Pilpres 2024
Pengamat Politik Adi Culla Khawatir Debat Cawapres 22 Desember Kurang Interaksi Antar Kandidat
Analisis Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Adi Suryadi Culla menyampaikan kekhawatiran terkait kurangnya interaksi dalam debat Cawapres.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) akan digelar pada Jumat 22 Desember 2023 mendatang.
Analisis Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Adi Suryadi Culla menyampaikan kekhawatiran terkait kurangnya interaksi dalam debat Cawapres.
Meskipun debat menjadi platform penting untuk mengungkap visi dan program, Adi Suryadi Culla merasa khawatir akan kurangnya dialog langsung antara kandidat.
Utamanya dapat mengurangi kedalaman dan kejelasan dalam memahami gagasan serta posisi masing-masing.
Dalam pandangannya, Adi Suryadi Culla menyoroti pentingnya interaksi langsung antar kandidat untuk menyampaikan pandangan.
Lalu, merespons pertanyaan secara spontan, dan menghadirkan dinamika yang lebih intens dalam perdebatan.
Baca juga: TKN Pastikan Gibran Tak Gentar Hadapi Muhaimin dan Mahfud Debat Cawapres: Justru dari Dulu Menunggu!
Dia berharap, format debat dapat diperbarui untuk lebih mendorong interaksi antar ketiga cawapres.
Tiga cawapres itu di antaranya, cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar.
Cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, dan Cawapres nomor urut 03, Mahfud MD.
"Saya justru khawatir pada debat cawapres mendatang, tidak ada ruang interaksi yang lebih tajam, terutama menyangkut perbedaan," kata Culla, sapaannya, Kamis (14/12/2023).
Adi Suryadi menilai, masing-masing kandidat harus diberi ruang yang banyak agar pemilih dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan dan pandangan ketiga cawapres.
Sebab, interaksi yang lebih intensif dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif kepada pemilih.
Kekhawatiran Culla diutarakan lantaran melihat hasil debat capres pada 12 Desember 2023 lalu, di mana ketiga kandidat relatif memiliki kesempatan soal gagasan.
Padahal, kata Culla, setiap kandidat mesti menunjukkan sisi perbedaan ketiga menyampaikan gagasan.
"Karena kalau tidak dicapai perbedaan itu, bisa dikatakan masing-masing kandidat gagal dalam debat," ujarnya.
Dia menambahkan, esensi dari debat adalah menunjukkan gagasan-gagasan yang berbeda.
"Jadi mesti harus ada perbedaan dari masing-masing kandidat yang bisa ditunjukkan, itu baru debat namanya. Eksplorasi gagasan yang bisa membuat publik bisa melihat dan menilai," tandasnya. (*)
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming |
![]() |
---|
Cak Imin Nilai Wacana Pembentukan Presidential Club Positif |
![]() |
---|
Alasan Surya Paloh Tinggalkan Anies Baswedan Usai Kalah di Pilpres, Kini Dukung Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
PBB Takut Yusril Ihza Mahendra tak Jadi Menteri? NasDem-PKB Dukung Prabowo |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran tidak Mundur Hingga Dilantik Jadi Presiden-Wapres |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.