Penyebab Camat Rantepao Mundur
Sakit Hati Camat Rantepao Jadi Masalah Besar Bagi Bupati Toraja Utara, Keturunan Ba'lele Marah
Jeny, demikian ia akrab disapa, memutuskan untuk mundur setelah merasa dipermalukan di depan umum oleh Bupati, Yohanis Bassang.
"Terima kasih sudah berkunjung. Untuk hal tersebut (pengunduran diri), saya 'no komen' dulu," katanya kepada Tribun Toraja.
"Itu sudah keputusan saya. Belum bisa memberikan keterangan ya, biarlah saya tenangkan pikiran dulu," tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekda Toraja Utara, Salvius Pasang, mengaku sudah mendengar polemik Camat Rantepao tersebut.
Meski begitu, ia mengaku belum menerima surat pengunduran diri Jeny.
Ia mengatakan, persoalan itu mungkin karena terjadi miskomunikasi antar Bupati Toraja Utara dan Camat Rantepao.
"Mungkin miskomunikasi itu. Semoga ada jalan tengah," tutur alumni Unhas ini.
Data Diri
Jeniaty Rike Ekawaty merupakan alumni SMA 1 Nabire, Papua.
Ibunya bernama Alfrida Rassi, seorang pensiunan guru.
Sedangkan ayahnya bernama (alm) Phiter Tangke Rombe, mantan Sekda Kabupaten Paniai dan juga Pj Bupati Paniai, Papua
Baca juga: Viral di Grup WhatsApp Camat Rantepao Mengundurkan Diri Usai Dipermalukan Bupati Toraja Utara
Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Di media sosial, khususnya Facebook, surat pengunduran diri Jeny juga beredar dan banyak dikomentari oleh para netizen.
Sala seorang netizen yang mengaku sebagai adik Jeny, Angel Nita, dalam kolom komentar mengatakan, alasan Jeny mendur karena merasa dipermalukan oleh Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang di depan umum.
“Karena kami bukan KAUNAN - nya pak Bupati yang dipermalukan seenaknya di depan umum. Yang dimana bukan kesalahannya ibu Jeny tetapi ibu Jeny yang diusir dari atas podium dari (oleh) pak Bupati layaknya Ibu Jeny seekor Binatang, tanpa Pak Bupati mau mendengarkan penjelasan terlebih dahulu dari ibu Jeny,” tulis Angel.
Angel juga menyinggung harga diri keluarganya.
Ia menjelaskan bahwa Jeny adalah keturunan penghuni Ba'lele, kawasan yang sekarang berada Lapangan Bakti, Rantepao.
“Ibu Jeny adalah anak dari almarhum bapak PTR yng asli dari Ba’lele tetapi dipermalukan di atas tanah Ba’lele sendiri (lapangan bakti).
"Harga diri keluarga adalah HARGA MATI! Tidak bisa dibayar dengan apapun,” tulis Angel.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.