Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pelecehan Mahasiswi

Curhat Mahasiswi di Makassar: Dilecehan Pria Baru Kenal, Sempat Ajak Nonton hingga Nginap di Kos

Mahasiswi semester empat salah satu kampus di Makassar ini, mengaku sebagai korban pelecehan dari pria baru dikenal.

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Network
Ilustrasu pelecehan mahasiswi Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nasib malang dialami salah seorang mahasiswi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Sebut saja namanya Bunga (nama samaran). Mahasiswi semester empat salah satu kampus di Makassar ini, mengaku sebagai korban pelecehan.

Ia mengaku dilecehkan pria berinisial SW yang baru sepekan dikenalnya melalui media sosial.

Diceritakan Bunga, kasus tersebut berawal saat ia berkenalan dengan SW lewat Media Sosial (Medsos) sekitar awal Desember 2023.

Saat berkenalan, percakapan keduanya kian intens hingga saling tukan nomor WhatsApp.

Menjelang sepekan, kata Bunga, SW pun menyampaikan perasaannya untuk pacaran.

Bunga termakan bujuk rayu, pun menerima ajakan pacaran tersebut karena mengganggap SW pria baik.

Baca juga: Viral Wanita di Medan Bangga Lempar Petasan ke ODGJ saat Malam Tahun Baru, Korban Ketakutan

Setelah jadian, Bunga mengaku diajak nonton bareng di bioskop Jl Metro Tanjung Bunga.

"Setelah menjalani hubungan, tiba-tiba si pelaku mengajak saya ketemu dan menonton di bioskop salah satu mal di Makassar. Jadi saya iyakan lah," ujar Bunga dikonfirmasi, Selasa (2/1/2024) siang.

SW lalu memesankan ojek online Bunga untuk bertemu depan bioskop.

Setelah masuk ke dalam bioskop, SW mulai menunjukkan gelagat aneh di mata Bunga.

"Di dalam bioskop saya dicium tiba-tiba, saya tidak bisa apa-apa juga karena banyak orang di depanku," ujarnya.

Usai nonton, Bunga mengaku diajak jalan ke kawasan Center Point of Indonesia (CPI).

Di CPI, SW kata dia kembali bergelagat aneh di atas motor.

"Di atas motor dia mulai menyentuh kaki kanan saya dan mengusap-usap," ucap Bunga.

Bunga mengenakan rok mengaku, langsung refleks menyingkirkan tangan dia. 

"Di situlah saya berfikir ada yang aneh dengan si pelaku. Tapi saya langsung hiraukan. Setelah sampai di sana, kami sedikit berbincang. Kemudian saya mengajak pelaku untuk mengantar saya untuk pulang, karena sudah larut malam," jelasnya.

Nah, di perjalanan lagi, pelaku kembali menyentuh kaki Bunga, tapi kembali langsung ditepis.

"Tak berselang lama, tibalah di kost saya di Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea. Sampai di kost, pelaku juga ikut masuk," ungkap Bunga.

"Sekitar pukul 01.00 Wita, pelaku ingin menginap karena alasannya dia tidak bisa pulang ke kampung (luar Makassar) karena sudah larut malam," sambungnya.

Bunga yang empati, pun memperbolehkan SW nginap di kosnya namun di kamar berbeda.

Kamar kos Bunga, di lantai dua, sementara SW nginap di kamar lantai bawah yang disewanya ke pemilik kos.

"Jadi, saya kasihan sama dia, saya minta izin sama ibu kost untuk membukakan kamar pintu kost di lantai satu. Di situ, pelaku meminjam HP saya, alasannya pelaku takut kalau saya menelpon orang tua saya kalau ada laki-laki," bebernya.

"Pelaku membawa HP saya ke kamar yang ia sewa, saya juga masuk ke kamarku. Di situ saya teringat terus dengan handphone saya, jadi saya turunlah ke lantai satu dan meminta handphone saya," ucapnya lagi.

Usai mengambil ponselnya, Bunga mengaku mendapat pesan dari SW agar video call.

Singkat waktu, setelah mereka saling Video Call (VC) sampai jam 03.00 wita, tiba-tiba korban dipanggil  salat subuh bersama oleh SW di dalam kamar kos.

Bunga yang curiga dengan ajakan SW, pun mengarahkan agar salat di masjid saja.

Namun, SW berdalih tiba-tiba sakit kepala.

"Saya bilang di masjid maki (Solat). Dan tiba-tiba saat saya turun ke lantai 1 dan menggedor pintunya untuk solat subuh bersama di masjid. Ia keluar dan meminta obat sakit kepala," jelasnya.

Saat terduga pelaku ada di dalam kamarnya. Korban duduk di depan kamar tersebut sambil mencari tahu latar belakangnya.

"Saat saya buka dan telusuri (Akun Sosmed pribadinya), ternyata si pelaku sudah punya istri dan anak. Saya langsung marah dan tanya ke dia 'sudahmki punya istri kenapa tidak tanya-tanyaka'," tukasnya.

Terduga pelaku kata Bunga langsung merespon dan menjawab 'belum, saya belum menikah," ucap Bunga menirukan perkataan SW.

Saat identitasnya dipertanyakan Bunga, SW kembali mengaku tiba-tiba sakit kepala.

Bunga kemudian mengambil obat di kamarnya.

"Tiba-tiba pelaku melihat luka hitam di bagian belakang leher saya. Refleks dia langsung mencium leher bagian belakang saya tanpa persetujuan saya dan meraba bagian belakang saya," ungkapnya.

Tak hanya itu, kata Bunga, ia juga dipaksa meminum obat alprazolam.

Dia memasukkan obat itu ke dalam mulut korban.

"Tapi saya langsung tepis dan saya langsung lari ke lantai 2. Di situ saya ingin berteriak tapi takut. Di situ saya ingin cerita sama ibu kost saya tapi takut. Saya sangat trauma," imbuhnya.

Tak sampai di situ saja, setelah korban menenangkan diri, ia kembali ke lantai 1 depan kamar SW untuk menanyakan perlakuannya.

"Di situ ibu saya datang. Setelah pergi, saya ajak VC teman satu kampung saya supaya ada saksi yang melihat. Jadi si pelaku ini pun memeluk saya dan langsung memijat saya lalu mencium leher saya kembali. Di situ saya berfikir, saya dilecehkan," ucap Bunga.

Bunga yang tidak terima perlakuan SW pun telah melapor ke Unit PPA Satreskrim Polrestabes Makassar.

"Harapanku sama polisi, kan sudah melapor. Semoga pelaku mendapat efek jera. Dia juga selingkuh. Saya tidak tau kalau dia punya istri, adami anaknya," tuturnya (*)


 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved