Cerita Andi Aswan, Petani Millenial Bone Sukses Kembangkan Tanaman Hias
pemuda Desa asal Tanete, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Andi Aswan (25 tahun) telah merasakan manfaat intervensi program YESS Kementan.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengakselerasi berbagai program.
Program ini menstimulasi generasi muda Indonesia untuk terjun dan berusaha di sektor pertanian.
Salah satu program unggulan yang diluncurkan BPPSDMP Kementan, adalah Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS).
Melalui program YESS, BPPSDMP telah melakukan berbagai pendampingan dan fasilitasi bahkan permodalan guna tercapainya upaya regenerasi petani milenial.
Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menyebut YESS bertujuan mewujudkan regenerasi pertanian.
Kemudian meningkatkankompetensi SDM dari pedesaan, serta meningkatnya jumlah wirausaha muda di bidang pertanian.
“Program YESS sangat mendukung pengembangan SDM pertanian, dengan memberdayakan para pemuda tani untuk memanfaatkan sumberdaya alam pertanian di pedesaan, secara optimal, profesional, menguntungkan dan berkelanjutan," kat Dedi Nursyamsi, Sabtu (21/10/2023)
Dedi menambahkan, YESS merupakan implementasi dari kesungguhan Kementan dalam regenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial dari sektor pertanian.
Salah satu pemuda Desa asal Tanete, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Andi Aswan (25 tahun) telah merasakan manfaat intervensi program YESS Kementan.
Pemuda yang menyukai tanaman hias tersebut memanfaatkan hobinya menjadi lahan bisnis.
Bahkan usahanya tersebut telah ia lakukan mulai duduk di bangku kuliah.
“Sejak kuliah saya suka Jualan tanaman hias di kampus dan sekolah. Saya tidak malu, bahkan selalu bersemangat sebab dengan usaha kecil tersebut, bisa menghasilkan rupiah” jelas Aswan.
Andi Aswan bercerita awal mula ia bisnis tanaman hias.
Omset awal Andi Aswan hanya 500 ribu perbulan.
Tanaman hiasnya dipasarkan hanya di sekitar Kabupaten Bone saja.
Namun setelah mengikuti program yess dalam bentuk pendampingan, pelatihan dan permodalan, usahanya makin berkembang hingga menghasilkan omzet 80 juta pertahun.
Produk tanaman hiasnya pun sudah dipasarkan ke berbagai daerah.
“Program YESS Sangat mempengaruhi usaha saya, omzet sebelum menerima bantuan YESS hanya Rp.500.000 per bulan dan itupun pemasaran hanya di sekitar desa atau di kota Watampone," kata Aswan.
"Alhamdulillah tahun 2021 setelah menerima bantuan dari YESS omset saya meningkat hingga Rp80.000.000/tahun dan pemasaran nya sudah secara nasional," sambungnya.
Ada lebih dari seratus jenis tanaman hias yang dibudidayakan saat ini di desa Tanete Kecamatan Cina Kabupaten Bone.
Harganya pun beragam, mulai dari puluhan ribu hingga puluhan juta per item.
Beberapa produk andalannya seperti Homalomena sp. Varigatac, Schismatoglottis sp. Varigata, Anthurium hybrid, Scindapsus variegata dan Monstera sp.
Adapun pemasarannya selain secara offline, juga dilakukan secara online dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang besar, Aswantelah memberdayakan pemuda sekitar dengan menginisiasi pembentukan Klaster tanaman hias.
Saat ini klasternya telah beranggotakan 10 orang dengan latar belakang yang berbeda.
Kedepannya ia memiliki target untuk memperluas lagi lahan usahanya agar dapat meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan pasar baik nasional bahkan internasional.
Sosok AKBP Risman Sani Pemimpin Baru BNNK, Ingin Bone Bebas Narkoba |
![]() |
---|
Kajari Bone Ahmad Jazuli Meninggal di Lampung |
![]() |
---|
Air Terjun Ladiako, Wisata Tersembunyi di Balik Bukit Bontocani Bone |
![]() |
---|
Antrean BBM Kian Mengular: Warga Bone Sulsel Resah Menanti Pertalite |
![]() |
---|
Setelah Tertunda, Hj Faidah Akhirnya Jabat Sekwan DPRD Bone |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.