Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga Gula Naik

Siap-siap Inflasi, Pengamat Ekonomi Unhas Sebut Kenaikan Harga Gula Berdampak ke UMKM

Dr Anas Iswanto Anwar menyebut, kenaikan harga gula di Makassar bakal memicu terjadinya inflasi dan menggantu UMKM ke depan

Penulis: Rudi Salam | Editor: Ari Maryadi
Istimewa
Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Anas Iswanto Anwar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Anas Iswanto Anwar menyebut, kenaikan harga gula bakal memicu terjadinya inflasi.

Sebab di sektor rumah tangga, kata Anas, gula merupakan salah satu kebutuhan primer.

Hal ini pun dinilai akan berdampak pada daya beli masyarakat.

“Yang kita khawatirkan ini, jangan sampai atas nama harga gula naik, maka akan mendongkrak inflasi naik,” kata Anas, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Senin (13/11/2023).

Menurut Anas, kenaikan harga gula ini juga akan memberikan dampak yang besar terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Utamanya UMKM yang memproduksi makanan atau minuman dengan bahan gula.

“Ini pasti berdampak pasti kepada teman-teman UMKM, khususnya kuliner,” kata Anas.

Olehnya, Anas meminta agar pemerintah bisa mengambil kebijakan terkait kenaikan harga gula. 

Diketahui, harga gula pasir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kenaikan.

Itu setelah Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) berlakukan relaksasi harga gula konsumsi di tingkat konsumen menjadi Rp16 ribu per kg.

Atau Rp17 ribu per kg khusus di wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Barat Daya, dan wilayah Tertinggal, Terluar, Terpencil, dan Pedalaman (3TP).

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa menjelaskan, relaksasi harga gula konsumsi di tingkat konsumen dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga gula di dalam negeri.

"Sehubungan dengan adanya kenaikan harga gula di dalam negeri maupun internasional, maka telah dilakukan rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk membahas harga gula yang wajar di tingkat konsumen. Berdasarkan hasil input tersebut, kami menghimbau kepada seluruh pelaku usaha ritel untuk dapat mengimplementasikan relaksasi harga dimaksud," katanya, dikutip dari Kontan.co.id.

Ia menjelaskan, keputusan menaikkan harga acuan pembelian (HAP) tidak ada korelasinya dengan kondisi harga gula saat ini. 

Abdullah menyebut, selama produksi masih kurang kemudian impor gula masih tinggi maka harga masih akan terbang. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved