Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Capres Prabowo Subianto

Bakal Capres Anies Baswedan Kian Tertinggal dari Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo

Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) menduduki peringkat pertama dengan dukungan sebesar 30,7 persen.

Editor: Edi Sumardi
DOK TIM MEDIA PRABOWO SUBIANTO
Menhan sekaligus bakal Capres RI, Prabowo Subianto. Prabowo selalu unggul dalam sejumlah hasil survei. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dalam simulasi top of mind untuk pemilihan presiden, Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) menduduki peringkat pertama dengan dukungan sebesar 30,7 persen.

Bacapres dari koalisi poros PDIP, Ganjar Pranowo, menempati posisi kedua dengan dukungan sebesar 27,9 persen.

Sementara itu, bacapres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, berada di urutan ketiga dengan dukungan sebesar 16,9 persen.

Hasil ini didasarkan pada survei nasional yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia pada tanggal 2-10 Oktober 2023.

Menurut Peneliti Utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi, meskipun Prabowo Subianto unggul dalam simulasi ini, selisih antara Prabowo dan Ganjar berada dalam margin of error.

Selain itu, dalam tren top of mind pilihan presiden, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan mengalami peningkatan elektabilitas yang cenderung meningkat.

Baca juga: Survei LSI: Prabowo - Erick Thohir Kalahkan Ganjar - Mahfud MD dan Anies - Cak Imin, Selisih Jauh

Ganjar Pranowo mengalami peningkatan dari 24,9 persen pada bulan Juli 2023 menjadi 27,9 persen pada bulan Oktober 2023.

Sementara itu, Prabowo Subianto mengalami kenaikan yang signifikan, naik dari 22,8 persen pada Juli 2023 menjadi 30,7 persen pada Oktober 2023.

Anies  Baswedan juga mengalami kenaikan, naik dari 15,4 persen pada bulan Agustus 2023 menjadi 16,9 persen pada bulan Oktober 2023.

Survei ini melibatkan seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu mereka yang berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.

Inilah Sosok-sosok Berupaya Menjegal Prabowo Subianto Agar Tak Jadi Capres Lagi di Pilpres 2024

Sampel responden diambil dengan menggunakan metode multistage random sampling, melibatkan 1.200 orang dari seluruh provinsi yang didistribusikan secara proporsional.

Margin of error dalam survei ini sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Belum daftar

Kendati survei elektabilitas Prabowo Subianto terus naik, namun hingga hari pertama pendaftaran bakal Capres dan Cawapres, dia belum mendaftar.

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai ada tiga penyebab Prabowo Subianto belum mengungkapkan pasangannya di Pemilu 2024.

Baca juga: Isi 2 Surat Dikirim Prabowo Subianto ke Presiden Jokowi Ayah Gibran Rakabuming

"Kemungkinan pertama, bisa jadi situasi internal cukup pelik pascaputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan kepala daerah (jadi capres-cawapres di usia belum 40 tahun), ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

Arya mengatakan, respons publik yang tidak positif terhadap putusan tersebut membuat internal partai pendukung Prabowo masih belum memutuskan Cawapres.

Menurutnya, Partai Gerindra masih ingin mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.

Kemudian PAN masih mendorong Erick Thohir.

Sedangkan Partai Golkar menyodorkan Airlangga Hartarto.

"Kedua, anggota koalisi belum konklusif untuk memutuskan siapa yang akan ditetapkan sebagai cawapres," ujar Arya.

Dia menilai, partai pengusung Prabowo memiliki kekuatan relatif merata. Ini membuat setiap partai ingin mengusung calon masing-masing sehingga belum terbentuk kesepakatan.

Alasan ketiga, kata Arya, partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) masih menghitung elektabilitas para tokoh yang akan disandingkan dengan Prabowo.

Jika rendah, bisa diganti.

Arya menduga, koalisi Prabowo masih menunggu kepulangan Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Erick Thohir yang sedang berkunjung ke China dan Arab Saudi.

Kunjungan tersebut untuk menghadiri Belt and Road Forum for International Cooperation ke-3 di Beijing dan KTT pertama ASEAN Gulf Cooperation Countries (GCC) di Riyadh.

"Kenapa menunggu? Karena Pak Zulhas ketua umum dan anggota koalisi, Pak Erick salah satu calon yang digadang, dan Pak Jokowi juga berpengaruh dalam koalisi itu," jelasnya.

Arya menilai keputusan Prabowo belum mengumumkan cawapres tidak akan berdampak di Pemilu 2024.

Sebaliknya, koalisi pengusung Prabowo justru memiliki keputusan lebih kuat.

Terpisah, pengamat politik yang juga founder lembaga Gogo Bangun Negeri (GBN) Emrus Sihombing mengatakan, pasangan capres-cawapres memang bisa mendaftarkan diri ke KPU pada awal atau akhir jadwal pendaftaran.

Namun, kondisi Prabowo yang belum mengumumkan pasangannya dan belum mendaftar ke KPU berisiko bagi persepsi dirinya di mata publik.

"Paslon yang mendaftar langsung pada hari pertama menunjukkan kesiapan, ada kesepakatan, dan kompromi politik antarpartai pengusung dan kelompok kepentingan," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

Menurutnya, publik tentu akan berpersepsi positif terhadap pasangan capres-cawapres yang sudah mendaftarkan diri pada hari pertama daripada pasangan yang belum sepakat.

Publik menilai pasangan yang mendaftarkan diri lebih awal menunjukkan inisiatif, kesiapan, punya perencanaan teratur, dan ada kesepakatan antarpartai pengusung.

Sebaliknya, pasangan yang mendaftarkan diri ke KPU pada hari kedua atau bahkan hari terakhir akan dianggap publik belum siap dari segi administrasi maupun belum memiliki kesepakatan di antara partai politik.

"Saya menyarankan agar secepatnya diambil keputusan itu sehingga ketiga pasangan mendaftar pada hari pertama. Putuskanlah, berkompromilah, jangan terlalu memaksakan kehendak," ujar Emrus.

Dia mengungkapkan, potensi persepsi buruk dari publik kepada pasangan yang belum mendaftarkan diri bisa memengaruhi elektabilitas pada Pemilu 2024.

Namun, ada hal-hal lain yang akan memengaruhi keterpilihan mereka. Contohnya, memiliki program yang bagus atau sosok yang ditawarkan berkualitas.

"Kalau boleh tiga-tiganya langsung daftar pada hari pertama, menunjukkan mereka serius dan siap. Persepsi publik akan beda kalau ada pasangan mendaftar pada hari terakhir," ujar Emrus.(tribunnews.com/kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved