Makam di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Kisah di Balik Munculnya Ratusan Makam Kuno dan Kuburan Anggota PKI di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah danau buatan yang berada sekitar 6 kilometer di selatan pusat perkotaan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
TRIBUN-TIMUR.COM - Ada kisah di balik munculnya ratusan makam kuno dan kuburan orang-orang PKI di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri.
Diketahui, baru-baru ini viral di media sosial makam kuno dan kuburan orang-orang PKI muncul dari di Waduk Gajah Mungkur, di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Makam kuno dan kuburan orang-orang PKI muncul atau tampak akibat surutnya air WGM di musim kemarau.
Lantas mengapa ada makam kuno dan kuburan anggota PKI di Waduk Gajah Mungkur?
Berikut kisah di balik munculnya ratusan makam di Waduk Gajah Mungkur!
Dilansir dari Kompas.com, Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah danau buatan yang berada sekitar 6 kilometer di selatan pusat perkotaan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Waduk ini dibuat dengan cara membendung sungai terpanjang di Pulau Jawa, yaitu Sungai Bengawan Solo.
Selain itu, Waduk Gajah Mungkur juga merupakan waduk terakhir yang dibangun sendiri oleh Kementerian Pekerjaan Umum tanpa melibatkan kontraktor.
Waduk ini diberi nama Gajah Mungkur karena lokasinya yang tidak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur di bagian sisi barat waduk.
Tidak hanya memiliki cerita sejarah menarik, di Waduk Gajah Mungkur ini juga terdapat sebuah makam kuno yang cukup kontroversial.
Sejarah pembangunan Waduk Gajah Mungkur
Ide pembangunan waduk ini sudah disampaikan sejak tahun 1941 oleh Kepala Pekerjaan Umum Mangkunegaran di Surakarta, yaitu Ir R.M. Sarsito Mangunkusumo.
Akan tetapi, pelaksanaan pembangunan waduk tidak bisa langsung dilaksanakan karena kondisi pada saat itu yang belum mendukung.
Hingga pertengahan tahun 1970-an, Sungai Bengawan Solo sering meluap saat musim hujan tiba yang menyebabkan banjir sekitar 93.600 hektar.
Namun, pada musim kemarau, debit air di Bengawan Solo tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar.
Lima tahun berselang, pada 1975, Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau disingkat JICA mulai meneliti kelayakan pembangunan waduk di sekitaran Bengawan Solo.
JICA adalah lembaga yang didirikan pemerintah Jepang untuk membantu proses pembangunan negara-negara berkembang.
JICA kemudian menunjuk Nippon Koei untuk merancang pembangunan waduk ini.
Setelah itu, proses pembangunan waduk dikerjakan sendiri oleh Kementerian Pekerjaan Umum mulai tahun 1976 melalui Proyek Bengawan Solo (PBS).
Selain pembangunan waduk, dikerjakan pula pembangunan saluran listrik udara dari Wonogiri hingga Wuryantoro dan pemindahan kabel telepon sepanjang 44 kilometer.
Mengerahkan lebih dari 2.000 pekerja, termasuk ahli dari Jepang
Pembangunan Waduk Gajah Mungkur melibatkan cukup banyak pekerja, yakni sekitar 2.800 orang termasuk 35 ahli dari Jepang sebagai penasihat.
Dengan jumlah pekerja sebanyak itu, anggaran pembangunan waduk ini juga terbilang besar, yakni mencapai Rp 55 miliar, di antaranya Rp 34 miliar dari APBN dan sisanya merupakan bantuan dari pemerintah Jepang.
Pengeluaran terbesar adalah untuk memindahkan 13.000 KK dan pembebasan lahan.
Secara teknis, Waduk Gajah Mungkur diperkirakan dapat bertahan hingga usia 100 tahun, dengan catatan endapan lumpur yang masuk setiap tahun tidak lebih dari 1,5 juta meter kubik.
Tidak hanya untuk mencegah banjir, Waduk Gajah Mungkur ini juga menjadi sumber irigasi dan tenaga listrik.
Setelah proses pembangunan selesai, Waduk Gajah Mungkur diresmikan pada 1981.
Air Surut, Ratusan Makam Muncul
Dilansir dari Kompas.com, sebelum ditenggelamkan untuk pembangunan WGM pada tahun 1976, di lokasi yang tak jauh dari tempat pendaratan ikan (TPI) Ngebel, Kelurahan Wuryantoro terdapat ribuan makam warga Kecamatan Wuryantoro sejak abad 19.
Bahkan di kompleks makam tersebut, terdapat 13 makam orang PKI yang mati ditembak oleh petugas setelah tragedi G30 S PKI pada tahun 1965.
Tak hanya makam, banyak warga yang bermukim dan mendirikan rumah sebelum pindah transmigrasi ke luar Jawa lantaran ditenggelamkan untuk pembangunan WGM.
Pantauan Kompas.com di lokasi, nampak batu kijing dengan posisi berserakan.
Bahkan kebanyakan sudah sudah rusak atau hancur akibat terkikis air.
Kendati demikian masih ditemui sejumlah kijing yang berada di tempatnya.
Kijing-kijing itu rata-rata didominasi warna putih seperti bebatuan.
Namun banyak kijing yang sulit terbaca nama jenazah dan tahun meninggalnya.
Beberapa warga yang ditemui Kompas.com, Sabtu (30/9/2023) bercerita bila musim kemarau panjang tiba, genangan air WGM di Desa Kenteng, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri surut.
Selain muncul makam kuno, surutnya air WGM menjadikan lahan dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam.
“Itu kuburan lama (kuno) untuk masyarakat Kecamatan Wuryantoro dan sekitarnya," kata Sunyoto (71), warga Desa Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro.
"Dan sebelahnya untuk menguburkan jenazah anggota PKI yang ditembak petugas. Jumlahnya sekitar 13 orang,” ujarnya.
Menurut Sunyoto, jumlah kuburan yang ditenggelamkan mencapai ribuan.
Namun saat ditenggelamkan hanya sebagian ahli waris yang memindahkan jenazah atau kerangka ke makam lain.
Sementara warga lain yang ikut transmigrasi ke Jambi harus mengikhlaskan makam keluarganya ditenggelamkan tanpa ada kompensasi apapun dari pemerintah.
Sunyoto menjelaskan, tak jauh di lokasi pemakaman terdapat dua desa yang dimukimi ribuan warga juga ikut ditenggelamkan.
Untuk diketahui, pembangunan bendungan yang menenggelamkan 45 desa di enam kecamatan dan merelokasi sekitar 41.000 warga Wonogiri ke berbagai daerah dan pulau di Indonesia itu diresmikan pada 1981.
Sunyoto menambahkan lokasi kuburan itu sudah digunakan sebelum era kemerdekaan RI.
Banyak warga yang memakamkan jenazah di kuburan itu hingga jumlahnya mencapai ribuan.
Biasanya saat musim kemarau tiba, kata Sunyoto, banyak warga memanfaatkan lahan yang muncul lantaran air WGM surut untuk menanam tanaman mulai padi hingga komoditas pertanian lainnya.
Namun bila tak beruntung, saat air pasang warga tak bisa lagi memanen hasil pertanian yang sudah terlanjur di area genangan WGM.
Senada dengan Sunyoto, Suharto warga setempat mengatakan kuburan itu akan terlihat manakala musim kemarau tiba.
Bahkan kuburan itu akan terlihat hingga bulan Januari ketika musim penghujan tiba.
“Biasanya kuburan akan terlihat sampai Januari hingga musim hujan tenggelamkan lagi,” kata Suharto.
(Kompas.com/ Verelladevanka Adryamarthanino/ Muhlis Al Alawi)
VIRAL Ratusan Makam Kuno dan Kuburan Anggota PKI Muncul dari Waduk Gajah Mungkur, Cek Fakta-faktanya |
![]() |
---|
Kisah 13 Makam Anggota PKI di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Ditembak Petugas usai Tragedi G30 S PKI |
![]() |
---|
VIRAL Air Surut, Ratusan Makam Kuno dan Kuburan Anggota PKI Muncul dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri |
![]() |
---|
VIRAL Video Ratusan Makam Kuno dan Kuburan Anggota PKI Muncul dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.