Mahasiswa IMM Blokade Pertigaan Jl AP Pettarani-Alauddin, Ini Tuntutannya

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Massa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Makassar, akhirnya membubarkan diri setelah lebih kurang dua jam berunjukrasa di pertigaan Jl AP Pettarani-Alauddin, Makassar, Jumat (27/10/2023) sore.

Mereka membubarkan diri setelah membacakan poin-poin penting dari pernyataan sikap yang disuarakan.

Dalam pernyataan sikapnya, mereka menyoroti tindakan represif aparat kepolisian yang selama ini terjadi.

"Seperti di Pulau Rempang, Kanjuruhan, bentrok antar warga dengan pihak kepolisian, Inilah alasan kita turun ke jalan," kata Jenderal lapangan aksi, Nasruddin.

"Seharusnya pihak kepolisian adalah adalah tempat masyarakat berlindung dan diayomi," sambungnya.

Ia mencontohkan penggunaan tembakan gas air mata saat membubarkan aksi unjuk rasa.

Menurut Nasrudin, cara itu adalah bagian dari tindakan represif terhadap kebebasan berpendapat.

"Kita mengecam tindakan represif aparat kepolisian. Bukan hanya gas air mata yang ditembakkan," ucap Nasruddin.

"Tapi sampai pada kericuhan sampai terjadi penembakan terhadap masyarakat sipil," bebernya.

Ia mencontohkan kasus yang dialami kader IMM di Kendari beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kasus penembakan itu tidak menemui titik terang hingga kini.

"Beberapa tahun lalu, juga ada beberapa kader IMM di Kendari juga ditembak dan sampai saat ini kasusnya tertutup. Maka itu kita kecam juga bahwa jika tidak dievaluasi betul-betul maka pihak kepolisian tidak menjalankan tugasnya dengan baik," jelasnya.

Untuk itu, pihaknya meminta agar kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dievaluasi.

"Sudah seharusnya kinerja Kapolri saat ini dievaluasi," pintanya.

Polisi Alihkan Arus kendaraan