Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kementerian Pertanian Optimalkan Produksi Jagung Lewat Program Kesatria

Kementan mendorong optimalisasi lahan kelapa sawit demi mendukung peningkatan produksi jagung nasional.

|
DOK KEMENTAN
Wakil Menteri (Wamen) Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, pada acara “Optimalisasi Lahan Melalui Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan” di Kanpus Kementan pada Rabu (15/11). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong optimalisasi lahan kelapa sawit demi mendukung peningkatan produksi jagung nasional.

Dibawah Direktorat Jenderal Perkebunan, inisiasi program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) dengan memanfaatkan lahan TBM dan area peremajaan kelapa sawit (replanting) pun akan mulai di tingkatkan sehingga mampu menjadi sumber pendapatan bagi petani.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2022 adalah sebesar 640,56 triliun rupiah atau naik 3,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Sub sektor perkebunan terbukti terus menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 622,37 triliun rupiah (97,16 persen).

"Menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian, optimalisasi lahan sawit dengan tumpang sari tanaman mampu menjawab tantangan masa ini. Kita akan melakukan tumpang sari di sentra-sentra sawit. Hari ini kan banyak hadir pengusaha dan asosiasi sawit sehingga nanti akan kita kasi spot-spot lahan yang dijadikan lahan sawit tumpang sari dengan tanaman pangan. Kita harus menyumbang 1 juta ton. Sektor perkebunan harus ikut terlibat dalam pengembangan tanaman pangan ini," jelas Harvick Hasnul Qolbi, Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, pada acara “Optimalisasi Lahan Melalui Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan” di Kanpus Kementan pada Rabu (15/11).

Wamen Harvick menambahkan, saat ini beberapa negara terancam oleh iklim yang tidak menentu. El Nino sudah di depan mata kita.

Untuk itu tentu harus ada upaya terobosan atau bahkan upaya luar biasa untuk tetap menyediakan pangan khususnya beras untuk 273 juta rakyat Indonesia.

“Ini pekerjaan berat namun saya menyakini pasti ada upaya untuk keluar dari ancaman tersebut,” ujar Wamen.

Dalam kesempatan tersebut, Wamen Harvick sekaligus mengapresiasi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit atas prestasinya sehingga Indonesia saat ini menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia.

dirjen_perkbenunan kementan
Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah.

Diketahui areal luasan sawit sebesar 16,83 juta hektare dengan produksi 45,1 juta ton CPO. Ekspor CPO dan turunannya mencapai sekitar 27 juta ton dengan nilai sekitar US$ 28 miliar atau sekitar Rp456 triliun. Bahkan nilai ekspor ini telah melampaui nilai ekspor minyak dan gas bumi

"Saya bangga dan berikan apresiasi kepada para pelaku usaha perkebunan kelapa sawit atas prestasi ini. Bahkan penyerapan tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit mencapai sekitar 16,2 juta orang yang terdiri dari 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja yang tidak langsung. Selain itu, Kelapa Sawit telah menggantikan bahan bakar fosil sekitar 2,3 juta KL untuk energi berkelanjutan," ujarnya.

Tak dapat dipungkiri, kinerja industri kelapa sawit masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan pengembangan kelapa sawit nasional kedepan, tidak hanya terkait produktivitas kelapa sawit, namun kita juga dituntut tetap meningkatkan konsistensi dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas, sekaligus pemantapan standarisasi ISPO yang tentunya banyak menjadi sorotan dunia dalam pemenuhan aspek-aspek sustainability, serta upaya-upaya khusus terkait dengan isu legalitas dan perizinan, gangguan usaha dan konflik, peningkatan akses pasar, nilai tambah, rantai pasok, saluran distribusi dan dinamika harga dunia.

Hal-hal tersebut tentu dapat mempengaruhi daya saing kelapa sawit kita di dunia internasional.

"Dari sejumlah tantangan dalam industri perkebunan kelapa sawit, pemerintah melihat ada peluang yang perlu dioptimalkan khususnya dari aspek hulu di perkebunan kelapa sawit. Perlu adanya upaya lompatan yang serius. Tidak lagi percepatan. Luas perkebunan kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara integratif melalui optimalisasi lahan perkebunan dengan tanaman pangan seperti jagung atau tanaman musiman lainnya," jelas Harvick.

Lebih lanjut Wakil Menteri mengatakan, "Indonesia punya potensi untuk swasembada jagung dan kita harus mampu. Dari potensi tersebut, saya mendorong upaya khusus melalui optimalisasi lahan pada perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dapat di dorong seoptimal mungkin," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved