Pilpres 2024
Beda Sikap Eks Kapolri Eks Wakapolri di Pilpres 2024, Sutarman Dkk Dukung Prabowo Syafruddin Netral
Mantan Kapolri dan mantan Wakapolri era Jokowi beda sikap di Pilpres 2024 ini, Syafruddin Kambo memilih netral
TRIBUN-TIMUR.COM -- Mantan Kapolri dan mantan Wakapolri era Jokowi beda sikap di Pilpres 2024 ini.
Beberapa jenderal eks petinggi Polri itu sudah purnawirawan alias pensiun dari Korps Bhayangkara.
Ada yang bergabung barisan pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Adapula memilih memperkuat barisan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Namun ada yang memilih tak mendukung capres manapun alias netral.
Dua mantan Kapolri Jenderal (purn) Sutarman dan eks Kapolri Jenderal (purn) Idham Azis memperkuat tim Prabowo-Gibran.
Mantan Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto juga gabung barisan Prabowo-Gibran.
Sementara eks Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono berada di belakang Ganjar-Mahfud.
Terbaru mantan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin Kambo memilih netral alias tak mendukung capres manapun.
Berikut daftar petinggi Polri di barisan capres tersebut.
1. Jenderal di Barisan Prabowo-Gibran
Lama tidak terdengar kabarnya, mantan Kapolri Jenderal Purnawiran Sutarman hadir dalam acara deklarasi Prabowo-Gibran sebagai Capres-Cawapres di Indonesia Arena, GBK, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
Tak sendiri, Sutarman hadir dengan sejumlah pensiunan jenderal polisi lainnya di antaranya eks Kapolri Jenderal (purn) Sutanto dan eks Kapolri Jenderal (purn) Idham Azis.
Tak hanya itu, turut hadir juga eks Wakapolri Komjen (Purn) Komjen Ari Dono Sukmanto, eks Kabaharkam Komjen (Purn) Condro Kirono dan eks Sestama Lemhannas Komjen (Purn) M Iriawan.
Nama Sutarman dan dua Kapolri lainnya pun disebut bakal Capres Prabowo Subianto.
"Saya juga ucapkan terima kasih kepada tokoh-tokoh nasional, senior-senior yang hadir. Hadir ada Jenderal Wiranto, Marsekal Udara Imam Syafaat. Tiga mantan Kapolri, Jenderal Polisi Sutarman, Jenderal Polisi Idham Azis, Jenderal Polisi Sutanto," kata Prabowo usai mendaftar di KPU, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
Sutarman diketahui menjabat Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015.
Setelah Pilpres 2014, Sutarman diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi.
Saat itu Jokowi mengajukan nama Budi Gunawan untuk menjadi penerus Sutarman.
Namun, pengajuan nama Budi Gunawan mengundang polemik hingga akhirnnya diangkat Badrodi Haiti yang saat itu menjabat Wakapolri menjadi Plt Kapolri hingga akhirnya dilantik Jokowi menjadi Kapolri definitif.
Dilansir dari kompas.com, setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Jenderal Purnawirawan Sutarman sempat ditawari Presiden Joko Widodo menjadi duta besar atau komisaris badan usaha milik negara.
Namun, saat itu Sutarman memilih untuk kembali menjadi masyarakat biasa.
2. Jenderal di TPN Ganjar-Mahfud
Sejumlah tokoh ternama masuk dalam barisan Tim Pemenangan Nasional (TPN) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Nama-nama itu, mulai dari elite partai politik (parpol), menteri, wakil menteri, anggota legislatif, mantan kepala daerah, hingga pengusaha.
TPN Ganjar-Mahfud juga diisi oleh purnawirawan perwira tinggi TNI/Polri.
Salah satunya yakni Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono.
Gatot Eddy Pramono menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri) selama Januari 2020-Juni 2023.
Gatot pensiun pada Juni 2023 kemarin, digantikan oleh Komjen Ari Dono Sukmanto.
Sebelum menjabat sebagai Wakapolri, Gatot pernah menduduki berbagai jabatan strategis di institusi Bhayangkara.
Seperti Kapolda Metro Jaya (Januari 2019-Januari 2020), Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri (Juni 2018-Januari 2019).
Kemudian Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri (Juni 2017-Juni 2018), hingga Wakapolda Sulawesi Selatan (Desember 2015-Juni 2017).
Pensiun sebagai purnawirawan jenderal bintang tiga Polri, Gatot kini mengaku siap ditugaskan sebagai Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud.
"Ke depannya ya kita sudah siap menerima tugas itu tentunya," katanya dalam konferensi pers di Gedung High End, Jakarta, Rabu (16/11/2023).
3. Syafruddin Kambo Pilih Netral
Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin Kambo dan Ketua Umum DPP DMI beda pendapat soal sikap dalam keputusan politik di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Dalam kapasitas pribadi, Jusuf Kalla, Selasa (19/12/2023) malam, di Makassar, nyatakan sikap terbuka di acara relawan, mendukung pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Selain Wapres 2004-2009 dan 2014-2019 dan DMI, Jusuf Kalla juga menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesi (PMI).
Rabu (20/12/2023) pagi, jenderal purnawiran bintang tiga polisi, menggelar jumpa pers, dan menegaskan sikap netralnya.
Menurutnya, sikap politik Pak JK dalam kapasitas pribadi, bukan sebagai ketua umum DMI.
“Netralitas dan marwah pengurus masjid harus dijaga." ujar mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) 2018-2019 itu.
Selain itu, Wakapolri (2016-2018) ini menegaskan statusnya sebagai jenderal purnawiran polisi.
"Sikap saya ini juga penting karena saya purnawiran polisi." ujarnya.
Syafruddin dan Jusuf Kalla terbilang dekat.
Saat Jusuf Kalla menjabat Wapres periode pertama, (2004-2009), Syafruddin menjabat sebagai ajudan paspampres.
Lima tahun terakhir, Syafruddin dan JK sama-sama aktif membangun gedung sekretariat DMI di Jakarta.
Kini Syafruddin lebih banyak menghabiskan waktu sebagai pengurus harian DMI, aktivitas sosial keagamaan nasional dan internasional, serta mengurus yayasan assalam fil alamin, dan wakil presiden Persaudaraan Muslim Melayu se-Dunia.
Sebelumnya, awal Oktober 2023 lalu, Koordinator Nusa Ina Connection, Abdullah Kelrey mengusulkan Syafruddin menjadi Ketua Tim Pemenangan Amin.
“Beliau (Syafruddin) punya pengalaman di kepolisian, kabinet kerja dan juga di Dewan Masjid Indonesia, sehingga beliau menjadi sosok yang melangit juga membumi dan pandai merawat basis,” ujar Kalrey.
Bahkan, namanya masuk dalam daftar tokoh yang ikut dalam pendaftaran capres.
Namun, Syafruddin dengan tegas membantah dan menolak. Dia memilih sikap netral.
Dia mengungkap dirinya dekat dengan semua caprs.
Tawaran itu ditampik, sebab sebelumnya tim pemenangan capres nomor urut tiga Ganjar Mahfud dan nonor dua, Prabowo-Gibran, juga menawarinya jadi tim pemenangan.
Sebelumnya, JK sudah menentukan sosok calon presiden-wakil presiden yang didukungnya di Pilpres 2024.
Jusuf Kalla ternyata menolak rayuan Ganjar Pranowo capres usungan Megawati untuk didukung.
Hal tersebut disampaikan Syafruddin menjawab wartawan menyusul sikap JK yang melabuhkan dukungan politiknya kepada pasangan Anies Muhaimin (AMIN).
“Saya menghargai arah politik Pak JK. Itu sikap pribadi dan hak konstitusional beliau. Jadi tidak terkait dengan DMI. Saya sendiri memilih bersikap netral. Sebagai Wakil Ketua Umum dan Ketua Harian, saya berupaya menjaga netralitas DMI,” kata Syafruddin kepada awak media, di Jakarta, Rabu pagi (20/12/2023).
Dia mengaku memiliki kedekatan personal dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, Capres Prabowo Subianto dan Capres Anies Baswedan.
“Secara pribadi saya punya hubungan baik dengan Bu Mega, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Saya akan tetap menjalin silaturahim dan terus menjaga hubungan baik itu. Tapi untuk sikap politik saya memilih netral dan menjamin DMI tidak diseret ke kancah politik,” ungkap Syafruddin.
(Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com)
Kapolri
Wakapolri
Pilpres 2024
Sutarman
Idham Azis
Komjen Ari Dono Sukmanto
Gatot Eddy Pramono
Syafruddin Kambo
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming |
![]() |
---|
Cak Imin Nilai Wacana Pembentukan Presidential Club Positif |
![]() |
---|
Alasan Surya Paloh Tinggalkan Anies Baswedan Usai Kalah di Pilpres, Kini Dukung Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
PBB Takut Yusril Ihza Mahendra tak Jadi Menteri? NasDem-PKB Dukung Prabowo |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran tidak Mundur Hingga Dilantik Jadi Presiden-Wapres |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.