Sopir Angkot Makassar Tersaingi Kehadiran Bus Trans Maminasata, Bikin Susah Dapat Penumpang

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sejumlah sopir Angkutan Kota (Angkot) atau pete-pete mengeluhkan hadirnya Teman Bus Trans Maminasata di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Mereka merasa tersaingi dengan kehadiran Bus Trans Maminasata. 

Pasalnya, makin ke sini mereka susah mendapatkan penumpang.

Diketahui, Bus Trans Maminasata dianggap mengurangi pendapatan para sopir yang beroperasi 14 November 2021 lalu.

Geri (40), salah satu sopir pete-pete mengungkapkan alasan masyarakat lebih memilih Bus Trans Maminasata.

Menurutnya, masyarakat lebih menyukai Bus Trans Maminasata karena tarif murah dan memiliki Air Conditioner (AC).

Baca juga: Pedagang Pakaian Pasar Hartaco Makassar Ngeluh Sepi Pelanggan: Kadang 2 Hari Baru Ada Pembeli

Ia mengaku, tak sanggup jika harus menyamakan Bus milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini dengan angkutan pete-pete miliknya.

“Kami pakai bensin (pertalite) sedangkan mereka solar wajar kami mahal,” Kata Geri saat diwawancarai di Jalan Cendrawasih, Mamajang, Kota Makassar, Rabu (25/10/2023).

Sekali jalan, sopir pete-pete memasang tarif Rp8 ribu sekali jalan.

Berbeda dengan Bus Trans Maminasata seharga Rp4.600, lebih murah lima puluh persen.

Dengan tarif lebih mahal dari Bus Trans Maminasata, pendapatan Geri menurun.

Geri menuturkan jika sebelumnya ia mampu menghasilkan Rp200-300 ribu perhari berbeda sejak masyarakat lebih memilih menggunakan Bus Trans Maminasata.

“Sekarang kasian tinggal Rp100-150 ribu mami, beda sekali,” ungkapnya.

“Beda dengan dulu bagus, sekarang adami mesin baru (Bus Trans Maminasata),” lanjutnya.

Ia berharap, pihak terkait mampu mengatur jalur Trans Mamminasata agar tidak mengganggu rute angkutan umum pete-pete.

"Kami juga berharap tarif antara pete-pete tolong lebih diperhatikan, kalau bisa ada subsidi," ungkapnya.

Sebagai informasi, Teman Bus Trans Maminasata merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) yang diresmikan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.(*)