Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Buya Arrazy Hasyim Hadiri Maulid Akbar FKCA Bersama Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriya

Buya Arrazy sudah 14 hari berada di Sulsel. Dia melakukan safari dakwah dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya.

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Buya Arrazy Hasyim (memegang mic) saat berceramah didepan santri di Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriya, Kamis (5/10/23) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Maulid akbar yang digelar oleh Forum Kajian Cinta Al Quran (FKCA) bersama Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriyah menghadirkan ulama kondang Indonesia Buya Arrazy Hasyim.

Buya Arrazy sudah 14 hari berada di Sulsel. Dia melakukan safari dakwah dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya.

Persinggahan terakhir mereka sebelum meninggalkan Sulsel adalah di Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhriyah Kota Makassar.

Adapun tema dalam maulid Akbar tersebut ialah 'meneladani akhlak Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam melalui pendidikan tasawuf di era digital'.

Pimpinan Pon-Pes Multidimensi Al-Fakhriyah, Muammar Bakry mengatakan, kehadiran dari Buya Arrazy pada hari ini adalah untuk meyakinkan dan memenangkan hati para undangan bahwa Nabi yang dimiliki ummat muslim bukanlah orang biasa.

"Karena sekarang banyak yang membiasa-biasakan nabi sama dengan manusia yang lain dan ajaran al quran itu tentu sudah berbeda," katanya, Kamis (5/10/23) siang.

Dirinya sedikit bercerita, jika saja Nabi Muhammad SAW ketika lahir terdapat cahaya yang sangat terang dan cahaya tersebut terlihat hingga ke Negeri Syam.

"Negeri syam itu dari Jakarta dengan Makassar, jadi lahirnya di Makassar kelihatan cahayanya di Jakarta," ungkapnya.

"Tidak ada manusia seperti itu, itu artinya luar biasa Nabi kita Muhammad ," ujarnya.

Sementara itu, Buya Arrazy mengatakan, era digital adah waktu, dan waktu tersebut adalah Allah itu sendiri.

"Wahai hambaku janganlah engkau menyesali mencaci waktu, karena akulah hakikat waktu itu," katanya.

"Era digital artinya waktu masa digital, mungkinkah waktu atau masa digital ini datang begitu saja kalau sang waktu tidak menggerakkannya," tambah Buya Arrazy.

Olehnya, umat muslim, lanjut Buya Arrazy, sebagai seorang muslim patutu kita tak takut terhadap waktu.

"Yang bertajalli di waktu duha, tajalli itu Allah mengenalkan dirinya, maka Allah menciptakan wasilah," ungkapnya.

Sebab, Kata Buya Arrazy, hanya hamba Allah yang mampu menerima samg waktu.

"Dan yang mampu menerima wadah sang waktu itu hanyalah sang hamba yang juga terkoneksi dengan sang waktu,"jelasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved