Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa Tewas di Indekos

Terungkap Mahasiswa Asal Bolaang Mongondow Sulut Tewas di Makassar, Ini Kronologinya

Alimuddin menjelaskan bahwa kecurigaan muncul saat aroma busuk yang dianggap semula sebagai bangkai hewan menyebar dari kamar Sulkifli.

|
Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Personel Dokpol Biddokkes Polda Sulsel olah TKP temuan mayat dalam kamar kos Jl Perintis Kemerdekaan 7, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Kamis malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang mahasiswa asal Bolaangmongondow Selatan Sulawesi Utara, Muhammad Zulkifli (22), ditemukan tewas dalam kamar kosnya, di Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, pada Kamis Malam.

Tragedi berawal dari aroma yang kurang sedap yang dirasakan tetangga kos Sulkifli.  

Kapolsek Tamalanrea, Kompol Andi Alimuddin, mengungkapkan bahwa awal kasus ini setelah tetangga kos Sulkifli mencium aroma tak sedap bersumber dari kamar Sulkifli

"Tetangga kamar kosnya pertama kali merasakan bau kurang sedap itu, sudah dari dua hari sebelumnya," kata Alimuddin.

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Mahasiswa di Indekos Perintis Kemerdekaan Makassar, Tetangga Cium Bau Busuk

Ia menjelaskan bahwa kecurigaan muncul saat aroma busuk yang dianggap semula sebagai bangkai hewan menyebar dari kamar Sulkifli.

Penuh kecurigaan, sang tetangga memutuskan untuk memeriksa kamar kos tersebut.

Setelah berhasil membuka pintu, ternyata Sulkifli telah tiada.

Tubuhnya menghitam dan membengkak, menandakan bahwa kematiannya mungkin telah berlangsung beberapa hari yang lalu.

"Pertama, tetangga mengira aroma itu karena tikus mati. Namun, setelah mencari sumber aroma, ternyata berasal dari salah satu kamar kos," ujar Alimuddin.

Ia menambahkan bahwa Sulkifli sudah meninggal dunia sejak seminggu lalu.

"Dugaan kami, kematiannya telah berlangsung lebih dari seminggu," Andi Alimuddin menambahkan.

Baca juga: Mahasiswa di Jl Perintis Kemerdekaan Makassar Ditemukan Tewas Membusuk dalam Kamar Kos

Sebelumnya, warga di Jl Perintis Kemerdekaan 7, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, dikejutkan dengan penemuan mayat seorang pria di kamar kos pada Kamis malam.

Pria tersebut teridentifikasi sebagai Muh Sulkifli (22), seorang mahasiswa aktif dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Makassar.

Mayatnya ditemukan dalam kondisi membengkak dan memancarkan bau kurang sedap yang menghebohkan kos Sulkifli

Nyaris seluruh tubuhnya telah berwarna hitam.

Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel tiba di lokasi untuk melakukan penyelidikan lanjutan.

Kini, jasad Sulkifli berada di ruang mayat RS Bhayangkara, Makassar.

Kampung Halaman Sulkifli di Bolaang Mongondow

Bolaang Mongondow, sebuah kabupaten yang mempunyai sejarah yang kaya, merupakaan bagian yang signifikan dari wilayah Sulawesi Utara.

Pada tahap awalnya, wilayah Bolaang Mongondow mencakup sekitar 50,3 persen dari keseluruhan wilayah Sulawesi Utara.

Seiring dengan diberlakukannya otonomi guna meningkatkan pembangunan secara merata, Kabupaten Bolaang Mongondow dipecah menjadi lima daerah administratif, yakni Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Menurut informasi yang diambil dari bolmongkab.go.id, sebelum pembagian menjadi lima daerah, Kabupaten Bolaang Mongondow telah ditetapkan sebagai wilayah berdasarkan UU No. 29/1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi.

Catatan sejarah yang terdapat di laman resmi Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, bolmongkab.go.id, menyatakan bahwa penduduk asli Bolaang Mongondow berasal dari keturunan Gumalangit dan Tendeduata, serta Tumotoibokol dan Tumotoibokat.

Awalnya, mereka tinggal di Gunung Komasaan (Bintauna), kemudian berkembang ke arah timur menuju Tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli', Ginolantungan, hingga ke pedalaman Tudu in Passi, Tudu in Lolayan, Tudu in Sia', Tudu in Bumbungon, Mahag, dan Siniow. Perpindahan penduduk ini tercatat terjadi sekitar abad ke-8 dan ke-9.

Dalam situs bolmongkab.go.id juga dijelaskan, asal-usul nama Bolaang berasal dari kata "Bolango" atau "Balangon," yang memiliki arti laut.

Sedangkan "Mongondow" berasal dari kata "momondow," yang memiliki arti berseru sebagai tanda kemenangan. Bolaang berada di tepi pantai utara Sulawesi Utara, sementara Mongondow terletak sekitar Kotamobagu.

Wilayah pedalaman sering disebut dengan sebutan "rata Mongondow."

Pada abad ke-17 hingga ke-19, Bolaang menjadi tempat di mana istana raja berada, sementara Mongondow terletak dekat dengan Kotamobagu, yang sering diidentifikasi sebagai daerah pedalaman dengan sebutan "rata Mongondow".

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved