Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Caleg Balik Kampus

Ni'matullah Paparkan Pekerjaan DPR Hanya Rapat, Pendapat Mahasiswa Unhas Beda

Sontak saat disuruh memaparkan gagasan, Ni'matullah turun dari panggung menghampiri mahasiswa yang ada dan bertanya, apa pekerjaan dari DPR?.

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com/Renaldi
Wakil ketua DPRD Sulsel Ni'matullah saat menjelaskan pekerjaan DPR yanh sebenarnya di acara Caleg Balik Kampus di Gedung LPPM Unhas, Kamis (12/10/23). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) Ni'matullah mengungkap pekerjaan DPRD yang sebenarnya.

Ia mengaku jika pekerjaan utama dari legislatif adalah rapat.

Hal itu di ungkap Ulla dalam acara Caleg Balik Kampus di Gedung LPPM Unhas, Kamis (12/10/23).

Sontak saat disuruh memaparkan gagasan, Ni'matullah turun dari panggung menghampiri mahasiswa yang ada dan bertanya, apa pekerjaan dari DPR?.

Salah seorang mahasiswa nyeletuk dengan berkata, mengawal suara rakyat.

"Mewakili suara rakyat pak," ujar salah satu mahasiswa

Ni'matullah berkata kepada mahasiswa Unhas agar jangan selalu menggunakan bahasa retoris jika hanya ditanya apa pekerjaan dari DPR.

"Kalau mewakili suara masyarakat ini khas mahasiswa sangat retoris penuh dengan istilah, ini yang membuat kampus makin mandeg karena mahasiswa kita selalu menggunakan bahasa slogan, bahasa spanduk," katanya.

Pria yang akrab disapa Ulla ini mengaku, pekerjaan dari legislatif hanyalah rapat.

"Pekerjaan utama anggota DPR adalah rapat, ada fungsi DPR sebagai lembaga yaitu bajeting dan pengawasan," ujarnya.

Lanjut Ulla, pembuatan anggaran dan penyusunan aturan dilakukan melalui rapat.

"Jadi pembuatan anggaran dan bajeting itu dilakukan melalui rapat, penyusunan aturan kalau di pusat namanya UU kalau di provinsi atau daerah namanya perda," ujarnya.

"Itu semua dilakukan melalui rapat, dua fungsi utama fungsi DPR itu melalui rapat yaitu fungsi legislasi dan fungsi bajeting," tambah Ulla.

Ketua DPW Demokrat Sulsel ini menjelaskan, perbedaan rapat du DPR dan di warkop sangat jauh berbeda.

"Bedanya rapat di DPR dengan di Warkop, kalau di warkop kita bisa bicara keseluruhan, tapi kalau di DPR kita berbicara untuk mengambil keputusan," jelasnya.

Olehnya, dia perpesanan, jangan memilih calon legislatif ketika ia tak tau berbicara, karena orang tersebut tak akan dapat menyampaikan suara dari masyarakat.

"Makanya pilih jangan pilih orang yang tidak tau bicara," kata dia. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved