Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pneumonia Misterius di China

Gejala Khas Pneumonia Misterius, China Kewalahan Hadapi Gelombang Kasus hingga Banyak Sekolah Tutup

ProMED melaporkan bahwa gejala pneumonia yang menyebar di China yang dilihat pada anak-anak tanpa disertai batuk.

Editor: Hasriyani Latif
Shutterstock
Ilustrasi peradangan Paru-paru yang terserang pneumonia. Wabah pneumonia misterius yang menyebar di China menunjukkan lonjakan kasus. 

TRIBUN-TIMUR.COM - China dilaporkan kewalahan menangani pasien anak setelah wabah pneumonia misterius menyebar di sejumlah wilayah.

Jumlah klinik ditingkatkan untuk menangani banyaknya pasien anak-anak yang terjangkit pneumonia misterius ini.

Wilayah di bagian utara China, seperti Beijing dan Liaoning, menjadi fokus utama peningkatan jumlah kasus yang signifikan sejak pekan lalu.

ProMed, sebuah sistem pengawasan yang memantau wabah penyakit pada manusia dan hewan di seluruh dunia melalui laporannya, mengeluarkan pemberitahuan soal laporan epidemi pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak di China.

Pneumonia adalah istilah medis umum untuk menggambarkan infeksi dan peradangan paru-paru karena berbagai virus, bakteri, atau jamur.

Namun, penyebab pneumonia misterius di China atau pneumonia yang tidak terdiagnosis ini belum diketahui pasti.

Sebuah video yang tersebar di media sosial memperlihatkan rumah sakit yang penuh sesak di beberapa bagian negara, dengan antrean pasien yang sangat lama.

Kementerian Kesehatan China mendesak pemerintah setempat untuk meningkatkan jumlah klinik penanganan demam dan pneumonia.

Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional, Mi Feng, Senin (27/11/2023) mengatakan lonjakan penyakit pernapasan ini terkait dengan peredaran beberapa jenis patogen secara bersamaan yang paling menonjol adalah influenza.

Dia meminta pihak berwenang untuk meningkatkan jumlah klinik dan area perawatan terkait, memperpanjang jam layanan secara tepat, dan memperkuat jaminan pasokan obat.

Eric Feigl-Ding, seorang ahli epidemiologi dan ekonom kesehatan China adalah salah satu orang pertama yang memvisualisasikan rumah sakit di Tiongkok yang penuh sesak.

Dia mengatakan rumah sakit anak di Beijing kewalahan menangani anak-anak yang sakit, dan banyak sekolah ditutup.

Baca juga: Sejumlah Negara Waspadai Pneumonia Misterius yang Merebak di China, Mungkinkah Masuk Indonesia?

“Rumah Sakit Anak Beijing penuh sesak,” tulisnya di media sosial X seperti dikutip Tribunnews.com.

Menindaklanjuti laporan ProMed, Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah meminta China untuk memberikan informasi dan penanganan lanjutan.

Hingga pada Kamis (23/11/2023), WHO mengatakan, China belum mendeteksi adanya patogen tak biasa atau kuman baru seiring peningkatan kasus pneumonia misterius.

"Sejak Oktober, China utara telah melaporkan adanya peningkatan penyakit mirip influenza dibandingkan periode yang sama selama tiga tahun terakhir," ujar WHO, dikutip dari BBC, Jumat (24/11/2023).

Menurut WHO, beberapa peningkatan terjadi lebih awal daripada kenaikan kasus sebelumnya.

Namun, kondisi ini tidaklah mengejutkan, seiring dengan pencabutan pembatasan akibat Covid-19.

WHO juga menegaskan, pihaknya akan memantau dengan cermat situasi wabah dan melakukan kontak erat dengan otoritas nasional China.

Gejala Khas Pneumonia Misterius di China

ProMED melaporkan bahwa gejala pneumonia yang menyebar di China yang dilihat pada anak-anak tanpa disertai batuk.

Tetapi, mereka yang terjangkit penyakit tersebut mengalami nodul paru, benjolan kecil di paru-paru.

Baca juga: Geger Pneumonia Misterius di China, Ribuan Anak Terjangkit Rumah Sakit Kewalahan Tangani Pasien

Dilansir kompas.com dari New Scientist, Paul Hunter dari University of East Anglia, Inggris, mengatakan, benjolan tersebut biasanya merupakan tanda infeksi bakteri.

Ia menambahkan, benjolan akibat nodul paru bukan virus dan dapat disebabkan oleh orang yang terkena infeksi bakteri setelah terserang virus misalnya flu.

Hunter menilai penyebaran pneumonia misterius di China tidak akan menyebabkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

"Tetapi saya tidak akan sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan itu sampai kita memiliki diagnosis yang pasti," kata dia.

(Tribunnews.com/Willy Widianto) (kompas.com/yefta/rizal setyo)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved