Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TikTokers Dianiaya Anak Anggota DPR

Kekejaman Anak Anggota DPR, TikTokers Janda Anak 1 Dihantam Botol dan Dilindas Hingga Tewas

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Dini Asera Afrianti alias DSA (29) ada sikap berbeda yang ditunjukan.

Editor: Alfian
tribuntrends.com
Anak anggota DPR RI Gregorius Ronald Tannur bersama Dini Sera Afrianti seorang TikTokers janda beranak satu. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah kekejaman Gregorius Ronald Tannur alias GRT (31), anak anggota DPR RI pelaku penganiayaan TikTokers janda beranak 1 Dini Sera Afrianti (29) yang berakhir dengan kematian.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Dini Sera Afrianti alias DSA (29) ada sikap berbeda yang ditunjukan.

Dini Asera Afrianti sempat menghubungi keluarganya dan menyampaikan satu permintaan.

Hal ini diungkap pihak keluarga Dini Sera Afrianti dan disampaikan sekitar 2 bulan lalu sebelum nasib tragis menimpahnya.

Diketahui Dini Sera Afrianti merupakan seorang TikTokers berstatus janda asal Kampung Gunungguruh, RT 12/4 Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

Baca juga: Viral TikTokers Janda Beranak 1 Tewas Dianiaya Anak Anggota DPR, Ada Tanda Bekas Lindasan Ban Mobil

Dini Sera Afrianti ditemukan meninggal dunia pada Rabu (4/10/2023).

Penyebab kematian Dini Sera Afrianti lantaran dianiaya pacarnya sendiri, Gregorius Ronald Tannur.

Lokasi penganiayaan yang dilakukan Gregorius Ronald Tannur kepada Dini Asera Afrianti di sebuah klub malam.

GRT merupakan anak anggota DPR RI Edward Tannur.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pasma Royce, Dini sempat dianiaya oleh GRT.

 Pada rekaman CCTV di lokasi, GRT tampak menendang kaki korban hingga terjatuh dalam posisi duduk.

"Kemudian setelah duduk, GRT melakukan pemukulan kepala korban sebanyak dua kali dengan menggunakan botol minuman tequila," kata Kombes Pasma.

Tak hanya itu, Dini juga sempat dilindas oleh mobil yang dikendarai oleh GRT.

"Korban terlindas sebagian tubuhnya dan terseret sejauh 5 meter," kata dia lagi.

Dini kemudian dibawa ke apartemen dengan cara dimasukkan ke dalam bagasi mobil.

Saat dibawa ke rumah sakit sekitar, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

Setelah diotopsi, jenazah Dini kemudian dibawa ke kampung halamannya di Sukabumi.

Jenazahnya tiba sekitar pukul 04.00 WIB, Jumat (6/10/2023).

Dilansir dari Tribun Priangan, jenazah Dini dimakamkan di TPU Babakan dengan diantar keluarga dan kerabatnya.

Ketua RT sekitar, Saepudin (63) mengungkap permintaan terakhir Dini kepada keluarga.

Keinginannya itu disampaikan oleh Dini dua bulan sebelum meninggal dunia.

Menurut Saepudin, korban selama ini jarang sekali terlihat di rumah orangtuanya.

Dini memilih tinggal jauh dari keluarganya, yakni di Surabaya.

Ia mengatakan, Dini sudah bertahun-tahun tak pulang ke Sukabumi.

Namun tiba-tiba dua bulan lalu, Dini menghubungi keluarganya.

Dalam komunikasinya itu, Dini mengaku ingin pulang ke Sukabumi.

"Katanya ingin pulang ke Sukabumi, ternyata sekarang pulang dalam keadaan meninggal," kata Saepudin.

Ia juga mengatakan kalau Dini meninggalkan seorang anak yang duduk di bangku kelas 5 SD.

"Punya anak satu, umurnya 12 tahun dan sekolah di sini," ungkap dia lagi.

Ia pun menambahkan, Dini yang berstatus janda itu sudah lama meninggalkan anaknya.

Dini meninggalkan anak dan orangtuanya di Sukabumi sejak anak itu balita.

"Selama 12 tahun gak ada kabar," kata dia.

Menurutnya, Dini baru berkomunikasi lagi dengan orangtuanya dua bulan ini.

"Ada kabar itu dua bulanan ke belakang," jelasnya.

Saat itu, Dini juga mengaku merindukan keluarganya.

"Ia menyebut kangen kepada orangtuanya, sebelum kejadian ini," pungkas Saepudin.

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved