Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Menyongsong Ekonomi di Tahun Baru

Selain harapan, terbersit juga kekhawatiran masyarakat tentang prospek ekonomi di tahun depan.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Menyongsong Ekonomi di Tahun Baru
Ist
Satrio Wahono, Pengajar FEB Universitas Pancasila

Sementara itu, lemah kuatnya konsumsi dapat dilihat dari Purchasing Managers Index (PMI), yaitu sejauh mana sektor manufaktur di suatu negara mengalami ekspansi pertumbuhan.

Angka PMI yang turun mengindikasikan tingkat permintaan konsumen yang melemah.

Angka PMI yang baik sendiri harus berada di atas 50.

Lantas, bagaimana mengukur tingkat kesehatan suatu bank? Kita bisa menggunakan sejumlah indikator standar.

Ada indikator rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR), return on Asset (ROA), tingkat kredit macet (non-performing loans/NPL), dan rasio kredit berbanding dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR).

CAR yang sehat harus berada di atas 8 persen, ROA yang baik minimal di atas 0,5 persen, tingkat NPL yang bagus adalah kurang dari 8 persen, sementara LDR yang positif tidak boleh melebihi 100 persen.

Bagaimana dengan nilai tukar yang melemah?

Sebenarnya, pelemahan nilai tukar itu bagaikan pedang bermata dua.

Maksudnya, pelemahan nilai tukar sebenarnya bagus untuk kepentingan ekspor, tapi pada saat yang sama tidak baik bagi impor.

Maka itu, secara sederhana, pelemahan nilai tukar bisa berdampak positif pada keseluruhan perekonomian asalkan neraca
perdagangan suatu negara mengalami surplus, yaitu volume ekspor lebih tinggi daripada impor.

Namun, perlu juga ada catatan tambahan: surplus ekspor seyogianya tidak didominasi oleh bahan mentah karena kondisi demikian justru bisa menyulitkan pengadaan bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Juga, impor yang tinggi bisa bagus selama yang diimpor adalah bahan-bahan untuk menggerakkan kegiatan produksi sektor manufaktur padat-karya (labor-intensive) di dalam negeri.

Terakhir, kita perlu melihat kondisi cadangan devisa (exchange reserves), yang menurut standar IMF harus bisa memenuhi setidaknya kebutuhan impor selama 3 (tiga) bulan.

Berdasarkan indikator-indikator standar di atas, mari kita bandingkan indikator-indikator di atas dengan data perekonomian Indonesia hingga November 2023 berikut.

Indonesia selama tiga kuartal terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi 5,03 persen, 5,17 persen, dan 4,97 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved