Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pneumonia Misterius di China

Sejumlah Negara Waspadai Pneumonia Misterius yang Merebak di China, Mungkinkah Masuk Indonesia?

Sampai dengan saat ini penyakit pneumonia misterius belum jelas penyebabnya, apakah virus atau bakteri.

Editor: Hasriyani Latif
Kompas.com
Ilustrasi - Wabah pneumonia misterius di China merebak, seumlah negara termasuk India dan Indonesia mulai mewaspadai penyakit ini. 

Anak yang sakit sebaiknya istirahat di rumah, dan periksakan ke tenaga kesehatan.

Sementara itu untuk pemerintah, pihaknya mengimbau agar dilakukan penguatan surveilans untuk memantau kondisi layanan-layanan kesehatan baik di rumah sakit atau puskesmas.

Pihaknya juga menilai perlu adanya kewaspadaan terutama terhadap pelaku riwayat perjalanan dari China.

Jika menemukan kasus anak yang datang dari luar negeri dengan demam tinggi, maka menurutnya harus segera merujuk ke rumah sakit atau dokter yang telah ditunjuk.

"Perlu memastikan pelaku perjalanan tak ada yang demam, jika demam tinggi perlu diperiksa. Jika dari China, ada mekanisme rujukan untuk memastikan bukan yang dikhawatirkan," ujar dia.

Adapun untuk prosedur isolasi/karantina menurutnya hal ini tidak perlu sampai dilakukan.

Akan tetapi, yang terpenting menurutnya adalah membangun mekanisme rujukan yang bekerja sama seperti dengan rumah sakit khusus atau rumah sakit infeksi.

Rumah Sakit di China Kewalahan

Geger penyakit pernapasan pneumonia misterius di China menjangkiti ribuan anak-anak di berbagai wilayah.

Hingga saat ini belum ada diagnosis pasti terkait penyakit ini.

Namun kasus pneumonia misterius di China terus mengalami lonjakan sejak pekan lalu.

Otoritas China telah memperingatkan akan situasi yang memprihatinkan ini dan mengeluarkan seruan agar masyarakat lebih waspada terhadap penyebaran pneumonia misterius ini.

Rumah sakit di seluruh negeri tersebut dilaporkan mulai mengalami kesulitan karena lonjakan pasien yang mengalami kondisi pneumonia yang tidak lazim.

Daerah-daerah seperti Beijing dan Liaoning di bagian utara China menjadi pusat peningkatan kasus yang signifikan.

Lebih menyedihkan lagi, mayoritas dari mereka yang terkena penyakit ini adalah anak-anak.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved