Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kaleidoskop 2023

Kaleidoskop 2023: Di Tengah Pelemahan Ekonomi Global, Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Tetap Terjaga

Di tengah risiko pelemahan ekonomi global, kinerja perekonomian Sulsel hingga triwulan III 2023 tetap terjaga dengan rata-rata sebesar 4,78 persen yoy

Penulis: Rudi Salam | Editor: Sakinah Sudin
Kompas.com
Ilustasi pertumbuhan ekonomi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gejolak ekonomi global masih terjadi karena geopolitik yang mempengaruhi fragmentasi geoekonomi.

Diantaranya perang Rusia-Ukraina, konflik Israel di Palestina, dan perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Di tengah risiko pelemahan ekonomi global, kinerja perekonomian Sulsel hingga triwulan III 2023 tetap terjaga dengan rata-rata sebesar 4,78 persen yoy.

Hal itu berdasarkan data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel), yang dipaparkan beberapa waktu lalu.

Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel Causa Iman Karana memaparkan, ekonomi Sulsel triwulan IV 2023 diprakirakan tumbuh lebih kuat.

Itu dipengaruhi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“(Nataru) mendorong peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat, terlebih menjelang Pemilu serentak awal 2024,” kata Causa Iman Karan.

Ia menyebut, secara keseluruhan tahun 2023, perekonomian Sulsel diprakirakan tumbuh pada rentang 4,5 persen hingga 5,0 persen.

Angka tersebut melambat seiring gejolak ekonomi global yang berdampak pada perlambatan ekspor, serta berlangsungnya fenomena El Nino di penghujung tahun.

Sementara itu, inflasi di Sulsel semakin terkendali terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional 3±1 persen yoy.

Inflasi gabungan 5 Kota IHK di Sulsel terus menunjukkan tren penurunan dari 5,83 persen (yoy) di awal tahun 2023 menjadi 2,79 persen (yoy) pada November 2023.

Cuasa Iman Karana menyebut, keberhasilan tersebut dicapai berkat sinergi Pemprov Sulsel, Bank Indonesia serta TPID Provinsi.

“Itu dengan kegiatan antara lain High level meeting TPID, pelaksanaan pasar murah, Gerakan NasionalPengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) serta perluasan kerja sama antar daerah, optimalisasi jalur distribusi SIPEPPA bersama Bulog dan Toko Ritel,” sebutnya.

Tekanan inflasi pada tahun 2023 diprakirakan terus menurun dan terjaga dalam rentang sasaran 3,0±1 persen (yoy) dan cederung bias bawah.

Pada tahun 2024, tekanan inflasi diprakirakan akan terjaga di rentang sasaran 2,5±1 persen (yoy) seiring dengan perbaikan produksi pangan di tengah cuaca yang berangsur kondusif.

Prospek Ekonomi 2024

Prospek ekonomi 2024 diperkirakan semakin baik, diprakirakan mampu tumbuh pada rentang 4,7 persen sampai 5,5 persen.

Faktor pendorong seiring dengan peningkatan mobilitas, pemilu serentak, meredanya el nino dan penguatan sinergi pemerintah.

Cuasa Iman Karana menuturkan, di tengah tantangan ekonomi baik domestik dan global, Sulsel perlu mendorong pengembangan new source of growth.

Hadirnya beberapa kawasan industri pun diharapkan mampu mendukung iklim investasi yang semakin kondusif dan meningkatkan daya saing.

“Potensi sumber daya alam yang besar di sektor pertanian dan pertambangan akan mendukung peran strategis Sulsel sebagai lumbung pangan Nasional dan pendukung kebijakan hilirisasi nikel,” tuturnya.

Faktor Pendorong

Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Abdul Muttalib memaparkan bahwa ada beberapa faktor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel pada tahun 2024.

Diantaranya pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, inklusif, dan berkualitas.

“Hal ini terlihat dari beberapa indikator pada Juli tahun 2023, seperti Indeks Keyakinan PMI Manufaktur Indonesia di level ekspansif dan konsumsi rumah tangga,” paparnya, saat dihubungi Tribun-Timur.com.

Kemudian adanya investasi di berbagai sektor, termasuk sektor pariwisata dan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata

Selain itu, pemerintah perlu mendorong revisi peraturan terkait cipta kerja, seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Pengembangan infrastruktur.

“Pembangunan infrastruktur di Indonesia sangat penting sebagai lokomotif pembangunan untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi,” sebutnya.

Ia pun berharap ada sinergi dan kontribusi antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat untuk membangun optimisme ekonomi Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved