Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Hari ke-9 Kampanye, Capres Hanya Kirim Anak ke Tanah Bugis dan Makassar

Dari tiga calon presiden, hanya Ganjar Pranowo yang mengirim anaknya, Zinedine Alam Ganjar ke Tanah Bugis dan Makassar.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com/Ghifar
Alam Ganjar bersama Petugas Museum Lapawawoi Kabupaten Bone. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sudah sembilan hari calon Presiden-Wakil Presiden berkampanye di berbagai daerah Indonesia. 

Namun dari tiga calon presiden-cawapres yang bertarung di Pilpres 2024, belum ada ke Sulawesi Selatan kampanye hingga hari ini, Rabu (6/12/2023).

Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD gencar kunjungan ke berbagai daerah.

Sementara Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming masih fokus berkantor.

Dari tiga calon presiden, hanya Ganjar Pranowo yang mengirim anaknya, Zinedine Alam Ganjar ke Tanah Bugis dan Makassar.

Setelah di Makassar, Alam Ganjar berkunjung ke Kabupaten Bone kota kelahiran mantan Wapres, Jusuf Kalla.

Di Bone, Alam dialog bersama milenial dan Gen Z serta mengunjungi Museum La pawawoi. 

Capres kirim anak ke Indonesia Timur menjadi sorotan Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Hasrullah MA.

“Masa capres kirim anak ke Makassar,” ujar Hasrullah menyindir salah satu aktivitas capres.

Hasrullah menilai, sejauh ini tiga kontestan pilpres, secara spesifik belum mengangkat isu pemberdayaan dan pembangunan kawasan di timur Indonesia.

“Kita belum dengar para capres dan cawapres 2024 ini bicara isu Indonesia timur,” ujar dosen FISIP Unhas ini usai acara Unhas Talk bertema “Adu Visi Misi Capres Masuk Kampus”, Unhas Siap Jadi Tuan Rumah,” di Makassar, Selasa (5/12/2023).

Pembicara Unhas Talk adalah guru besar ilmu politik Unhas Prof Dr Muhammad Al Hamid S,IP MSi, yang juga Ketua Badan Pengawas Pemilu (2012-2017) dan Ketuua Dewan Kehormatan Bawaslu (2020-2022).

“Tadi saya juga Prof Muhammad mengkonfirmasi itu, kami bicara soal isu sensitif itu.” ujar Hasrullah.

Menurut Hasrullah, bagi tiga kontestan pilpres, isu pemberdayaan kawasan timur Indonesia merupakan keberpihakan nation building.

“Saya selalu menyampaikan gerbang Indonesia itu ada di timur. Mulailah dari Papua, Maluku dan Sulawesi.” ujarnya.

Sejak akhir pekan lalu, Sabtu (4/12), Muhammad Zinedine Alam Ganjar, putra bungsu capres usungan PDIP, PPP, Hanura dan Perindo menggelar rangkaian sosialisasi di Sulsel.

Alam Ganjar hingga Rabu (6/12) siang ini masih berada di Watampone, Bone, sekitar 176 km tenggara Kota Makassar.

Tiga kontestan lain, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (1), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming (2) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (3), belum dijadwalkan kampanye di Sulsel.

Sebelum masa kapanye, ketiga pasang calon sudah beberapa kali ke Makassar.

Kampanye resmi dimulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

Pencoblosan pemilu legislatif dan pilpres digelar Rabu (14/2/2024).

Menurut Hasrullah, pihak capres dan tim kamoanye nasional, seharusnya memberi perhatian lebih ke pengembangan kawasan..

“Capres jangan cuma menggarap Jawa Timur dan Jawa Barat, sentrum elektoral kemenangan.”

Itu jugala, jelas Hasrullah, yang mengkonfirmasikan, tokoh-tokoh Indonesia timur, dekade terakhir, tak lagi dilirik dalam kontestasi politik nasional.

Padahal, tambahnya, setelah reformasi ada Kaukus Indonesia Timur, yang memberi warna dalam dinamika politik, ekonomi, pemerintahan dan sosial Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Demokrat Sulsel, Ni'matullag Erbe menyadari setelah BJ Habibie dan Jusuf Kalla, tidak ada lagi tokoh yang mewakili Indonesia Timur. 

Ditanya apakah memang tokoh Indonesia Timur tak direken lagi untuk bertarung di Pilpres 2024, Ni'matullah Erbe berpendapat bahwa logika semacam itu sangat parsial. 

"Tidak juga seperti itu kesimpulannya. Ya itu realitas politiknya. Kita tidak bisa, karena kalau kita bicara begitu kan provinsi lain juga bisa bilang tidak pernah ada Provinsi Sulawesi Tenggara, tidak pernah ada Provinsi Sulawesi Utara, tidak pernah ada Provinsi Kalimantan Timur, jadi kacau kan kalau kita bangun logika yang sangat parsial. Itu kan logika yang sangat parsial sekali," kata Ni'matullah Erbe kepada Tribun-Timur, Rabu (6/12/2023).

"Menurut saya, realitas politiknya seperti itu. Tidak boleh kita mengambil kesimpulan yang terlalu simplistic dan menyadarkan langsung seperti itu, tidaklah," tambahnya.

Wakil Ketua DPRD Sulsel menganggap absennya tokoh Indonesia Timur adalah hal yang biasa-biasa saja.
Dia mencontohkan, sudah banyak tokoh-tokoh lokal yang menduduki jabatan strategis di pemerintah pusat, tetapi perkembangan Provinsi Sulsel biasa-biasa saja. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved