Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perkuat Kesiapan PSDKU, Politeknik Pariwisata Makassar Lakukan FGD dengan Stakeholder di Kupang

Melalui pembentukkan tim ini nantinya akan menjadi katalisator dalam menterjemahkan arahan Kemenparekraf terkait Pengembangan SDM Pariwisata Indonesia

Poltekpar Makassar
Politeknik Pariwisata Makassar adakan FGD dengan pihak Stakeholder di Kupang, Provinsi NTT dalam rangka memperkuat kesiapan Pembukaan Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Politeknik Pariwisata Makassar. 

Direktur Politeknik Pariwisata menutup sambutan dengan mengajak seluruh peserta untuk berperan aktif selama proses Focus Group Discussion (FGD).

​Focus Group Discussion (FGD), Dr. Zet Sony Libing, M.Si, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi didaulat sebagai refresentasi Pemerintah Provinsi NTT.

Dalam Sambutanya, ia memulai dengan memaparkan potensi wisata di NTT “Provinsi NTT memiliki 1.582  Destinasi Wisata, Diantaranya 720 Wisata Alam, 751 Wisata Budaya, 110 Wisata Minat Khusus dan 1 Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo yang  ditopang dengan 86.928 Pelaku Ekraf “.

Nusa tenggara Timur adalah “Ring Of Beauty”. Orang nomor satu di Dinas Pariwisata Provinsi NTT ini menyebutkan bahwa “Kami memiliki taman laut terindah di dunia setelah Kep Karibia yang berada Mabar dan Alor, Pantai di ujung selatan ; di Flores terdapat Labuan Bajo dan Komodo, bahkan media asing menyebut NTT dengan “Ring Of Beauty”, yang berarti Cincin yang dikelilingi oleh keindahan”.

​Dr. Zet Sony Libing, M.Si bercerita tentang sejarah pariwisata di NTT. Beliau mengatakan kebesaran Pulau-pulau Flores diawali ketika wakil presiden saat itu adalah Jusuf Kalla yang konsen untuk melirik Labuan Bajo.

Melalui dinamika yang Panjang, Labuan Bajo tampil sebagai destinasi yang dipuji dunia.

Labuan Bajo pada tahun 2022 kedatangan tamu atau wisatawan mencapai 1.300.000. Bahkan Kunjungan wisatawan di NTT pasaca covid di tahun 2023 mencapai 1.500.000.

"Ketika yang lain stagnan, Labuan Bajo sekali lagi tampil sebagai Destinasi Unggulan”. sambungnya.

​Pariwisata di NTT membutuhkan pengembangan Sumber daya Manusia melalui peran Perguruan Tinggi untuk menciptakan budaya pariwisata.

Dr. Zet Sony Libing, M.Si mengatakan bahwa “Orang NTT, akan menegur sapa jika saling mengenal, jika tidak dikenal, mereka tidak akan menyapa. Hal ini bertolak belakang dengan prinsip Hospitality. Maka, Perlu ada Transformasi nilai”.  “Suatu Hari Kita Bisa Mewujudkan Pariwisata yang Berbudaya dan Membudayakan Pariwisata, kita menginginkan anak-anak, para sopir dan masyarakat mampu untuk Internalisasi nilai melalui Kegiatan pariwisata." tutupnya.

​Peserta Focus Group Discussion (FGD) dihadiri diantaranya refresentasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Nusa Tenggara Timur:  Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur , Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Nusa Tenggara Timur, Badan Pendapatan dan Aset Daerah Prov. Nusa Tenggara Timur, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XV Prov. NTT, BPD PHRI Prov. Nusa Tenggara Timur, ASITA Prov. Nusa Tenggara Timur:  Akademisi Universitas Nusa Cendana, Universitas Kristen Artha Wacana, Politeknik Negeri Kupang: Serta Guru/Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kupang,  SMA Negeri 3 Kupang, SMKN 1 Kupang, SMKN 2 Kupang dan SMKN 3 Kupang.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved