Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wawancara Khusus Tribun Timur

Pahlawan Kesehatan dari Pelosok Bumi Arung Palakka

Menghadirkan narasumber Dokter umum di UPT Puskesmas Patimpeng dr Andi Rizki Tenryayu dan Penanggung jawab Pustu dan Bidan Desa Bontojai Mega Armini.

Editor: Alfian
Youtube/Tribun Timur
dr Andi Rizki Tenryayu dan Bidan Desa Bontojai Mega Armini hadir dalam Ngovi Tribuin Timur spesial hari kesehatan, Minggu (12/11/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur Spesial Hari Kesehatan edisi Minggu (12/11/2023) bertema 'Pahlawan Kesehatan dari Pelosok Bumi Arung Palakka'.

Menghadirkan narasumber Dokter umum di UPT Puskesmas Patimpeng dr Andi Rizki Tenryayu dan Penanggung jawab Pustu dan Bidan Desa Bontojai Mega Armini.

Dipandu Host Fiorena Jieretno, berikut petikan wawancaranya:

Sejak kapan Anda mulai perjalanan sebagai seorang bidan?

Mega: Sejak tahun 2011, setelah lulus kuliah saya pulang untuk mengabdikan diri di Desa Bontojai, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Perasaan Anda terjun langsung ke lapangan setelah kuliah?

Mega: Saya merasa sangat bersyukur karena dapat berkontribusi dengan ilmu yang saya miliki kepada masyarakat, terutama di tanah kelahiran saya. Saya juga dapat berbakti kepada orang tua saya sambil bekerja.

Perjalanan Anda menjadi seorang dokter umum?

dr Ayu: Setelah saya menyelesaikan pendidikan kedokteran pada tahun 2017, langkah selanjutnya adalah menjalani internship. Setelah itu, saya bekerja terlebih dahulu sebelum akhirnya kembali ke Bone sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT). Jadi, ada satu tahun jeda sebelum saya kembali ke Patimpeng.

Bagaimana Anda mengatasi tanggung jawab Anda di Patimpeng, di mana hanya ada satu dokter?

dr Ayu: Di Patimpeng saya adalah satu-satunya dokter yang tersedia. Ketika saya memiliki tugas seperti pelatihan, saya harus menyerahkan tanggung jawab kepada perawat yang kompeten untuk memberikan pelayanan dasar. Pelayanan tetap berlanjut namun terbatas.

Bagaimana Anda memaknai Hari Kesehatan Nasional yang ke-59?

Mega: Hari Kesehatan Nasional bagi saya adalah tentang bagaimana kita terus berkontribusi dalam dunia kesehatan. Salah satunya adalah dengan menyebarkan informasi penting tentang kesehatan kepada masyarakat, terutama di Dessa Bontojai. Sebagai tenaga kesehatan, kita harus menjaga imunitas dan kesehatan kita sendiri untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Poin penting bukan hanya soal penampilan fisik, melainkan seberapa banyak manfaat ilmu kita dalam membantu sesama. Ucapan terima kasih dari masyarakat adalah bentuk penghargaan yang sangat berarti bagi kami.

Bagaimana dengan Anda?

dr Ayu: Tahun ini Hari Kesehatan Nasional bertema transformasi kesehatan untuk Indonesia yang maju sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal ini memerlukan kolaborasi antara tenaga kesehatan dan masyarakat. Tenaga kesehatan harus bekerja keras, sementara masyarakat juga harus menjaga kesehatan mereka dengan gaya hidup sehat, seperti berolahraga dan menjaga imunitas.

Bisa Anda ceritakan kegiatan yang pernah viral?

Mega: Saat itu Juni 2023 saya melakukan perjalanan menuju Dusun Bahon Langi untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap ibu hamil. Ada dusun sebenarnya yang tidak bisa dilalui dengan kendaraan bermotor, jadi saya harus berjalan kaki. Ada sekitar 250 penduduk di Dusun Bahon Langi. Masyarakat datang ke rumah untuk meminta pertolongan, terutama jika jaringan komunikasi tidak stabil. Terkadang, saya harus menggunakan motor trail mengunjungi pasien yang membutuhkan bantuan di tempat terpencil. Saya juga pernah menyeberangi sungai dengan menggunakan motor trail. Ini adalah pengalaman yang menantang, terutama ketika sungai meluap.

Ketika dipanggil masyarakat apa yang Anda lakukan?

Mega: Saya segera bersiap-siap dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan. Saya kemudian menuju lokasi yang memerlukan bantuan. Waktu tempuh bisa berbeda tergantung pada cuaca. Dalam kondisi musim kemarau, perjalanan ke Dusun Bahon Langi bisa sekitar satu jam. Namun saat musim hujan, perjalanan bisa memakan waktu sekitar dua jam karena jalan sulit dilalui dengan jurang sisi kanan kiri.

Penghargaan yang Anda terima?

dr Ayu: Saya menerima beberapa penghargaan di Bone, termasuk sebagai tenaga kesehatan teladan di tingkat kabupaten sekaligus penghargaan top 30 Kompetisi Inovasi Badan Publik (KIPP). Penghargaan ini diserahkan oleh pihak berwenang dan merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi kami dalam bidang kesehatan. Saya juga menerima penghargaan dalam kompetisi inovasi pelayanan publik dan sebagai tenaga kesehatan teladan tingkat provinsi dan nasional.

Apa inovasi yang membuat Anda mendapatkan penghargaan?

dr Ayu: Inovasi yang saya buat disebut Berkah yang merupakan singkatan dari Berobat Cukup Sebutkan Rumah. Prinsip kerja inovasi ini adalah memungkinkan pasien yang pergi ke puskesmas kami untuk tidak lagi membawa kartu berobat JKN-KIS atau kartu lainnya. Mereka hanya perlu menyebutkan nomor rumah mereka dan seluruh data rekam medis mereka akan segera ditemukan. Inovasi ini diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 2020 setelah proses pengembangan yang dimulai pada tahun 2019.

Ada inovasi lain yang dikembangkan?

dr Ayu: Kami mengembangkan inovasi ini dengan menyediakan sistem antrean online yang dinamai Triopuspa (Antrean Online Puskesmas Patimpeng). Dengan sistem ini, pasien dapat memesan antrean melalui handphone mereka dengan hanya menyebutkan nomor rumah mereka. Ini adalah modifikasi dari program sebelumnya dan menggunakan teknologi online untuk mempermudah akses pasien.

Bagaimana mengatasi koneksi jaringan di daerah terpencil?

dr Ayu: Kami berada di daerah terpencil dan jaringan komunikasi seringkali tidak stabil. Oleh karena itu, kami telah beradaptasi dengan kondisi tersebut. Kami menggunakan WhatsApp untuk layanan antrean online.

Motivasi Anda memberikan pelayanan di Kecamatan Patimpeng?

dr Ayu: Keputusan saya untuk mengabdikan diri di Kecamatan Patimpeng adalah karena saya lahir dan besar di sana. Saya merasa bahwa kontribusi terbesar yang bisa saya berikan kepada masyarakat adalah dengan mengabdikan diri di sana, terutama mengingat bahwa pada saat itu tidak ada dokter di kecamatan tersebut.

Yang membuat Anda tetap berkomitmen melayani masyarakat Patimpeng?

dr Ayu: Memilih Patimpeng tidak pernah jadi penyesalan. Penghargaan yang saya terima adalah bukti bahwa inovasi-inovasi kami telah diakui dan bermanfaat bagi masyarakat. Meskipun saya telah mendapatkan tawaran pekerjaan di tempat lain, saya masih merasa bahwa pelayanan di daerah terpencil ini adalah panggilan hati yang saya tidak ingin tinggalkan.

Mengapa tidak memilih bekerja di perkotaan?

Mega: Saya merasa ini adalah panggilan hati untuk membantu masyarakat di daerah yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Selain itu, banyak masyarakat di sini yang harus melakukan perjalanan jauh ke kecamatan lain jika mereka memerlukan pertolongan. Saya merasa bahwa saya bisa memberikan kontribusi yang signifikan di sini. Saat ini, saya belum menyesal dengan keputusan ini.

Berapa banyak bidan di kecamatan Anda?

Mega: Di kecamatan saya terdapat banyak bidan, tetapi di desa saya sendiri, saya adalah satu-satunya bidan. Saya biasanya dibantu oleh bidan dari desa tetangga jika ada keperluan khusus dan saya juga bisa berkonsultasi dengan dokter di puskesmas melalui telepon jika menemukan kasus yang memerlukan tindakan lebih lanjut.

Cerita menarik dalam memberikan pelayanan di daerah terpencil?

Mega: Salah satu pengalaman yang paling menarik adalah ketika saya harus menandu seorang pasien yang memerlukan pertolongan ke puskesmas dengan berjalan kaki. Karena kondisi geografis yang sulit, perjalanan ini bisa memakan waktu empat hingga enam jam. Warga di sini sangat solid dan gotong-royong. Mereka turun tangan membantu, bahkan menggotong tandu untuk membawa pasien. Itu adalah pengalaman yang unik dan mengharukan.

Adakah cerita unik yang pernah Anda rasakan?

dr Ayu: Ada kasus pasien tengah malam pasien tiba-tiba pendarahan. SOP-nya untuk merujuk pasien seperti ini kita harus memanggil sopir ambulans, tapi bagi kita tenaga kesehatan waktu adalah nyawa dan sedikit panik juga jadi kami mengabaikan SOP. Saya tidak sempat hubungi dan sayalah yang jadi sopirnya.

Anda rencana melanjutkan studi?

dr Ayu: Waktu viral kemarin, jujur ada yang menawarkan untuk lanjut pendidikan bahkan ada yang menawarkan biaya pendidikan sampai selesai. Namun untuk sekolah kan butuh waktu bertahun-tahun sementara di sini hanya saya dokter yang bertugas. Namun jika ada dokter pengganti bisa dipertimbangkan.

Harapan Anda saat ini?

Mega: Semoga ada perbaikan akses jalan menuju dua dusun yang sebelumnya sulit dilalui oleh roda empat. Selain itu, saya berharap untuk membuka praktik di desa saya sendiri sehingga masyarakat di sini tidak perlu melakukan perjalanan jauh jika mereka memerlukan layanan kesehatan. Saya juga ingin melanjutkan pendidikan jika ada kesempatan, tetapi tentu saja, saya harus mempertimbangkan waktu yang harus saya habiskan di desa ini karena masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan.

Harapan Anda untuk teman-teman sejawat?

dr Ayu: Terlebih dahulu saya berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Bone, Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, kepala puskesmas, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam inovasi kami. Untuk saat ini, akses ke wilayah terpencil kami sudah cukup baik, tetapi kami tetap berharap pemerintah dapat terus mendukung pengembangan fasilitas kesehatan dan distribusi dokter. Semoga lebih banyak dokter yang bersedia melayani di daerah terpencil seperti kami.
Saya ingin mengajak para dokter dan tenaga kesehatan untuk mengabdikan diri di daerah-daerah terpencil. Jumlah dokter di daerah seperti ini masih sangat kurang, padahal kebutuhannya sangat besar.(hasriyani latif)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved