Bupati Tuding Kades Penyebab Jeneponto Jadi Daerah Termiskin Kedua di Sulsel, Ketua Apdesi Dilema
Iksan Iskandar menduga kepala desa sengaja menjadikan Jeneponto sebagai daerah termiskin di Sulsel dengan cara meminta bantuan sosial (bansos).
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Hasriyani Latif
"Barangsiapa yang masih memanfaatkan KIS dianggap bahwa masyarakat itu masih kategori miskin, nah yang keluarkan itu siapa, dari kabupaten tanpa koordinasi dengan desa," akunya.
Raja juga membeberkan perihal banyaknya warga mendatangi kantor Dinsos untuk membuat KIS.
Mestinya, kata Raja, pembuatan KIS gratis harus melampirkan bukti keterangan miskin atau kurang mampu dari Pemdes.
"Ada masyarakat yang langsung ke Dinas Sosial dan langsung dilayani disana tanpa turun ke lapangan apakah layak diberi atau tidak, paling tidak mengambil surat keterangan tidak mampu dari desa atau surat keterangan kurang mampu sehingga bisa dikategorikan inilah yang paling miskin," tambahnya
Atas dasar tersebut, Raja meminta agar seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat bersinergi tanpa harus tindih menindih.
"Ke depan memang harus kerjasama dengan baik, data statistik, Capil dengan Dinas Sosial itu harus sinkron. Jadi saya rasa kekeliruan ini bukan kekeliruan 100 persen dari kepala desa, tetapi juga kekeliruan dari kabupaten, dalam artian kekeliruan kita semua," pungkasnya.
Sebelumnya pada Selasa (12/12/2023), Iksan Iskandar menanggapi hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Sulsel tahun 2023.
Hasilnya, peringkat pertama masih ditempati Kabupaten Pangkep sebagai daerah termiskin di Sulsel dan disusul Jeneponto di posisi kedua.
Terkait hal itu, Iksan Iskandar menyebut angka penduduk miskin di Jeneponto sengaja dibuat-buat.
"Mengelola kemiskinan tidak semudah membolak-balikkan telapak tangan, karena kemiskinan yang ada di Jeneponto ini adalah kemiskinan yang terstruktur," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jl Lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Selasa (12/12/2023) siang.
"Yang kedua kemiskinan yang dibuat-buat, yang dimaksud kemiskinan yang dibuat-buat oleh kepala desa (kades) yang memasukkan semua masyarakatnya supaya dapat bantuan (penerima manfaat)," ucapnya.
Diketahui, angka kemiskinan di Kabupaten Pangkep tahun 2023 yakni 13,49 persen sedangkan Jeneponto 13,07 persen.
Persentase penduduk miskin dua kabupaten tersebut turun dibanding tahun lalu.
Baca juga: 55.098 Warga Sinjai Miskin Ekstrem, Pengeluaran Bulanan Hanya Rp322 Ribu
Pada tahun 2022, angka kemiskinan di Pangkep yakni 13,92 persen, sementara Jeneponto 13,73 persen.
Meski begitu, dua kabupaten ini masih tetap menempati peringkat pertama termiskin dan kedua di Sulsel.
DPRD Sulsel Pindah ke Dinas BMBK Usai Gedung Terbakar, Ruang Komisi Sempat Dikeluhkan Panas |
![]() |
---|
Selsya, Mahasiswi Prodi D4 TLM Unimerz Terpilih Jadi Duta Kampus Sulsel 2025 |
![]() |
---|
Kasus HIV di Jeneponto Capai 32 Orang, Dinkes Soroti Kelompok Risiko Tinggi |
![]() |
---|
Listrik Disdikbud Jeneponto Diputus ASN Mabuk, Kantor Gelap Gulita |
![]() |
---|
Rumah Komersial Rp300 Jutaan di Belakang Grand Mal Maros |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.