Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pneumonia Misterius di China

Penyebab Pneumonia Misterius di China, WHO Imbau Warga Pakai Masker dan Cuci Tangan Secara Teratur

Pihak berwenang China telah menyampaikan, kasus pneumonia yang merebak di China bukan karena jenis patogen baru.

Editor: Hasriyani Latif
Business Today/Reuters
Situasi rumah sakit di China yang penuh sesak karena penyakit pneumonia misterius. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Lonjakan kasus pneumonia misterius tengah menghantui China saat ini, dengan ribuan anak dilaporkan terinfeksi wabah ini.

Rumah sakit di China juga sedang berjuang keras menangani lonjakan kasus pasien dengan kondisi pneumonia yang belum teridentifikasi penyebabnya.

Pemerintah China telah merespons situasi ini dengan serius, mengeluarkan seruan untuk meningkatkan jumlah klinik guna menangani lonjakan kasus penyakit pernapasan ini.

Selain peningkatan jumlah klinik, pejabat juga meminta penambahan jam layanan agar lebih banyak pasien dapat menerima perawatan yang diperlukan.

Tindakan darurat ini dilakukan dengan harapan dapat mengendalikan penyebaran penyakit ini serta memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat yang terkena dampak.

“Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah klinik dan area perawatan yang relevan, memperpanjang jam layanan secara tepat, dan memperkuat jaminan pasokan obat-obatan,” kata Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional Mi Feng, Minggu (26/11/2023), dikutip kompas.com dari DW.

Mi Feng menyebut, peningkatan penyakit pernapasan di China karena menyebarnya beberapa patogen dalam waktu yang sama, terutama patogen influenza.

Adapun Dewan Negara, mengeluarkan peringatan pada hari Jumat (24/11/2023) mengenai risiko kembalinya Covid-19 bersamaan dengan adanya infeksi influenza dan penumonia mikoplasma.

Dewan Negara meminta setiap daerah untuk memperketat pemantauannya dan melaporkan adanya kasus.

Pneumonia misterius ini awalnya merebak di bagian utara China, seperti Beijing dan Liaoning.

Hingga akhirnya menyebar di sejumlah wilayah.

Beberapa negara juga mewaspadai penyebaran pneumonia misterius ini.

Lantas, apa penyebab pneumonia misterius yang merebak di China?

Penyebab Pneumonia Misterius di China

ProMed, sebuah sistem pengawasan yang memantau wabah penyakit pada manusia dan hewan di seluruh dunia melalui laporannya, mengeluarkan pemberitahuan soal laporan epidemi pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak di China.

Namun, penyebab pneumonia misterius di China atau pneumonia yang tidak terdiagnosis ini belum diketahui pasti.

Baca juga: Gejala Khas Pneumonia Misterius, China Kewalahan Hadapi Gelombang Kasus hingga Banyak Sekolah Tutup

Hanya saja, pihak berwenang China telah menyampaikan, kasus pneumonia yang merebak di China bukan karena jenis patogen baru.

Beberapa pihak menyebut, cuaca di China yang saat ini memasuki musim dingin dinilai sebagai salah satu faktor mengapa kasus pernapasan terutama pneumonia merebak.

Selain itu, berakhirnya pembatasan Covid-19 dan kurangnya kekebalan pada anak-anak mungkin menjadi penyebab melonjaknya infeksi.

Pada Jumat lalu, Badan Kesehatan yang berbasis di Jenewa juga menggatakan, pihaknya tak menemukan patogen baru pada penyakit yang belakangan mewabah di China.

Gejala Pneumonia di China

ProMED melaporkan bahwa gejala pneumonia yang menyebar di China yang dilihat pada anak-anak tanpa disertai batuk.

Anak-anak juga dilaporkan mengalami demam.

Tetapi, mereka yang terjangkit penyakit tersebut mengalami nodul paru, benjolan kecil di paru-paru.

Baca juga: Sejumlah Negara Waspadai Pneumonia Misterius yang Merebak di China, Mungkinkah Masuk Indonesia?

Dilansir kompas.com dari New Scientist, Paul Hunter dari University of East Anglia, Inggris, mengatakan, benjolan tersebut biasanya merupakan tanda infeksi bakteri.

Ia menambahkan, benjolan akibat nodul paru bukan virus dan dapat disebabkan oleh orang yang terkena infeksi bakteri setelah terserang virus misalnya flu.

Hunter menilai penyebaran pneumonia misterius di China tidak akan menyebabkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

"Tetapi saya tidak akan sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan itu sampai kita memiliki diagnosis yang pasti," kata dia.

WHO telah meminta masyarakat China mengambil sejumlah sikap guna membatasi penyebaran infeksi.

Adapun beberapa saran yang disampaikan di antaranya adalah melakukan vaksinasi sesuai rekomendasi dan menjaga jarak dari orang sakit atau saat berada di rumah sakit.

Selain itu masyarakat diimbau untuk mengenakan masker dan memastikan ventilasi di rumah terjaga dengan baik.

Masyarakat juga diimbau untuk mencuci tangan secara teratur.(*)

Artikel ini diolah dari Kompas.com.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved