Penemuan Jasad Bayi di Bantaeng
Sosok Pembuang Bayi di Bantaeng Belum Diungkap Polisi, Jasad Korban Tak Utuh Dimakan Biawak
Bayi malang itu ditemukan meninggal dalam kondisi badan tak utuh dan terbungkus plastik, empat hari lalu.
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, BANTAEN - Sosok pembuang bayi di Sungai Nipa-nipa, Dusun Kampung Beru, Desa Tombolo, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum terungkap.
Bayi malang itu ditemukan meninggal dalam kondisi badan tak utuh dan terbungkus plastik, empat hari lalu.
"Belum (diketahui orangtua atau pembuang bayi)," ujar Kasi Humas Polres Bantaeng, Iptu Amiruddin, Kamis (16/11/2023) malam.
Saat ditanya soal upaya yang dilakukan kepolisian Polres Bantaeng, Iptu Amiruddin enggan menjawab.
Bahkan, pesan WhatsApp yang dikirim sejak Kamis malam itu belum direspon hingga hari ini, Jumat (16/11/2023) pagi.
Kronologi Penemuan
Penemuan jasad bayi itu bermula ketika salah seorang warga, Herlangga hendak mencari air di sungai untuk mandi, Minggu (12/11/2023) pukul 14.00 Wita.
Tiba-tiba, Herlangga bersama tiga orang rekannya yang merupakan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Ihya Ulumuddin melihat jasad bayi disantap biawak.
"Jasad bayi ditemukan oleh Herlangga sementara dimakan oleh biawak," ucap Iptu Amiruddin, Kamis (16/11/2023).
Ia menjelaskan, Herlangga yang menyaksikan kejadian itu langsung menyuruh santri tersebut untuk meminta bantuan kepada warga.
Lokasi penemuan bayi itu tak jauh dari Ponpes Ihya Ulumuddin.
"Kemudian Herlangga mengusir biawak tersebut sambil menyampaikan kepada rekannya agar segera memberitahukan kepada warga," ucapnya
Iptu Amiruddin menyebutkan, bayi malang itu ditemukan dalam kondisi terbungkus kantong plastik.
Bayi tersebut meninggal beberapa jam sebelum ditemukan oleh Herlangga.
"Saat ditemukan jasad bayi ini diperkirakan meninggal sekitar 10 sampai 12 jam karena sudah terjadi pembusukan," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.