI Menurut Ridwan Wittiri

Ketua PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri prediksi suhu politik di Sulsel setelah tim dikeroyok oknum TNI.

|
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Ketua PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri prediksi suhu politik di Sulsel setelah tim dikeroyok oknum TNI. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) prediksi kondisi Sulsel setelah penganiayaan tim Ganjar-Mahfud di Boyolali.

Ketua PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri prediksi suhu politik di Sulsel setelah tim dikeroyok oknum TNI.

Ridwan Wittiri memastikan suhu politik di Provinsi Sulsel berlangsung aman dan damai.

Ia menyampaikan, suhu politik di wilayah Sulsel tetap aman dan damai hingga hari pencoblosan.

Jadwal pencoblosan Pemilu akan berlangsung serentak pada 14 Februari 2023.

"Kita semua ini bukan hanya pak Ganjar Mahfud tapi pasangan 01, 02 , 03 itu aman. Dan kita tidak ada resistensi sama sekali karena semua yang berkompetisi adalah warga masyarakat, keluarga besar anak bangsa semua," kata Andi Ridwan Wittiri di Makassar, Selasa (2/1/2024).

Anggota DPR-RI dua periode itu menegaskan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat dalam proses demokrasi.

Sehingga dia mengajak seluruh pihak untuk mengekspresikan pendapat dengan cara yang damai dan tertib. 

Andi Ridwan juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan politik.

Komitmen partainya terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan politik yang sehat. 

Pernyataan ini juga diakhiri dengan harapan agar situasi politik di Sulsel kembali kondusif dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

"Kita semua masyarakat, warga Indonesia diberikan keselamatan kesehatan dan umur panjang dan kita melaksanakan pesta demokrasi di tanggal 12 Februari 2024 itu aman tertib dan damai," tandasnya.

7 Relawan Ganjar-Mahfud Dikeroyok Anggota TNI 

Sebanyak tujuh relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD diduga dianiaya secara bersama-sama oleh oknum anggota TNI di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, pada Sabtu (30/12/2023).

Akibat kejadian itu, para relawan mengalami luka-luka. 

Lima orang menjalani rawat jalan dan dua lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Dugaan pengeniayaan itu terekam video dan tersebar di media sosial.

Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo membenarkan peristiwa relawan Ganjar-Mahfud diduga dianiaya secara bersama-sama oleh oknum anggota TNI. Ada tujuh relawan yang diduga dianiaya dalam kejadian itu.

"Saya sampaikan kasus penganiayaan tersebut benar adanya dan pelakunya adalah beberapa oknum anggota dari Yonif 408/Sbh. Perlu diketahui sampai saat ini Denpom IV/Surakarta masih meminta keterangan terhadap para anggota untuk kepentingan proses hukum," kata Wiweko didampingi Danyonif 408/SBH Letkol (Inf) Slamet Hardiyanto dalam konferensi pers di Makodim 0724/Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/11/2023).

Wiweko menceritakan, dugaan penganiayaan terjadi di depan Asrama Kompi Senapan B Yonif 408/Sbh pukul 11.19 WIB. 

Bermula saat beberapa anggota melaksanakan olahraga bersama bola voli mendengar suara bising dari beberapa kendaraan knalpot brong yang membuat mereka tidak nyaman.

Kendaraan knalpot brong itu melintas secara terus-menerus dan berulang kali. 

Kemudian beberapa oknum anggota secara spontan keluar dari asrama menuju jalan di depan asrama mencari sumber suara kendaraan knalpot brong.

Menurut Wiweko, oknum anggota hendak mengingatkan kepada pengendara yang menggunakan kendaraan knalpot brong hingga terjadi dugaan penganiayaan terhadap relawan.

"Setelah terjadi penganiayaan selanjutnya beberapa korban dibawa ke RSU Pandan Arang Boyolali untuk mendapat pertolongan dan saat ini masih ada dua orang yang sedang menjalani rawat inap," kata dia.

Dia mengungkapkan, motif sementara dugaan penganiayaan tersebut karena salah paham.

"Informasi sementara yang diterima bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas. Karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak," jelasnya.

Menurut Wiweko, oknum anggota hendak mengingatkan kepada pengendara yang menggunakan kendaraan knalpot brong hingga terjadi dugaan penganiayaan terhadap relawan.

"Setelah terjadi penganiayaan selanjutnya beberapa korban dibawa ke RSU Pandan Arang Boyolali untuk mendapat pertolongan dan saat ini masih ada dua orang yang sedang menjalani rawat inap," kata dia.

Dia mengungkapkan, motif sementara dugaan penganiayaan tersebut karena salah paham.

"Informasi sementara yang diterima bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas. Karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved