Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Survei Charta Politika, Elektabilitas Prabowo Subianto Turun Setelah Berpasangan Gibran, Respon PAN?

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai Gibran Rakabuming Raka justru menjadi beban bagi calon Presiden 2024 Prabowo Subianto

|
Tribunnews.com
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya. (screenshot) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Partai pengusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 pertanyakan hasil survei lembaga survei Charta Politika.

Pasalnya, hasil survei internal PAN justru berbading berbalik dengan hasil survei Charta Politika.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi.

Viva klaim, survei internal PAN menunjukkan elektabilitas Prabowo meningkat sejak menggandeng Gibran sebagai cawapres.

Sementara, Charta Politika mengeluarkan hasil survei yang menampilkan elektabilitas Prabowo menurun.

"Ya namanya Charta Politika, silakan saja membuat hasil survei seperti itu. Tetapi hasil survei internal justru berbeda dengan hasil survei Charta Politika."

"Setelah berpasangan dengan Gibran, elektabilitas Prabowo mengalami kenaikan," ujar Viva saat dimintai konfirmasi, Selasa (7/11/2023).

Viva lantas mempertanyakan kenapa hasil survei di setiap lembaga survei bisa berbeda-beda.

Ia curiga ada faktor non ilmiah yang membuat hasil survei mengenai elektabilitas capres menjadi berbeda.

"Mengapa hasil lembaga survei berbeda-beda? Jika sebatas perbedaan karena persoalan margin of error, masih bisa dimaklumi."

"Tapi jika karena faktor non ilmiah, ya itu tergantung kepada kredibilitas lembaga surveinya," tuturnya.

Untuk itu, kata Viva, masyarakat akan menilai apakah suatu lembaga survei itu memiliki integritas, obyektif, dan ilmiah, atau justru dimanfaatkan oleh kubu politik tertentu.

"Apa hanya menjadi tukang legitimasi politik karena menjadi konsultan politik dari kandidat tertentu," imbuh Viva.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya sebelumnya berpandangan, sosok bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka justru menjadi beban bagi bakal calon presiden Prabowo Subianto.

Hal ini ia sampaikan berkaca dari elektabilitas Prabowo yang justru turun setelah mengumumkan Gibran sebagai bacawapres yang akan mendampinginya pada Pemilihan Presiden 2024.

"Kita bisa lihat atau berspekulasi dan membuat hipotesa bahwa masuknya nama Mas Gibran sebagai cawapres malah menjadi liabilities, bukan menjadi aset," kata Yunarto dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Yunarto menuturkan, berdasarkan survei pada 13-17 Oktober 2023, elektabilitas Prabowo unggul dibandingkan Ganjar Pranowo secara head to head dengan selisih 9,8 persen, yakni 49,4 persen berbanding 39,6 persen.

Namun, elektabilitas Prabowo justru turun menjadi 44,4 persen berdasarkan survei periode 26-31 Oktober 2023, usai Gibran diumumkan sebagai cawapres.

Dalam periode yang sama, elektabilitas Ganjar yang sudah menggandeng Mahfud MD sebagai cawapresnya justru mengalami peningkatan menjadi 40,8 persen.

Selisih elektabilitas antara Prabowo dan Ganjar berdasarkan survei terbaru pun menipis menjadi 3,6 persen.

"Meskipun Mas Gibran dengan pede mengatakan, 'tenang Pak Prabowo, saya ada di sini' tapi ternyata kalau kita baca secara elektoral malah secara statistik, secara kunatitatif, malah menjadi beban buat Pak Prabowo," kata Yunarto.

Gibran tak layak Cawapres

Hasil survei Charta Politika pada 26-31 Oktober 2023 menunjukkan, hampir separuh responden atau 48,9 persen responden menganggap Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tidak pantas untuk menjadi calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2024.

"Kita tanyakan lebih lanjut kepantasan Gibran Rakabuming menjadi cawapres, 48,9 persen menyatakan tidak pantas, dan ada 38,2 persen yang menyatakan pantas," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, Senin (6/11/2023).

Yunarto menuturkan, dari mereka yang menganggap Gibran tak pantas jadi cawapres, mayoritas atau 55,4 persen di antaranya menilai Gibran masih terlalu muda dan belum terlalu punya pengalaman menjadi pejabat publik.

Seperti diketahui, Gibran baru menjabat sebagai wali kota Solo selama kurang dari 3 tahun sebelum memutuskan maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.

Menurut Yunarto, hal itu berbeda dengan yang dialami oleh Presiden Joko Widodo, ayah Gibran.

Sebelum maju pada Pilpres 2014, Jokowi sudah punya pengalaman hampir dua periode memimpin Solo dan pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Yunarto melanjutkan, ada 26,7 persen responden yang merasa Gibran tidak pantas karena bagian dari praktik politik dinasti.

"Ada 12,4 persen dengan bahasa yang lebih negatif lagi tone-nya bahwa majunya Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden merupakan bentuk nyata penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Joko Widodo," kata dia.

Kemudian, ada 3,2 persen yang menganggap Gibran tak pantas jadi cawapres karena dianggap ambisius dan tidak punya loyalitas terhadap partai politik, sedangkan 2,3 persen responden tidak tahu atau tidak menjawab.

Yunarto berpandangan, temuan survei di atas menunjukkan bahwa kontroversi terkait pencalonan Gibran bukanlah isu yang hanya membawa kepentingan PDI Perjuangan sebagai partai yang ditinggalkan Gibran.

Sebab, sikap publik menganggap Gibran tak pantas menjadi cawapres lebih banyak didasarkan pada penilaian terhadap pengalaman Gibran dan praktik politik dinasti.

"Penilaian terhadap kurangnya berpengalaman Gibran dan juga bentuk politik dinasti dan penyalahgunaan kekuasaan itu ternyata jauh lebih besar dibandingkan framing bahwa seakan-akan kritik yang muncul terhadap Mas Gibran dan putusan MK itu seakan-akan hanya dari kelompok sakit hati atau PDI Perjuangan saja," kata Yunarto.

Jadi beban elektabilitas Prabowo Survei yang sama juga menunjukkan bahwa Gibran justru menjadi beban Prabowo Subianto.

Hal ini berkaca dari elektabilitas Prabowo yang justru turun setelah mengumumkan Gibran sebagai cawapres.

Survei terbaru lembaga lain

Hasil survei Capres-Cawapres 2024 terbaru November 2023 dari beberapa lembaga survei.

Lembaga survei ramai-ramai merilis soal elektabilitas Capres-Cawapres 2024.

Hasil survei meliputi Capres Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Pada November ini, setidaknya ada dua lembaga terbaru yang merilis survei capres cawapres, yakni Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) dan Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI). 

Sebelumnya, selama Oktober 2023, ada sejumlah lembaga survei yang juga telah merilis hasil survei Capres Cawapres 2024.

Seperti apa gambaran hasil survei capres cawapres 2024 terbaru dari SMRC dan ARCI kali ini mengenai para pasangan seperti Anies aswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, simak ulasan lengkapnya berikut ini :

Saiful Mujani Research And Consulting

Kesukaan publik terhadap Mahfud MD lebih tinggi dibanding kepada Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar untuk Pilpres 2024.

Bahkan hal itu terlihat pada kalangan generasi milenial dan Gen-Z.

Demikian Peneliti Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC), Saiful Mujani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/11/2023).

“Tingkat kedisukaan atau likeability Mahfud MD lebih tinggi dibanding Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar, termasuk di kalangan generasi millenial dan generasi Z,” ucap Saiful Mujani dalam program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Kualitas Cawapres di Mata Publik” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV yang dikutip dari Kompas.tv

Namun meski demikian, kata Saiful, tingkat kedisukaan itu tidak serta merta membuat elektabilitas pasangannya di Pilpres 2024 ikut naik.

Bukan hanya Mahfud MD, tapi juga Gibran Rakabuming Raka dan juga Muhaimin Iskandar.

“Gibran, misalnya, belum membantu peningkatan suara Prabowo. Ketika dipasangkan, elektabilitas Prabowo-Gibran tidak lebih baik dari elektabilitas Prabowo secara individual,” ucap Saiful.

“Hal yang sama terjadi pada kasus Ganjar-Mahfud. Ketika dipasangkan, elektabilitas Ganjar-Mahfud tidak lebih tinggi dari elektabilitas Ganjar sendiri. Demikian pula kasus pasangan Anies-Muhaimin yang tidak lebih baik elektabilitasnya dibanding suara Anies secara individual.”

Saiful menyatakan, untuk bisa kompetitif, seorang calon wakil maupun calon presiden harus memiliki tingkat kedikenalan yang tinggi.

Data survei seperti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2-8 Oktober 2023 menunjukkan kedikenalan Prabowo sudah sekitar 96 persen.

Ganjar dan Anies sudah sekitar 87 dan 88 persen.

Sementara awareness publik untuk para calon wakil presiden jauh di bawah para calon presiden tersebut.

Pada survei LSI tersebut, awareness publik pada Gibran sekitar 71 persen, Mahfud 62 persen, dan Muhaimin 50 persen.

“Gibran memang terlihat lebih dikenal dibanding Mahfud dan Muhaimin. Namun, dibandingkan dengan Prabowo yang sudah mencapai 96 persen, kedikenalan Gibran jauh di bawah. Karena itu, Gibran tersubordinasi oleh Prabowo dari aspek kedikenalan,” jelas Saiful.

“Kalau dia (Gibran) ingin memberi sumbangan (suara), kedikenalannya minimal harus sama dengan Prabowo agar tidak tersubordinasi."

Accurate Research and Consulting Indonesia

Lembaga Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) kembali merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas pasangan Pilpres di tingkat Jawa Timur.

Hasil sementara ini, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari paslon lain.

Prabowo-Gibran yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju mendapat elektabilitas 40,1 persen. Lalu, menempel ketat di posisi kedua ada pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan elektabilitas 35,9 persen. Di posisi ketiga ada Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 22,2 persen.

Survei ARCI dilakukan pada rentang 22-27 Oktober 2023. Memakai metode multistage random sampling, survei itu melibatkan 1.200 responden yang tersebar di 38 kabupaten/kota Jawa Timur. Survei ARCI memiliki margin of error sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

"Hasil survei ARCI ini, elektabilitas Prabowo-Gibran teratas di Jawa Timur. Sebanyak 1,8 persen responden belum menentukan pilihan," kata Direktur ARCI Baihaki Sirajt saat paparan hasil surveinya di Surabaya, dikutip Kamis (2/11/2023) dikutip dari Tribun Jatim.

Dalam analisanya, Baihaki menyebut keunggulan Prabowo-Gibran setidaknya karena Jokowi's effect.

Bergabungnya Gibran Wali Kota Solo yang merupakan putra sulung Jokowi, tak sedikit membuat para loyalis Jokowi di Jatim bergeser. Pada Pemilu sebelumnya, Jokowi menang di Jawa Timur.

"Salah satu faktornya loyalis Jokowi," ungkap Baihaki.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Jatim KH RPA Mujahid Ansori menanggapi santai hasil survei tersebut.

Menurutnya, dia tetap optimistis pasangan Ganjar-Mahfud menang di Jawa Timur pada Pilpres 2024 mendatang.

"Tetap optimistis. Massa swing voters akan banyak mengalir ke Ganjar-Mahfud," kata Mujahid saat dihubungi melalui aplikasi pesan whatsapp, Kamis (2/11/2023).

Hasil Survei Capres Cawapres 2024 Terbaru Selama Oktober

Selama Oktober 2023, setidaknya ada 4 survei capres cawapres terbaru yang mengukur elektabilitas pasangan terkuat, jelang Pilpres 2024.

Ukuran terbaru di sini adalah survei yang dilakukan selama Oktober atau sebulan terakhir.

Mereka adalah LSI, Ipsos Public Affair, Indikator Politik Indonesia, Lembaga Survei Jakarta.

Sejumlah lembaga survei inilah yang mempublikasikan hasil surveinya mengenai elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) dalam sebulan terakhir sejumlah

Sorotan lembaga survei terutama egenai polemik majunya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres yang mendampingi capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Seperti apa elektabilitas Prabowo-Gibran saat ini dan bagaimana perbandingan surveinya dengan dua pasangan calon lainnya Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud?

Apakah Gibran yang kini terus disorot setelah putusan MK berpengaruh terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran?

Berikut 4 hasil survei capres cawapres terbaru mengenai elektabilitas siapa yang terkuat sebagaimana dirangkum Tribunnews.com, Selasa (31/10/2023) :

Survei LSJ (Lembaga Survei Jakarta)

Hasil survei LSJ menjelang Pemilu 2024, sejauh ini terlihat bahwa pasangan Prabowo-Gibran, memimpin dengan elektabilitas 40,2 persen.

Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud memiliki elektabilitas sebesar 34,5 persen, sedangkan Anies-Cak Imin memperoleh dukungan 19,3 persen. Sementara itu, sebanyak 6 persen responden masih ragu-ragu atau belum dapat menentukan pilihan (undecided).

Survei LSJ ini dilakukan pada periode 18-26 Oktober 2023 di 38 provinsi yang ada di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 1200 responden.

Adapun, metode survei diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertahap (Multistage Random Sampling) dengan Margin of Erro kurang lebih 2,83 persen dan pada tingkat kepercayaan (Level of Confidence) sebesar 95 persen.

Indikator Politik Indonesia

Survei Indikator Politik dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan soal gugatan batas usia capres-cawapres.

Survei tersebut dilakukan mulai 16 sampai 20 Oktober 2023.

Jumlah responden dalam survei tersebut sebanyak 2.567 orang. Metode yang dilakukan ialah dengan survei tatap muka.

Berdasarkan hasil survei itu, pasangan Prabowo-Gibran berada di puncak.

Mereka memiliki elektabilitas sebesar 36,1 persen.

Kemudian disusul oleh Ganjar-Mahfud MD dengan 33,7 persen dan Anies-Muhaimin di posisi ketiga dengan mendapatkan 23,7 persen.

Lembaga Survei Indonesia (LSI)

Survei LSI menunjukkan dukungan terhadap Prabowo Subianto akan meningkat apabila maju ke kontestasi Pilpres 2024 dengan menggandeng Gibran Rakabuming Raka.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, di kanal YouTube Lembaga Survei Indonesia bertajuk 'Sikap Publik terhadap Putusan MK dan Dampaknya terhadap Dukungan Politik dalam Pemilu 2024' disiarkan Minggu (22/10/2023).

"Ketika kita tanyakan secara umum dukungan masyarakat terhadap tiga nama calon presiden, seperti yang sudah saya sampaikan di depan, ada 35,8 persen mendukung Prabowo, 30,9 persen mendukung Ganjar, 19,3 persen mendukung Anies," kata Djayadi.

"Tapi kalau kita masukan jika Gibran mengajukan diri menjadi cawapres Prabowo, bagaimana dukungannya? Terlihat dukungan untuk Prabowo sedikit meningkat dari 35,8 persen menjadi 39,2, persen."

"Jadi ada peningkatan sekitar 3,4 persen, sementara untuk Ganjar ada penurunan sekitar 5 persen sementara itu Anies stabil," jelasnya.

Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan pada 16 sampai 18 Oktober 2023.

Ipsos Public Affair

Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan keputusan soal batas usia capres-cawapres, lembaga survei asal Prancis, Ipsos Public Affair, merilis hasil telesurvei soal elektabilitas capres-cawapres jelang Pilpres 2024.

Hasilnya ketiga bacapres dan bacawapres bersaing ketat dan hanya terpaut tipis satu sama lain.

Namun sedikit berbeda dengan dua survei sebelumnya, kali ini Ganjar-Mahfud lebih unggul dibandingkan dengan Prabowo-Gibran.

Anies Baswedan-Cak Imin berada di posisi ketiga dengan memperoleh persentase angka 28,91 persen.

Lalu disusul Prabowo-Gibran di posisi kedua dengan persentase angka 31,32 persen.

Sementara itu, posisi puncak dihuni oleh pasangan Ganjar-Mahfud MD dengan mencatatkan 31,98 persen

"Simulasi pertama hasilnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (28,91 persen), Ganjar Pranowo–Mahfud MD (31,98 persen) sedangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (31,32 persen)," kata pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, Sabtu (21/10/2023) seperti dilansir di artikel berjudul Hasil Survei Capres Cawapres 2024 Terbaru November: Elektabilitas di Jatim, Kesukaan Milineal Gen Z.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved