Hasil Penelitian Balitbangda Makassar: Penderita Tuberkulosis Meningkat dari Tahun ke Tahun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penyakit tuberkulosis atau TBC/ TB masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan menimbulkan masalah kompleks bagi masyarakat.

Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia.

Data 2020, 67 persen kasus TBC terjadi pada usia produktif, dan 9 persen TBC melanda anak-anak.

Kasus TBC pun menjadi perhatian, termasuk di Kota Makasar.

Atas dasar inilah, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Makassar meneliti terkait Model Pengambilan Kebijakan Kasus Epidemi Penyakit TBC Berbasis Urscape Ditinjau dari Pengembangan Aspek Sosial di Makassar.

Penelitian ini memasuki tahapan seminar akhir yang diadakan di Hotel Novotel Makassar, Kamis (12/10/2023).

Hadir Tim Peneliti Balitbangda yakni Mimi Arifin, Isfa Sastrawati, Sri Wahyuni, dan Ady Wahyudi Paundu. 

Mimi Arifin mengatakan, penelitian bertujuan untuk memetakan pola perkembangan kasus penyakit TB di Makassar.

Juga mengidentifikasi keterkaitan karakteristik sosial masyarakat perkotaan dengan pengembangan kasus TB di Makassar.

"Serta merumuskan model pengambilan kebijakan dalam penanganan kasus penyakit TB spasial," kata dia.

"Secara substansi, ruang lingkup penelitian dibatasi dengan perkembangan kasus penyakit menular TB dengan menggunakan aplikasi ur-scap," jelasnya.

Dari hasil penelitian, dari tahun 2020 hingga 2022, penderita TB di Makassar meningkat.

Pada 2020 penderita TB sebanyak 2.462 jiwa, lalu pada 2021 jumlahnya naik menjadi 2.508 jiwa.

"Mengalami peningkatan pesat di 2022 sebanyak 2.950 jiwa," kata Mimi Arifin.

"Dari 15 kecamatan, Tallo dan Tamalate memiliki angka TB tertinggi," jelasnya.